Telinga Tuhan di Notre-Dame Paris

Paris, 22 April 2007
Tidak hanya orang Islam yang punya kepercayaan kalau kita haji dan memanggil orang-orang di Mekah, maka yang disebut akan datang. Persis! Tahun 2000 ibu pernah diundang sama KBRI Perancis untuk ngisi acara oleh komunitas Indonesia dan malamnya panel sama Gito Rollies untuk ngisi pengajian di KBRI Paris (Tulisan ini dibuat karena terpantik berita semalam Gito Rollies wafat).
Disela-sela waktu, ibu diajak keliling kota yang masuk 5 kota paling romantis sedunia ini. Oleh panitia, salah satunya ibu diajak ke Notre-dame, kathedral gothic yang pernah jadi setting buku cerita : Si Bongkok Dari Notredame karya Victor Hugo(waktu Vikra 5 tahun kita punya buku ini). Lalu didepan gereja itu ada kepercayaan kalau kita taruh foto dan memanggil orang-orang yang kita cintai untuk datang, pasti suatu kali terwujud. Ibu nggak mau rasional, langsung foto keluarga ibu taruh sambil punya keyakinan suatu saat pasti ayah, Vikra Vinda akan sampai sini. Dan tahun 2007...doa itu terkabul. Kami sekeluarga bisa ziarah kultural kenegeri Napoleon ini. Terimakasih Tuhan....Dikau ada dimanapun, dihalaman gerejapun, telingaMu lebar terpancang. Ibu menengadah sambil membiarkan musisi jalanan jazz latin itu berlaga, sesekali ekor mata ini melirik Vikra yang tubuh hingga giginya ikut ritmik berirama. (leiden, 29 Feb 07)

Menatap Monalisa di Louvre Paris

Paris, 13 April 2007

Karena kepastian cuti ayah tak kunjung pasti, sementara tiket ke Paris dengan kereta cepat Thalist sudah ditangan, terpaksa Viva dan Ibu berangkat duluan dan menjemput ayah keesokan harinya di Gare du Nord Paris. Kami menginap di rumah sobat baik om Alexandre Caeiro (orang portugis) dan tante Immanuelle (orang Perancis) dengan satu puteranya Ilyas. Mereka tinggal di Rue le Bruin 75013 Paris.
Agak seru juga ketemu ayah yang sudah 3 bulan berjauhan sendiri di Indonesia, sementara istri dan anak-anaknya di Belanda. Agak kurus..tapi segera hingar bingar si precil-precil berebut perhatian.

Ayah yang banyak kelililing di Timur tengah merasa exited dengan keunikan Eropa. Jadi sibuk menshooting sepanjang jalan. Kalau di tanya, asik mana yah? "semua kota punya keunikan masing-masing". Untung pagi itu museum Louvre tempat menyimpan lukisan karya Leonardo Davinci yang membuat penasaran dunia, tidak banyak antrian. Biasanya bisa puluhan atau ratusan meter. Tiket masuk 7,5 euro dan anak-anak dibawah 16 tahun gratis. Disitu sempat ketemu kawan lama, tokoh perempuan Indonesia.
Pintu masuk museum seperti pyramid kaca yang dikelilingi istana, fountain dan kolam indah. Koleksi Louvre sungguh kaya, sehingga setelah muter-muter dan kakak Vikra yang jadi guidenya rajin lihat peta, akhirnya baru ketemu koleksi lukisan karya dari Italy ini. Lukisan Monalisa terpampang disitu, digantung ditengah ruangan diatas dinding kaca dan dipagar tali agar pengunjung menjarak 1 meter. Vinda langsung komentar: "bu, kirain Vinda lukisan Monalisa besar". Ya..ternyata lukisannya kecil sekitar 60 X 40 cm. Kami berlama-lama disana sampai puas menikmati senyumnya yang memancing debat, apakah Monalisa riil manusia atau imaginasi Davinci. Ayah dengan mental jurnalisnya nekad menshooting sembunyi-sembunyi, padahal sudah jelas tertulis dilarang memfoto dan merekam dalam bentuk apapun. Dengan santainya ayah bilang: "Prinsip wartawan, apapun sebelum dilarang berarti boleh". Nah lo!!

