Permen Kalajengking dan Kripik Ulat di Museum Volkenkunde

Leiden, Rabu 14 Maret 2007

Pulang sekolah, Vikra Vinda sama ibu lihat pameran Eiten/eat di museum Volkenkunde/sethnography di dekat stasiun Leiden. Kalau hari Rabu gratis, tapi hari lain
bayar 7,30 dan anak-anak sekitar 4.00. Untuk ke pameran eiten bayar 1 euro saja. Raisa ditelp untuk gabung, dan Sheila anak Helmi juga gabung.

Di pameran Eiten ini dipamerkan segala sejarah makanan misalnya rambutan dijelaskan disitu aslinya dari Malaysia dan banyak dijual di toko-toko Indonesia di Belanda (vikra protes, kok Malaysia?), ada madame sonet cabe kuning yang pedas sekali, ada kol ungu dan
zout ardaple (kentang manis/ubi merah) yang dibawa oleh colombus, dll. Ada juga sayuran yang bentuknya berlapis-lapis untuk soep dan jadi prinsip politik orang Italy kalau mengalahkan musuh, tumpas satu demi satu.

Bumbu-bumbu juga lengkap dari berbagai negara, ditaruh dalam toples rapi dan discan dengan penjelasan lengkap, ada ketumbar,jinten, dll, ada juga sarang burung walet. Alat masak juga unik-unik, ada dandang dan kukusan, ada cobek, ada sothil dan parut..uniknya fungsi yang sama tapi dari negara-negara lain macam pedalaman afganistan dan lain-lain. Alat saji cantik-cantik dari Jepang, China Turkey dan kerajaan-kerajaan klasik dulu, termasuk berbagai alat untuk bikin kue macam carabikang, yang dari thailand dari tanah lengkap dengan tungku. Bentuk tungku juga unik-unik, buagus-buagus sekali. Wah ide untuk bikin dapur tradisional sekaligus galeri alat-alat masak tradisional udah keduluan deh..pokoknya ayah janji bawain pawon/tungku dari lamongan ya..

Yang unik, ada aneka makanan yang kita anggap menjijikkan tapi dianggap delicacy yang uenak oleh etnik lain. Ada spageti berbumbu ulat putih segede belatung, ada ulat yang dibikin chips rasa keju, ada suku makan belalang dan kalajengking, ada permen semut
atau permen dalamnya serangga macam kalajengking. Ada jangkrik dikeringin juga dijual.

Wah..kalau jangkrik dan belalang mah..ayah juga maem kan waktu kecil? sayang disitu nggak disebut ada kripik laron dan botok anak lebah ya..itu kan makanan khas di kampung
Baturetno juga. Belum lagi cerita om Ipung (Saiful Mujani, red) makan ulat kelapa yang katanya jadi makanan spesial. Mestinya pamerannya diulang tuh..

Habis itu Vikra Vinda lihat museum etnologi kewilayah wilayah termasuk Indonesia. Sayang yang bagian Indonesia lagi direnovasi. Di museum ini dulu menyimpang patung asli ken Dedes yang diselundupin sama Belanda dan oleh prof Koesnadi UGM almarhum (yang
baru wafat kecelakaan Garuda kemarin) bisa dipulangin oleh beliau jaman beliau menjadi Adikbud KBRI Belanda.

Vikra menikmati betul membaca dengan detail sejarah Islam di Timur Tengah dan sejarah Hindu dengan ajaran-ajarannya.Dia yang nerjemahin ke Ibunya dan tante Lies, pokoknya jadi guide judulnya. Vinda juga asik melihat-lihat, disitu ada tangan Fatimah khas asli Marocco, ada mushaf QurĂ¡n yang ditulis dengan tangan, ada perbandingan syiah dll. Di daerah new Guini juga ada seperangkat alat ritual segede rumah, dibawa dari New Guini dengan harga murah..padahal bagus sekali.

(yunich1@yahoo.com)

Tidak ada komentar: