New Year Trip: 1 week Itinary

24-25 Dec : 2 nights in Bandung

  • Exploring Ciwidei White Volcano and Strawberry garden
  • Cihampelas and Ciwalk Outlet shopping
  • Reunion with 3 close hard friends and Pabelan Alumni of West Java at Cileunyi
  • Exploring west Javanese Culinary

27 Dec : Trip To Solo and Enjoying Traditional North Coastal Culinary

  • Nasi Jamblang Cirebon, Garang Asem Masduki Pekalongan, Tegal Resto Ambarawa
  • Pick up Om Daris family in Solo and go together to Baturetno (akung/grand pa’s house)

28 Dec : Enjoy Akung’s House and garden

  • Hunting Nasi Kuning Giriwoyo
  • Visiting big family in Kampung
  • Harvesting fresh Corn and barbeque
  • Catching gurame fish from Akung’s pool and barbeque for dinner

29 Dec : Big Family gathering to Pacitan East Java

  • Breakfirst wit Soto Kwali Pagersari
  • Kiddy Board surfing at Teleng Beach
  • Sight seeing at pacitan city (place of birth of SBY,current Indonesian president)
  • Lunch with Nasi Tiwul (Cassava rice) buffet
  • Adventure at Gong Cave (the greatest Cave of Asia)

30 Dec : Exploring Southern Coastal Beach of Jogja

  • Hunting Shell at Kukup Beach
  • Lunch with fresh shrimp and coconut water at the beach
  • Swimming at Drini white sand beach
  • Visiting adik Pinaris Sekarbumi (Omacan’s baby)



31 Dec: Learning Javanese Cultural Heritage in Jogja (courtesy of Omacan family)

  • Visiting Old Javanese Kingdom Museum of Ulen Sentalu (in the middle of the jungle)
  • Brunch with Javanese burger (Jadah Bacem) mbah Carik Kaliurang
  • Canoe with gethek, feeding giant carnivora Koi fish and singing with live music at Boyong Kalegan resto
  • Mirota "ritual" (batik and souvenir shop)
  • Learning old Javanese kids game and learn to do batik at Sogan Village Tourism
  • Struggling to reach Alun-alun Square to celeb new eve (traffick and give up)
  • Celebrate new eve with the neighbourhood of Purilaras

1 Jan: Relaxing

  • Individual program (dad with Siatsu massage, Mom hanging around with tante Fatra and tante Yanri, Vikra with laptop, Vinda with friends)
  • Enjoying Great Indonesian Pianist concert “Ananda Sukarlan Pianississimo”at Cultural centrel Hall Taman Budaya Jogja
  • Dinner with nasi Kucing at Alun-alun Square

2 Jan : Trip back to Jakarta

  • Visiting dad's friends (Ungaran Semarang, tegal, Pekalongan)
  • Pekalongan batik Shop and lunch with PPIP Soto tauto (Aired at bondan Winarno Culinary TV program)
  • Hunting favorite oleh-oleh at Magelang (getuk trio, wajik nyonya week, geplak, selondok, nopia, etc

Nice holiday...


Kenangan Sekolah di Leiden




By : Vandana Mernisi (arsip Feb-April 2007)

Easter (paskah) di Sekolah Untuk ngrayain Paskah (easter) Vinda makan (brunch) di sekolah Lucas Van Leiden Leiden, bikin bunga kertas,lavender, mawar dibagi keliling toko dan dapat sumbangan dari toko-toko itu. macem-macem ada kue, daging, jeruk,dll. kalo vinda dapet daging tapi sayang, dagingnya daging babi jadi aku gak makan deh aku kasih aja temanku. He…he…he…

Perpisahan terakhir kali sekolah.
Hari ini adalah hari terakhir kali aku sekolah, pertama kali aku masuk kelas teman2 pada ngomongin vinda gak tau kenapa?…
Pas vinda ngeliat programa/program hari ini, kok aneh ada program yang khusus buat vinda. pas vinda Tanya Hanna (teman) itu artinya say good bye to vinda

Teman-temanku Dari Berbagai Belahan Dunia





By Vikra Alizanovic


Aku punya temen nyaris dari berbagai belahan dunia. Di kelas bahasa belanda ku di Davinci College di Leiden Belanda, ada 2 abang-adik dari Nigeria, namanya Terry dan Osazee. Dua2nya cowok. mereka anak baru, masuknya sekitar 1 bulan stelah aku. Bareng sama mereka ada satu anak dari maroko, dia cuma ngomong bahasa prancis dan bahasa maroko. Ada juga 2 abang adik dari Colombia. Yang 1 Andres dan Alejandra. Alejandra lumayan juga ceweknya. Kita berdua lumayan akrab. Ada lagi John, dari Inggris. Anaknya troublemaker. Ada juga Ananiya, dari Ethiophia, terus ada juga Ernestine dari Ghana, ada juga Marcin, dari polandia. Ada juga banyak temen lain yang bukan sekelas. Aron, dari ethiophia; Wazir, Grilla, dari Arab; Aron, dari portugis; Mateus, dari Brazil; Peter, dari Irlandia; Abdelaziz, Abdelkarim, dari Maroko; Steve, dari Karibia; Esmatullah, Maria, Wali, dari Afghanistan; Magdalena, Marius, Tomick, dari Polandia; Top, Ka, dari Thailand; Kin, Nurto, dari Somalia; Josselyne, dari El Salvador; Jesua, Kenneth, dari Puerto Rico; Alex, Dianne, dari Cuba; Vladik, dari Ukraina; Vijuta, dari Sri Lanka; Kailu, dari China.


(ditulis April 2007, arsip dalam laptop yang rusak tapi bisa diperbaiki).

Naris Sekarbhumi Lahir











By : Omacan family (Yasir Ahsani*, Laras Komalasari and Pinaris Sekarbhumi)

doaian ya aku sehat dan cepet gede biar bisa nemenin mbak inda main. aku lahir hari senin, 08 desember 08 pukul 20:00 malem pas idul adha. ayahku kasih nama "Pinaris Sekarbhumi" artinya " putri yang dikodratkan/digariskan tuhan untuk menjadi mahkota/bunga di jagad/ bhumi". awalnya mau dikasih nama depan "Chandani" tapi gak jadi, akhirnya pake kata pinaris dari bahasa jawa kawi.Ayahku jg nyediain nama laki-laki, karena belum ada kepastian aku lahir cewek ato cowok. kata ayahku kalo aku lahir laki-laki namanya "Cakrabhumi Herjendrajeningrat" artinya "senjata yang memusnahkan kebiadaban di bhumi" ayah ibuku seneng banget, ayahku tiap hari sial-siul terus, nyanyi2 ngalor ngidul padahal suaranya jelek nganggu aku bobok aja. bude,pakde lotis,mas pika,mbak inda ditunggu ya maennya ke jogja..

* Omacan/Yasir Ahsani adik ibu paling kecil.

Buat yang mau kasih ucapan silahkan klik komentar dibawah ini. Ini ucapan-ucapan kami:

Bunis (Bude manis Yuni ch): Panggilannya Pinar atau Naris atau Nais/Ness nih?? Bude mau panggil Naris atau Nais aja deh... Selamat bergabung meramaikan cucu cucu akung uti ya... Pasti uti disana bahagia banget tambah cucu dan pasti menjaga dik Naris dengan kasih sayangnya. Dan pasti klau uti ada 40 hari akan ditungguin terus,dimandiin, ditemenin bobo malam2. Gak usah sedih nggak ditungguin akung uti ya..mas Vikra juga nggak sempat ditungguin keburu gak sabar ingin cilukba lahir. Sehat, cerdas, putih hati dan budi ya nak...

Mas Vikra: semoga nggak mirip bapaknya (omacan), nggak mirip embaknya (vinda), nggak mirip budenya (Ibu), jadi anak yang baik, berbakti pada mas Vikra. Kok namanya pake Bumi, kesannya keras..omacan mau kalau gede jadi jegger kayak Vinda?

Pakde Lutis (Muchlis, paggilan ponakan tercinta sebelum fasih mengeja): Seneng jenenge...PInaris pasti cah'e uayu, uapik. Nek oleh usul, pakde luwih milik diwalik dadi Sekar Pinaris. Rasah nganggo Bhumi.

Mbak Inda (Vinda): Slmt Ya Om..Cie..Pny ank baru..Namanya direvisi lg dong , biar bgs...hehehe.

Special Guests from Montreal

Wendy, Joan,Vikra, Vinda, Muchlis Yuni.. a simple dinner at gang jambu.


Ladies smiles: Joan, Wendy, Ida Ahdiah, Yuni Vinda.


Dear Yuni ....(email fromWendy, sent Dec 11, 08)

The demo was a dramatic final chapter and so much fun to go to with you. I was happy for Sutanto that it got on the front page of the Jkt Post and the Globe. I wonder if there was a Human Rights Day event that matched that anywhere in the world.

Wendy and Ibu attended long march fo 60st Anniversary of Human's Right.


Yuni, I feel really lucky to have been able to have seen you three times while I was there. Having you show up at the door at Ella's was a great welcome, dinner at your house a big treat and then the demo. I was glad that Daphne and Joan got to meet you too. Joan mentioned several times how much she appreciated talking to you. (I think she has sent you an e-mail). I look forward to reading your dissertation. It'll be a good way to keep in touch and for me to learn more.

It's a bit of a shock being back. Minus 10, dark at 4:30. I am all bundled up even inside the house. I think of you sitting beside your pond and your fountain looking at green leaves and feeling the warmth of the tropics. Maybe you are listening to Vinda ( is it Finda?) playing the piano or chatting with Fikra or Muchlis. Great memories of you all.


Luv


Above letter is from Wendy Allen, former director of Indonesia-Canada project (Mc-Gill-UIN). She and Mommy (yuni) have worked together in this wonderfull project, warm working atmosphere, lifely and lovely team with her. Even we are not connected in the same work anymore, but we try to treat and keep the history as a needle of the clock, never stops..continues...

Happy B'day tante Wendy, keep young in heart and mind..indeed you look so young and fresh.
Tante Joan, thank to visit us, even you were so tired and only had couple hours for sleeping.
Tante Dahpne, we are still waiting for you.

Love from us: Vikra, Vinda, Yuni and Muchlis (your Obama's cryer club).

Detail Aya Sophia Istanbul

Jepretan : Vandana Mernisi


Kubah tinggi dengan tulisan Allah-Muhammad.

Mihrab tempat imam.


Lorong-lorong bawah bangunan menuju balkon atas.

Eternit cantik dan suasana balkon atas

Aya Sophia, Gereja Menjadi Masjid dan Museum


by: Vikra Alizanovic (ditulis April 2007)

Setelah pulang dari Grand Bazaar Istanbul, kita istirahat sebentar di hotel. Sorenya ibu ngajak ke Aya Sophia. Sampai di aya Sophia hujan. Gak nyangka ternyata antriannya lumayan penuh juga. Cuma waktu itu gak terlalu penuh karena lagi hujan. Pertama masuk ke bangunannya disambut sama Mozaik Madonna(bunda Maria). Mozaiknya indah banget. Masuk kedalam lagi pertama kita baca penjelasan sejarah aya Sophia. Jadi aya Sophia itu dulu namanya Hagia Sophia. Aya Sophia itu udah pernah jatuh-bangun 4 kali. Jatuh pertama kali, kebakaran karena salah orang dalam, dan juga karna atapnya masih pakai kayu Timber dan dindingnya pake Basilica. Akhirnya dibangun lagi pada masa raja Theodosius II.
Kerusakan kedua disebabkan karena kebakaran lagi karena mereka masih menggunakan dinding basilica. Pada masa kerusakan 1 dan 2, aya Sophia masih berupa Gereja. Untuk merestorasi kerusakan ke 2 ini, raja mendatangkan arsitek2 terbaik dari penjuru dunia seperti dari Roma Italia dll. Kerusakan ketiga disebabkan karena gempa bumi dahsyat yang terjadi di Istanbul, banyak fresko2 dan mozaik2 yang tadinya ada belasan di bangunan itu, yang akhirnya rusak dan harus di-cover dengan semen untuk menyelamatkan bangunannya sendiri. Malah ada satu tiang yang dibalut pake lempengan besi. Kerusakan terakhir adalah kerusakan yang paling parah. Karena akibat perang salib, banyak harta2 aya Sophia seperti lempengan emas dan barang2 perak yang diambil oleh para crusader sebagai rampasan. Akhirnya, masalah bisa diselesaikan setelah Raja Suleyman The Magnificent muncul. Aya Sophia diubah jadi masjid. Jadi sekarang didalamnya ada kiblat imam, tulisan Allah dan Muhammad besar2 di langit2 Aya Sophia. Sampai sekarang oleh pemerintah turki, Aya Sophia resmi jadi museum.

Grand Bazaar Istanbul: Pasar Tua mengasikkan


By: Vandana Mernisi (arsip/ditulis April 2007)

Ladies and gentlemen,

Saya ingin menceritakan pengalaman saya pas di sana asik banget niatnya kita hanya mau liat2 tapi karena di sana barangnya unik2 kita belanja deh…
Vinda lihat2, kayaknya nyaris semua barang yang dijual disana lambang mata deh, karena lambang mata itu adalah lambang Turki (Istanbul)sorry…!!! Gak tau arti lambang itu.
Dari gantungan kunci,gelang,kalung,anting,pajangan dinding semua lanbang mata. Tapi gak cuma itu yang di jual ada yang lain tapi gak terlalu khas.
Terus kita masuk ke toko karpet karena ibu mau pake buat Mushala di rumah yang ada di Indonesia. Toko pertama kita masuk bagus2 karpetnya motifnya keren abizz!!! bingung pas lagi nikmatin2 indahnya karpet sana sampe lupa tanya harga (jadi deg-degan) 1…2…3… MAHAL…… biasa peraturan kebangsaan ibu…n-a-w-a-r tau kan??? Maksutnya?

Kita kelaperan, cari makan didaerah situ yang deket-deket, maksutnya didalam pasar itu. Biasa…nyari chicken Kebab kesukaan Vinda. Tiba-tiba…. ada cahaya ijo dari mata ibu, melihat surga didepan matanya yaitu toko karpet kedua. Akhirnya dapat sesuai dengan kriteria ibu yaitu tipis, kwalitas dan motifnya bagus, murah tapi nggak mau menyinggung penjualnya. Penjualnya udah senang, akhirnya ada yang beli. Karena kita bilang, kita kelaperan buru-buru dia si penjual karpet ngajakin makan bareng ditempat yang biasa ia tongkrongin. Tapi kita disuruh tunggu sebentar, sambil nunggu kita ngliat toko didepan toko karpet tadi. Ada catur bagus banget, tempatnya klasik, karakter-karakternya kuno, terbuat dari logam. Akhirnya kita beli ditawarin 60 lira jadinya 25 lira. Terus penjual karpet tadi yang janji mau makan bareng, balik nyamperin ketempat kita. Dia nunjukin rumah makan enak dideket-deket situ. Kita makan kebab, nasinya kayak nasi goreng, dikasih cabe guede bakar, sama salad. Ibu minum susu asam khas Turki kayak yoghurt katanya.

Vinda beli ikat pinggang untuk belly dancer kayak punya tante Erry yang dibeliin ibu. Terus Vinda juga beli tas khas Turki, gelang mata Turki. Vinda juga beliin oleh-oleh untuk guru-guru Vinda, ayat-ayat yang ada bacaanya dan mata Turkinya.

Udah ya..Vinda mau sholat isya dulu…

(tambahan dari ibu: Vinda sholat maghrib jam 10 malam, karena jam segitu masih terang kayak maghrib di Indonesia, jadi sholat maghribnya malam banget pas mau bobo….Oh ya, pasar Turki dibangun sejak th 1461 oleh Sultah Mehmet II dan diperluas oleh Suleyman I pada th 1701. Didalam pasar klasik itu ada 65 jalan dengan atap-atap lengkung berwarna kuning, total luas bangunan 30,702 m2. Pasar tutup sampai jam 7 malam. Sebelum ada listrik, pasar ini menggunakan lampu minyak, dan sempat terbakar /mengalami kerusakan berat 5 kali antara lain th 1546, 1651 termasuk kena gempa pada th 1894. Karpet yang diceritain Vinda adalah motif klasik yang dipakai disalah satu lantai istana Topkapi dan produk ini dibuat handmade oleh orang-orang Kurdi Turki dari serat.

happy ied adha


dari pojok gang jambu, sawangan..
kami ucapkan selamat ied adha..
kepada seluruh handai tolan..kawan-kawan pengunjung blog ini..

Happy Eid Mubarak
Wish you all happy and healthy life..

sawangan, dec 8, 08

from us:
yuni, melon (cat), vikra, muchlis, benzo (cat), vinda
(ket. foto, dari kiri ke kanan)

Enjoying a Reggae Concert at a Charity Case Event



By Vikra Alizanovic

Just last Saturday night, me and family decided to go out to town. There was an event happening in the Proclamation Statue Park, in central Jakarta. The event consist of sundanese traditional act, called ‘Calung Sunda’, which commence at 19.00 o’clock, and we have almost no interest in watching at all. I think, almost all of the people who came there only come to watch the show after the Calung. There’s a reggae concert, by Tony Q. Rastafara, who is quite well-known around the rastaman(it’s what they call people who enjoys reggae music, and commonly, rastaman are peoples who are oppressed and in a poor community). Tony Q’s songs are usually always talks about human rights, love, freedom, peace, etc. That is why he would be invited to such event.
When we arrived there, the Calung is still commencing. We take the time to look around at the conventional stands. At the first stand there was a miniature statue of the victims of ‘Lumpur Lapindo’ made from the actual mud from ‘Lumpur Lapindo’. Sadly, it wasn’t for sale, because it was poisonous.
The second stand was called the Green House. Next to it, it sells productive plants, or eatable plants, like pepper, cabbage, cucumber, etc. Inside, it sells a lot of spices from all over Indonesia. It also sells drinks made from a spices called ‘secang’ and ginger. It tastes almost like ginger ale, only, they didn’t add sugars to it. The taste was a little bit spicy, sweet, and warming.
Finally at 20.30 ‘clock, the real show starts. At first, they didn’t bring out Tony Q just yet. First, they bring out this guy called ‘Mbah Surip Van Der Saar’. Probably just a nickname. He sings all this funny songs spontaneously. He is covering for Tony Q while Tony is tuning his guitar backstage.
Then, after waiting for a while, Tony Q is finally out. Most of the crowds were standing up and most of them stand right in front of the stage and dance. We stayed back, because it might get dangerous. We just dance slowly in the back,but we really enjoyed it. The songs were after all really nice. It really spoke. I really enjoyed it. We all enjoyed it, except for my sister. While a live concert is going on, she just sat there and play a game on her phone. She’s the only one that’s really bummed out. I hate for bein’ like that.
We stayed for only a couple of songs, then we head out. We go look for dinner. We go to Blok M, and have dinner at Grilled Chicken Ganthari. It was really lively. It was a great night.

Sekolah Negeri Tak Mau Kalah

"Uhh..sebel, Vinda harus presentasi lagi besok. Hampir semua pelajaran presentase kedepan kelas, sampai soal asma'ulhusna juga presentasi ke depan". Hari berikutnya, Vinda sibuk ngajak ibunya ke toko benang, selain untuk membuat prakarya sekolah, rupanya dia belanja banyak-banyak benang Maulin (benang sulam). "Ini tugas dari guru Matematika, buat latihan bisnis, jadi murid disuruh latihan jualan apa saja. Vinda mau jual benang, Vinda mau jual seribuan ah". Wah,rupanya ada business day juga disekolah negeri, yang dulunya hanya dikembangkan di sekolah swasta saja. Esoknya dia cerita kalau dagangannya laku keras, dengan modal Rp 800,- perbiji. Dia cerita strategi bisnis dia, kalau beli 3 benang dapat bonus 1 jarum. Lalu dia juga buat gradasi warna yang serumpun, jadi temen-temennya tertarik beli beberapa biji dengan warna menarik akhirnya. Ketika benang tinggal 1 biji dia bilang " ini tinggal satusatunya warna di toko itu, bagus lho..". Kontan pembelinya langsung tertarik lah. Penjualannya ekspansif ke kelas lain juga rupanya. Ibunya ngledek..jadi adik jualnya sambil teriak "benang...benang....benang seribuan!! gitu dek??". Dia ngakak sebel diledek. Belakangan dia ngrayu kakaknya untuk membantu menguntai benang Mauline ini untuk gelang, dan dia mulai denganbikin sample yang dia pakai sendiri. Beberapa temannya pesan gelang seperti yang dipakainya. Jadi dengan gelang ini bukan hanya benang dagangannya yang laku tapi setiap satu gelang untung 1000,- untuk jasa memilin. Kakaknya bilang, 2000 dong...

Itu potret dinamika yang menarik dari sekolah negeri. Belum lagi ada tugas membaca buku populer bahasa Inggris untuk bahan presentasi. Vinda membaca tentang kucing dengan temuan-temuan menarik (menyusul). Hal menarik lagi, bias gender juga sudah diminimalisir. Kegiatan ketrampilan termasuk menyulam dan menjahit sudah tidak membedakan laki-laki dan perempuan. Jadi murid laki-laki juga belajar menjahit dan menyulam untuk tata busana.

Hal menarik lain, pelajaran IPS juga pakai metode kreatif. Murid diminta menyebar menginterview orang-orang diluar kelas. Vinda cerita kelompoknya mewawancara satpam sekolah, yang cerita pernah jadi TKI kerja di Arab. Setelah itu dipresentasikan di kelas.

Untuk Vinda, kadang sampai malam dia sibuk menyiapkan program kerja untuk OSIS. Kebetulan di kelasnya ada 2 orang yang terpilih duduk di OSIS. Program kerja yang dia buat yang berhubungan dengan ekskul: 1. Mendokumentasi dan mempublikasi kegiatan ekskul di mading. 2. Menghadirkan tokoh penting untuk ekskul dan pengembangan profesi dengan melibatkan orang tua. Misalnya mengundang presenter terkenal, kartunis, penyanyi dll untukberbagi pengalaman.

Yang juga menyenangkan dari sekolah SMPNegeri I Pamulang, kebetulan mendapat juara I kebersihan se Banten. Jadi makanan yang dikonsumsi siswa di kantin dan jajanan sekolah sangat dikontrol oleh sekolah. Jajanan yang berbahaya dan tidak higenis dilarang. Orang tua lumayan merasa aman.... walaupun ada satu peraturan yang asik nggak asik,karena dilarang bawa HP ke sekolah. Ini positif untuk tidak mengundang konsumtifisme ke sekolah, tetapi yang repot, keamanan anak-anak jadi agak sulit terpantau oleh orang tua yang bekerja. Tetapi akhirnya ada solusi juga, boleh bawa tetapi dititipkan. Oh ya, ayah Vinda juga jadi anggota asosiasi wali murid SMPN I juga lho..walaupun tidak seaktif di sekolah Aviccena kakaknya yang sangat akomodatif dengan ide-ide orang tua.