Leiden, 29 feb 07

Yunich1@yahoo.com

Rumah Kami



Foto: 1.Akung tercinta H. Bardus Syafaat rajin nengok cucu di Sawangan
2. Sobat-sobat lagi ngumpul
3. Aqief, ponakan Solo lagi nengok mas Pika (Vikra) mbak Inda (Vinda)

Disinilah tempat segala rasa tumpah, tempat buku bertebaran, tempat khusyu berjamaah, tempat ayat Tuhan rutin dialunkan oleh suara bersahaja anak-anak, tempat genjrang-genjreng gitar dan suara PD penghuninya, tempat memejam mendengar lantunan piano klasik jari-jari lentik si gadis kecil, tempat mematung menonton kotak hidup dan ratusan lempeng CD/DVD an segala sodaranya..
Disinilah tempat singgah kerabat dan sobat, disinilah ..disinilah ada kehidupan!! Dari yang usil, yang tertawa ngakak, yang romantis habis, yang nguras airmata, yang damai berpeluk, yang bebas merdeka mengkritik, yang jorok, yang sok bersih, yang ceriwis, yang apa aja....
* Kalau mau lihat detail rumah, bisa dilihat di Majalah Interior "IDEA" yang 2 kali memuat Rumah Gg Jambu 55, untuk rubrik rumah antik dan beranda belakang

Vocal group Vinda: Super Vinda, Super Sibuk..


"Tanah Airku..Tidak kulupakan..Kan kukenang..Selama hidupku..."

Sabtu, 23 Februari, Vinda super sibuk lah. Sekolahnya, SD Muhammadiyah 12 Pamulang, nggelar lomba dan pentas kreasi antar TK se Kecamatan. Ya sekalian promosi sekolah, ceritanya.

Bayangin sibuknya si super Vinda. Dia harus tampil di tiga acara. Pagi, ikut marching band. Siangnya, dia tampil di paduan suara. Dan, ngeband.

Ruarr biasa..

Yang harus dibayangin, bukan saat dia tampil saja. Tapi juga hari-hari ketika dia harus latihan, tiap hari. Untuk tiga performance sekaligus. Hari-hari, seminggu terakhir, sulit betul ngatur jadwal. Antara latihan --yang tentu saja digelar selepas sekolah--, kursus piano (seminggu sekali), dan kursus bahasa Inggris (tiga kali seminggu).

Tapi, jangan hanya bayangin, sulitnya Vinda ngatur jadwal. Bayangin juga capeknya si Kakak, yang harus antar jemput dia. Nungguin, nganterin, hujan-hujan. Capek, masih diomelin juga.

"Ayah, Vinda gak bisa les EF (English First) ya. Ini latihan sampek sore. Yakk!..Yakk!?"

"Ayah, ini kakak kemana sih!! Ditelpon gak diangkat. Vinda sudah selesai nih...!"

Ini sekedar contoh..teriakan vinda di telepon.

Jadi, silakan dinikmati penampilan dia. Tapi juga bayangin ribet tetek-bengeknya..

Hehe...

Muchlis_ar@yahoo.com





Ayah dan Gadisnya.

Amstelveen, 23 Feb 07

Ini ibu tulis pas lagi nginep tempat tante Erry-om Marco di Amstelveen Amsterdam. Kemarin sore setelah ada diskusi di Vrij Universiteit dengan Sarah Van Walsum (lawyer dan advisor untuk kebijakan twee de kamer /parlemen Belanda ttg regulasi migran), habis itu janjian ke New King sama tante Deasy. Lalu nengok tante Erry yang lagi sakit plus janjian mau lihat furniture buat rumah baru tante Erry di Amstelveen juga. Ibu diminta bantuin design interior rumah barunya..he..he...pagi jam 7 (masih gelap) ibu udah bangun, ngetik chapter disertasi sambil bikin kopi (tamu mandiri pokoknya).

Sambil ngetik, sms mantan pacar: Yang, gipaian? apa acara hari ini? Mimpi asik, kita berdua pagi-pagi renang, trus maem bubur, trus jemput anak-anak plg sekolah trus datang ketempat teman rujakan ...miss that. Cun buat jagoan dan ci gadis.

Sms dari si doi: Pagi ampek siang di sekolah, nyuting si percil (bhs Jawa literally means little frog, biasa kita gunain untuk nyebut Vinda ci adek yang hobinya lompat-lompat gak mau diem, nama ini dikasih omacannya) yang ikut paduan suara, drumband, ngeband. Dia pegang keyboard. Habis Vinda dkk tampil, hujan dueress.

Sehari sebelumnya, cowok yang sama sms tentang (anak) gadisnya: Dia sibuk banget.Tiap hari latihan ini itu....Dia juga bilang, nilai ulangan dapat ...(ke ibunya sehari sebelumnya bilang bhs Inggris dapat ....). Dia siapa hayo? Siap-siap ditagih hadiah lagi...

Tapi ada sms susulan agak mengagetkan: Dik Budi dah lahiran cowok, om Nardi dirawat di Mitra Keluarga Bekasi. Jatuh di kamar mandi pingsan". Oh my god..om Nardi adalah suami bulik/tanteku tercinta adik ibu (almarhumah).

Padahal kemarin baru dapat kabar menyenangkan dari bapak, kalau Daris ama Wori (om Viva adik ibu) habis ngrayain ultah perkawinan mereka, ngundang anak yatim ke rumahnya di Gentan Baru Solo.

Spa dirumah: kamar mandi hemat energi

Horreee...akhirnya ibu (dan ayah) punya kamar mandi berdua juga. Karena tadinya kamar mandi ini sudah jadi istana ayah, sampai kita bilang bukan kamar mandi utama tapi kamar mandi ayah (aja!!) .he..he..karena kalau mandi ibu ngungsi kekamar mandi anak-anak. habis kamar mandi ini dulunya pakai keramik, biru dan gak nyaman blas (bawaan dari penghuni lama). Akhirnya setelah berantem (debat ide sama ayah), jadi juga konsep kamar mandi yang ada bath tub natural, pakai batu candi biar tidak perlu zat kimia untuk membersihkan, pakai jendela lebar (ini ide ayah yang kadang2 cerdas) biar flow udara dan cahaya baik. Intinya kami ingin bikin kamar mandi hemat energi lah...

Disain pernak-perniknya banyak ibu yang design (kalau ayah gak setuju, kadang ibu badung..diam-diam kolaborasi ama tukang..tapi pas udah jadi, ayah ngakui bagus juga..he..he...
Cermin mozaik atas itu dapat ide dari majalah de Clairie rumah ttg Maroko. Wastafel cukup dari pot 50 ribu saja...cerminnya tebak gambar apa? Itu siluet wajah/kepala kami berempat waktu foto di Venezia. Jadi sekarang kalau mau spa nggak usah ke salon..cukup dirumah sambil dengerin suara burung dari taman belakang, atau kodok di kolam depan dan belakang . Rumah kami diapit 2 kolam didepan dan belakang untuk AC alam dengan pintu lebar-lebar..dan memang sejuk dan terang. Ini terinspirasi dari masjid-masjid tua dulu (demak,Kudus,dll) salah satunya masjid tua Pabelan tercinta.

Omacan Kawin 6: Makanan/Food

This is the main dish "tumpang sari" made of white and yellow rice with Javanese steak/rendang, bergedel (frikandel), petato balado, shreded coconut (srundeng), egg slices.