Sekolah negeri cukup menggeliat... menyenangkan. Bravo Slank (Nama keren SMPN I Pamulang) dan moga-moga sekolah negeri lain bahkan di pelosok-pelosok sekalipun.

Bunga halaman-nya

Photografer: VANDANA MERNISI (diambil pas ashar masih pake seragam skul )


Karaoke Inul Vista


Salah satu ritual weekend adalah untuk katarsis. Jadi ngumpul dengan teman-teman, makan-makan asik atau ber-nyanyi ria adalah pilihan yang pas. Salah satunya karaoke dengan teman-teman fun juga menghibur. Keluarga gangjambu paling sering kalau karaoke dengan om Fauni-tante Neng, pernah coba aneka tempat, dari yang kelas Parung sampai Fatmawati, BSD atau di Inul Vista. Joged? pasti! Apalagi kalau ayah sudah nyanyi dangdut dengan backing vocal dan dancer kami semua. Paling anak-anak yangbermuka masem sebel lihat orang tua-tua yang lupa usia.
Kali terakhir jama'ah lebih banyak, ada om Ace calon anggota dewan kita dengan istrinya tante Ita dengan 2 artis Cerah dan Pancar yang jagoan nyanyi Laskar Pelangi berulang-ulang. Vinda hobi nyanyi lagu Rihanna yang ngebeat, Vikra semi pop rock, tante Neng Ibu yang slow-slow..ayah dangdut, om Ace tante Ita berpop mutakhir, nah om Fauni sibuk cari lagu word...yang bikin kita penasaran. Ujung-ujungnya...rupanya lagu "iso ngliwet". Mesakke...

Tapi puas berrame ria setelah menikmati makan malam di resto jepangHanamasa rame-rame traktiran tante Neng. Karaokeannya gantian ayah yang traktir.... Lagi yuk...

Juragan Tanaman Hias


Selain buah rambutan, ada banyak penghuni baru di Gang Jambu. Jumlahnya ratusan. Mereka berbaris rapi mengeliling kolam depan. Sebagian sudah berdaun banyak, sebagian baru berdaun tiga atau empat. Sebagian, seperti foto di atas, baru tumbuh.

Adenium-adenium ini hasil kerja bareng ayah, kakak, om gofar. Vinda? Ikut gak ya? Kata kakak, vinda pernah bantuin nanem, tapi tangannya gak mau nyentuh tanah. Bayangin aja gimana tuh. Dan itu ada yang diturun loh...

Kakak Vikra dan Vinda sering heran. "Ayah, kok bisa sih?"
"Alah, apaan..paling juga dari google," kata Vikra.

Proyek penyemaian adenium ini memang hasil googling ayah. Di rumah ada beberapa adenium tua yang berbiji. Nah, gimana biji itu dimanfaatkan, gimana cara nanamnya, gimana bisa tumbuh jadi adenium baru, ya bergurunya ke pakde google.

Adenium ini hanya salah satu tanaman yang dibiakkan sendiri keluarga Gang Jambu. Sebelumnya, sudah banyak tanaman yang dicoba kami biakkan sendiri. Untungnya tinggal di Sawangan, kami dikelilingi banyak sentra tanaman hias. Ada Godong Ijo, pusat bisnis adenium terbesar ---harga koleksi adeniumnya bisa nyampek ratusan juta rupiah!!. Ada Bang ini, ada Bang Itu, tetangga-tetangga kami yang sebagian buka "lapak" di pinggir jalan Sawangan. Jadi, banyak tempat berguru, bertanya.

Kami punya bambu air (katanya dari Jepang), yang kini jadi 5 pot, dari cuma 1 pot. Pohon pisang hias, yang tadinya satu lobang, sekarang sudah berbiak. Ada di halaman belakang, juga ada di sepanjang pagar samping.


Lalu ada juga jamia, yang tadinya kami beli satu pot, sekarang jadi enam pot.
"Pokoknya, jangan macem-macem. Kita punya ayah "juragan" tanaman hias," kata ci ibu.

hehe..


Rambutan Sambut Obama


Tertarik mencoba buah rambutan gang jambu?
Ini buah pertama pohon rambutan yang kami tanam sekitar 3 tahun lalu.
"Hemm..nglotok, enak," kata Vinda yang rajin monitor buah, mengambil yang sedikit menguning..