This is soup for appetizer..the dssert is various: cendol, es buah or ice cream

This yummy daily food, oseng-oseng cabe ijo (fried green chilli)and bacem(sweet tempe).

This is the gift for guests...traditionally called berkat (rice and side dish wrapped with Jati leaf). But currently just a cake, since many people expect to look more (vague) modern. Sad :)!

Omacan Kawin 5: Behind the scene

Peladen sinoman : young neighbors become "waiters" to deliver the food to the guests. This is traditional Javanese party! the guest is like a king or queen and so respected; just sitting, enjoying entertaintment, eating and leaving (drink, snack, appetizer, main dish, and dissert), unlike standing party that the guests should serve themselves.

Pesta kampung, ratusan tetangga ikut sibuk membantu selama 3 hari, ada lek Men, lek Sidal, pakde Rustam, lek Tanto, dll

Baru nyadar, tetangga yang mbantu bikin grouping based on age,gender and class. Ini group mbah-mbak yg setia sibuk 3 hari, ada mbah Natun, Mbah Sutirah, mbah Suti...

Ini ada lek Warikem yang rela diketuk warungnya tengah malam walaupun cuma beli korek api, mbak Warni;pengasuh waktu kami-kami kecil dan ngabdi lama dikeluarga kami. Ada lek Sumini tetangga tukang jamu yang anaknya 9. Semua sibukk. Lalu yang tokoh-tokoh masyarakatnya jadi penerima tamu..sama capeknya! Uti dulu jadi penerima tamu terus, harus ke salon, sering beli kebaya dan sendal baru...Ibu yang kebagian mewiru kain! Hmm..She tried to be perfect !

Omacan Kawin 4: Pesta Kampung Gedawung

Halaman rumah jadi arena pesta! Everywhere is for the guest; home, yard, street! to accomodate 2000-2500 guests within 2 days party.
One day before the guest coming. Omacan(the groom) wanna have traditional party, so the "rumbia" tent/roof should rent from far away, Pacitan (east Java), 4 hours from home.


Semua serba tradisional....Hmm..kampungku tersayang...I was born here, like a lot this greenery and calm life, warm neighborhood, simple but full of spiritual and cultural richness.

Omacan Kawin 3: Resepsi di Mempelai Pria

Akung-Uti dengan ketiga putri-putranya Yuniyanti Chuzaifah, Daris Fatchudiien dan Yasir Ahsani (Omacan) sang mempelai...

Akung-Uti, keluarga pak Widodo, mempelai dan Muchlis-Yuni's family.


. "om...pajak kawin om..." inilah 4 ponakan yang buadung-buadung,Vikra Alizanovic (14), Vandana Mernisi (11), Tsavier Yufa Aqya (7), Tsaqiev Yufa Aqilla (2). orang omnya kawin bukan dikasih kado, malah dipajakin...ampun!

Omacan kawin 2: Resepsi di Mempelai Putri

Setelah prosesi temon (bertemu), saling lempar sirih, injak telor/basuh kaki, lalu pengantin disandingkan di pelaminan. Dilanjutkan dengan kacar kucur dan makan/rebutan ingkung (berbagi rejeki).

Sungkeman dengan bapak/ibu. Ibu almarhumah pasti bahagia disana..ketiga putri-putranya sudah berkeluarga semua.
Ini keluarga besar Muchlis Ar+Yuni dengan Vikra Vindanya, Daris+Wori dengan Aqief Yufanya, Omacan Laras dan Akung Uti. Lengkap...Berilah mawaddah dan Rahmah Tuhanku..

Omacan Kawin 1: Prosesi Akad Nikah

Keluarga pihak pengantin pria berkumpul di rumah Sawangan tgl 2 Des pagi. 40an orang menginap dirumah..rame, seru..

Hantaran untuk mempelai putri 18 nampan (mahar:mukena/qurĂ¡n Mekah/Perhiasan/Tasbih/sajadah, Sepatu/tas, make up, lingerie, aroma terapi/alat malam pengantin, kain kebaya/kain, bedcover/seprei, alat mandi, aneka buah.
Saat akad nikah 2 Des 07 di Komplek LAPAN, Rumpin Serpon. Yasir Ahsani (Bardus Syafaat/Misniyati/Lastri handayani) dengan Laras Komalasari (Widodo).

Bule (kucing) ku sayang,Buleku hilang

By Vinda: Bule ilang mungkin karena dicuri orang...

By Ibu: Bule selalu setia nunggu kita pulang di halaman, nunjukin kita pintu masuk rumah seakan kita belum tahu, lalu nggiring semua masuk, kalau ada yg belum ditungguin, baru dia masuk kalau semua masuk...kayaknya gak dicuri orang, karena tetangga pada baik dan suka ama dia, Bule hobinya naik mobil diam-diam..jangan-jangan ikut mobil orang...


By Vikra: Bule ilang, Vikra Vinda sedih. Takut bule diculik. Atau ngebayangin bule nggak bisa makan atau kedinginan kena hujan. Kadang kalau kita ngeliat kucing warna krem, kita selalu ngira itu bule. We miss you.

Ayah : (ini mengenang awal-awal bule bergabung dengan kami , cerita via sms dan telp ke ibu): "Tadi siang udah beli kandang kecil buat anggora. Kayaknya lega banget. Tiap hari ditagih melulu" (6.8.07). Kemarin via telphon Vinda bingung deskripsiin apa warna anggoranya, putih,abu-abu, putih tulang..atau putih (kami ngakak karena menyebut warna agak jorok). Ayah nyambung sms: "Anggoranya lucu, bobok sembarangan, hari ini anggora Viva pub di kamar Vikra, trus di garasi..Tuti nggak mau buang, jadi Vikra yang buang , tapi pakai parfum ibu...ampunnn!!!".

Bikin Survei sendiri buat sekolah Viva

Ini surat yang ibu kirim ke Leideners buat survei kecil: "Temen-temen, mbok aku dibantu untuk ngasih pertimbangan. Anak-anakku: Vikra lagi mau cari sekolah SMA, Vinda mau masuk SMP..Kami lagi bingung cari sekolah yang bagus, tidak ngelit dan mengajari anak untuk hidup dan mengerti hidup. Prinsip kami gimana anak sekolah yang tidak serumpun, jadi aku menghindari sekolah yang agamanya sama (sekolah swasta), yang multi kelas, multi etnik. Untuk kriteria ini, sebetulnya sekolah negeri mendukung..tapi terus terang kadang terlalu konvensional dan mekanik. Di wilayah Sawangan Parung tempat tinggal kami, yang swasta ada Lazuardi (punya Haidar Bagir) atau Al-Izhar Pdk Labu (tapi keduanya seagama dan ngelit). Aku anggap temen-temen yang sekolah disini adalah temen yang sampai tahab ini berhasil /beruntung untuk mengebut temen-temen lain di Indonesia. Pertanyaanku (quesioner kecil),

1. Yang paling membentuk diri temen-temen waktu sekolah di SMP,SMA or Kuliah (keluarga gak usah dimasukin, itu udah pasti).
2. SMP/SMA disekolah apa: negeri, swasta (tolng sebut swastanya ya...)

Kirim ke Japri ..tapi kalau mau dikirim ke semua buat pandangan temen-temen lain silahkan aja...

Thank banget...