Selain rambutan ini, di halaman depan rumah, kami juga tanam mangga, manggis, jambu jamaika, dan kelapa kuning. Yang paling tua, si mangga. Tapi sejauh ini belum pernah berbuah. Kata tetangga, tanah gang jambu terlalu "adem" buat pohon mangga. Manggis dan jambu jamaika, entah berapa tahun lagi baru berbuah...

Pohon rambutan ini sebagian batangnya menjuntai ke jalan, melewati pagar. Setiap anak-anak yang lewat jalan kecil di depan rumah, merasa bebas metik buah di luar pagar..

Jadi, teman-teman dan keluarga blog ini yang tertarik buah rambutan perdana ini segera pesen. Mumpung masih pada hijau, dan baru mulai menguning..:)

Ini rambutan spesial. Pohonnya berbuah lebat menyambut kemenangan Obama, Presiden Amrik terpilih, yang konon juga demen ama rambutan..

Hehe..maksa banget yakkk...

Aceh, Aceh

Saat participant conference diundang ke pendopo gubernur untuk dinner dengan makanan lezat khas aceh dan disuguhi tari Saman yang kompak energik dan elok.Kebudayaan Aceh sangat kaya, peace effort bagian dari upaya mengkonservasi kebudayaan yang luar biasa ini. Suasana belakang istana gubernur sangat klasik, mengingatkan kejayaan kesultanan pada abad 15-an. Konon pernah suatu masa seorang istri gubernur justeru sibuk menjual bendabenda ornamental bersejarah dalam istana ini. Masuk ke istana birokrat selalu penuh tumpukan pertanyaan dan dakwaan. Tetapi masuk ke hulu istana Aceh tambah lagi deretan rasa... ada darah dibalik kursi-kursi ini, ada tsunami dibalik kegagahan ini, ada tangis dibalik tarian lincah ini, ada marah dibalik masakan nikmat ini..
Disela acara selalu menyempatkan ketemy sobat lama, ini Indri sahabat sejak di SP, yang biasa naik kereta bareng, cerita dari A sampai Z, seorang sobat yang lahir dan terlahir selalu untuk orang lain... Kopi Ulee Kareng Solong dengan kue Asokaya, membuat kekangenan pada Aceh dan kawan-kawan tambah lekat. Disini juga ketemu cek War (Azwar Hasan) dan EKa Sri Mulyani sobatdari Belanda yang bergiat untuk bangunkan Aceh.
Ini sekilas suasana konferensi ibu ttg Lokal, Outsider and konflict. Inisiator dari konferensi ini adalah orang-orang dibalik perdamaian Helsinski. Kenapa akhirnya Aceh jadi tempat penyelenggaraan, karena untuk monument moment. Aceh..Aceh..