================

RESPON TEMEN-TEMEN

1. Maria Ulfah (S2, Leiden): kalau tinggal di sawangan itu bisa kebeberapa daerah untuk pilihan pendidikan. karena letaknya ditengah. bisa kearah Cinere, Depok, Parung& Bogor, dan arah Ciputat-Pondok Labu. Kebetulan keluargaku semua (termasuk aku) sekolah di SMP 2 Depok. kebetulah saat itu SMP di Depok yang menduduki peringkat 1 ya SMP 2 Depok. selain itu yg negeri ada SMP 1, SMP3, SMP 5 etc. Selain itu keluargaku SMA nya di negeri dan di jakarta semua. Kalau aku dan adikku itu milih sekolah negeri yang jalur rayon jakarta selatan, karena kami dari SMP negeri depok dan tentu saja memilih yang peringkat sekolahnya tinggi dan disesuaikan NEM saat itu. kalau mau milih ke jakarta selain jaksel pilihannya harus ngurus sendiri, karena sekolah N depok ga mau ngurus kalau bukan rayonnya (itu dulu, gak tahu dech sekarang...) Menurutku, sekolah di negeri memang bisa merangkum kategori yang dimaksud Mba yuni tadi. tapi negerinya juga harus pilih2 karena akan berpengaruh dengan lingkungan pendidikan dan pergaulan yang sangat penting dalam mengkonstruk pola pandang. tapi ya tiap sekolah punya kelebihan dan kekurangan. untuk itu banyak yang menambahnya dengan kegiatan ektrakulikuler dan kursus2.

2. Emilia (S2,Leiden, Psikology): Mbak Yuni kuuu cantik,Mau kasih pengalaman nih dikit, mudah2an bisa berguna. Berdasarkan pengalaman pribadi, kepribadianku yang sekarang ini didapat pas waktu SMA, semua proses di SMA sudah menjadikan aku kaya gini: pemimpi, stress-an, ga pd-an, suka marah2 ga jelas Aku dulu di Cianjur berhubung ga ada sekolah yang bagus, jadi pilihan semua ada di Bandung. Cuman satu waktu itu yang bener2 menarik perhatian aku dan disetujui 100% ama ortu: St. Angela, sekolah swasta katolik (yang dulunya khusus perempuan, sekarang sudah campur). Yang paling penting dari sini adalah pendidikan kedisiplinan diri, karena kepala sekolah suster, waktu itu ketat sekali cara kami harus berpakaian, tidak boleh ber-acessoris, sepatu harus 80% hitam, tidak boleh bawa uang lebih dari 30.000, tidak boleh bawa komik, poster, barang2 yang tidak berhubungan dengan pendidikan, tidak boleh nyupir kendaraan pribadi ke sekolah, dll. Dari sini keliatan emang tujuannya supaya ga ada perbedaan antara kaya dan miskin. St. Angela ini emang pendidikan keagamaannya kuat, tapi juga dikenal dengan sekolah paling disiplin di Bandung. Di sekolah ini, semua fasilitas lengkap, seperti laboratorium biologi, fisika, kimia, dan social. Terutama untuk lab social, kita waktu itu harus ada internship kerja 3 bulan, waktu itu rasanya tantangan besar sekali, masih muda, blum tau apa2 dan masih jaoh dari dunia kerja, tapi udah disuruh cari internship. Aku senang juga disini karena kita diajarkan untuk menghargai orang yang berbeda agama, dan lebih senang lagi karena teman2 yang berbeda agama (terutama muslim) jaoh lebih bertoleransi dengan kita yang kristiani (dulu aku sempat impulsively terpikir, kalo anak2 muslim sekolah di Angela, mungkin negara aman ya.. hehehe).Above all the things, pas itu aku baru 14 tahun dan udah nge-kos. Banyak temen2 mami yang waktu itu komentar "kaga kasian anaknya masih muda udah harus sendiri, perempuan lagi" Waktu itu aku bener2 emang semua harus sendiri dan pada awalnya emang susah, mana harus belajar, ulangan banyak, cari makan sendiri, setrika baju sendiri, bersih2, belanja, blum les matematik, les kimia, extra-kulikuler, dll. At least, for sure, aku dapetin karakter untuk tidak menunda2 kerjaan dan self-initiatif ini dari sini nih.. Tapi ternyata, aku sadar, kalo kita 'on time' dan terorganisir, semuanya lancar kow.. Nou, kalo disebutin satu2 wah panjang, tapi aku yakin, pelajaran kedispilinan dan nge-kos ini (pahit manisnya) menjadikan aku seperti sekarang. Wah, jadi ngelantur gak ya.. Ya kayanya sekian dulu deh, sori kalo kesannya malah jadi curhat. Emilia

3. Sandra Moniaga (S3,Leiden, Law): aloooo tante yuni.. apa kabar nih? mudah-mudahan baik aja...

maap telat nanggepin ya... soal sekolahan buat viva, jawabannya gw balik yaa..:
1. gw dari tk sampe sma di tar-q. sekolah katolik tapi separuh muridnya non katolik. sampai sekarang gw masih berkawan dengan kawan2 sd, smp maupun sma (karena gw pernah gak naik di sma, jadi ada group yang beda dikit dg. sd dan smp).
2. yang paling membentuk diriku itu banyak (gak mesti urut yah):
- sekolahan yang mengajarkan aku ttg. disiplin, toleransi antara kaya miskin, kasih sayang (hakekat ajaran katolik) dan terakhir di sma ttg kepercayaan diri sbg perempuan (terutama di sma karena cewe semua). gw juga belajar ttg. persahabatan antar generasi dan organisasi yang rapih terutama di drum band. terakhir, gw banyak belajar 'manggung' lewat drum band;
- klub2 olah raga: karate, basket (awalnya tim smp terus buat klub sendiri dan terakhir di'pakai' oleh prambors), softball. kegiatan olah raga mengajarkan gw ttg sportivitas, team work dan 'manggung'. terakhir2 di sma sampe kuliah gw juga belajar kompetisi karena ikut tim softball dki dan kemudian jabar... disinilah belajar berlomba dan memimpin... belajar juga dipimpin, dibimbing senior dll.
- kelompok pencinta alam bentukan muda mudi gereja yang kemudian diikuti oleh anak2 tarq dan pl yang non katolik juga: sejak sma aku belajar ttg. keindahan alam dan kondisi masyarakat pedesaan tempat kami camping. sebagian kawan, termasuk aku, kemudian membentuk organisasi yang lebih terbuka, diluar gereja. disini gw masih anak bawang lah. pengalaman ini kemudian mendorong gw ikut kelompok pencinta alam di unpar.. kemudian berlanjut sampai ke skephi, walhi dst.nya...
- kawan2 main buat having fun, belajar "gaul" he..he..he..

catatan pentingku yun: gw menikmati sekali bisa masuk sekolah yang gw pilih dan didukung ortuku. gw menikmati bisa terus berkawan dengan kawan2 yang gw anggap baik dan menyenangkan. gw juga sangat menikmati aktifitas gw di luar sekolah: baik dengan kawan2 sekolah dan kawan2 lainnya sampai gw bisa menemukan "minat" dan hobby yang kemudian akhirnya mewarnai hidup gw. artinya di masa sekolah, kita perlu dapat kesempatan sebanyak mungkin utk bisa semakin mengenali diri kita sendiri. dengan berbagai kegiatan dan interaksi, kita dapat banyak kesempatan untuk mengembangkan diri.

jadi.. rasanya catatan penting yang bisa diambil: cari sekolah yang memang diyakini bisa ketemu kawan2 yang asik, yang bisa memfasilitasi anak2 kita utk ikut kegiatan di luar sekolah. sebagai tambahan: hampir semua kegiatan di luar sekolah gw (klub2 olah raga, kelompok pencinta alam, kawan2 gaul) itu berkembang dari sekolah. yang mengajak gw ke"mana2" itu kawan-kawan sekolah.

agak mbulet, ya? mudah2an esensinya tertangkap deh ya.. thanks untuk pertanyaanmu ini karena bentar lagi kami juga akan membutuhkannya untuk rugun... dan beberapa tahun lagi untuk ahimsa. pertanyaan2mu membantu gw utk refleksi.

good luck ibu yang baik!!!

love,
sandra