Mainan Anak Jaman Baheula

Jaman generasi ayah ibu, bertumbuh disuasana kampung bersahaja, justeru menikmati masa ceria yang luar biasa dan bikin kreatif dengan interaksi antar teman yang sangat mendalam. Mainan anak laki-laki dan perempuan berbeda dan dibedakan memang. Ini cerita mainan anak perempuan di kampung jaman ibu masih anak-anak. Cerita ayah menyusul..
1. Dakon dengan lubang tanah: Jaman sekarang enak main dakon tinggal beli jadi dari plastik atau kayu yang artistik. Jaman dulu, cukup dengan ambil batu ditumbuk-tumbuk ke tanah untuk membuat lubang/legokan padat untuk lubang dakon dengan biji batu kerikil. Alhasil, tiap selesai main, kuku berwarna coklat natural alias full dengan tanah. Jangan diskusikan soal isu hygenic ya..karena tidap bulan ibu dipaksa minum obat cacing.
2. Cathok : Bermain batu sebesar bakso yang dilempar dan ditangkap dengan jari dan memainkan aneka atraksi, batu tidak boleh saling sentuh, cara ambilnya bisa dengan ditangkap dengan telapak tangan atau punggung tangan setelah dilempar, diambil satu persatu tapi dengan gerakan atraksi lembar keatas atau lembar bergantian 3 batu seperti akrobat Cina.
3. Sudamanda: Membuat gambar payung, kapal terbang atau jendela kotak-kotak diatas tanah, lalu kita melempar lempengan batu atau genteng kedalam kotak tersebut dengan diikuti tubuh kita yang berjinjit kaki satu atau melompat-lompat. Ini mirip seperti bermain ular tangga tapi dengan tubuh untuk mengejar skor, tetapi tidak pakai ular atau tangga.
4. Ombak banyu: Membuat lingkaran manusia secara zigzag berseling satu duduk satu berdiri, tangan saling bergandeng, dan tumit kaki yang duduk saling bertumpu ditengah beralas sabut kelapa. Lalu serempak menarik memutar..persis komedi putar manusia..asikkk
5. Gobak sodor: Mirip sudamanda, tetapi idenya bagiamana saling mengunci/memblock lawan untuk tidak bisa melewati ruang/garis berikutnya. Permainan ini memanfaatkan kelengahan musuh dan kerjasama, karena teman lain bisa mengacak konsentrasi penjaga garis agar team kita bisa masuk keruang/garis berikutnya.
6. Pasaran: Main jual-jualan. Pedangangnya macam-macam, bisa tukang jamu dengan botol-botol mini bekas obat diisi aneka warna alamai daun jati untuk merah, dan tambah kapur sirih untuk dapat warna pink, kunyit untuk kuning, tambah kapur sirih untuk oranye, hijau dari daun pepaya. Lalu ada pedagang minyak dari sari air daun waru yang ditumbuk. Kalau ibu paling suka jualan pakaian dari kertas yang digunting dan dibentuk baju-bajuan. Coba pakai apa mata uangnya? Bisa pakai bungkus permen, biji bengung/koro (kacang-kacangan khas kampung ibu), bisa dari potongan kertas, cetak uang dari njiplak uang logam dengan pensil. Kata temen-temen, ibu waktu kecil sok bossy, suka mborong jualan temen-temen dan bilang akan dibayar pake uang kertas (karena akung punya bekas kertas ujian). Tapi kata temen-temen, suka nggak bayar..jadi kalau ketemu sekarang sering ditagih..ha..ha.. padahal sekarang paling takut berhutang :)
7. Rumah-rumahan: Ini bisa membuat rumah beneran dari batang pohong singkong dan disekat dengan kain-kain. Ibu paling suka ambil seprei uti yang bagus-bagus buat bikin rumah paling cakep. Tapi begitu uti pulang, pertama dipuji bagus..tapi habis itu siap terima omelan panjang "seprei keno tlutuh kabeh, ora pareng dolanan seprei nggo sare tamu"(seprei kena getah semua, nggak boleh pake seprei untuk tamu buat mainan). Jadi ibu dikasih seprei jelek-jelek.. tapi bandel juga sih. Tapi jadi tahu intinya nggak bleh kena getah, jadi hati-hati milih pohon yang mau dipakai. Bikin rumah-rumahan lain juga dengan membuat gundukan tanah dan dibuat ruang-ruang cantik dengan furniture dari sumpil (kerang). Luucccuu
8. Kawin-kawinan dan Guru-guruan: Gampang ketebak, kita berperan seakan jadi bapak-ibu atau guru murid. Tapi hanya boleh anak cewek semua.
9. Main bekel dan karet sampai sekarang masih ada juga
10. Jelungan : petak umpet
11. Gamparan: Seperti main kelereng ata la petangue (perancis) menyasar batu lain dari jarak tertentu
12. Main dari tetumbuhan: nah, selain untuk membuat aneka warna, daun juga bisa dimanfaatkan untuk banyak-banyakan mengoleksi dan mencari persamaan. Semakin kita punya sisa yang tidak dipunyai musuh kita berarti kita menang. Ini melatih kecekatan dan ingatan. Daun juga bisa dipakai untuk aksesoris. Daun ketela untuk buat kalung dengan cara mematah bergantian tangkainya dan menyisakan daunnya untuk liontin/bandul. Daun nangka dilipat dua juga bisa untuk mahkota. Pelepah daun pepaya untuk sedotan main busa sabun. Daun petai cina untuk gosok-gosokan biar kulit bersih kekuning-kuningan. Daun kelapa dipakai untuk terompet dengan cara dililit berbentuk tanduk/terompet. Kembang petai untuk mie-mie-an, kembang Jlegor untuk mie pink, kembang Liander untuk mie kuning, kembang turi untuk mie putih.
13. Main boneka: jangan pernah berfikir boneka beli. Ya memang sempat punya, dibeliin akung karena ibu minta terus. Tapi bonekanya dari plastik kaku matanya kram nggak gerak, aling sendi lengan dan paha yang bisa gerak memutar searah. Boneka semuanay bikin. Biasanya dari kain perca diisi kapas, dikasih batang. Atau bikin dengan dijahit. Pernah juga dari kaos tangan pramuka dibikin boneka 3 anak kucing dengan diisi kapas, dikasih pita dileher, mata kping kumis dan diletakkan dalam tabung bambu pendek..lucuuuu.
13. Bernyanyi dan menebak. Ada lagu doktri legendri memutar batu pas lagu habis dan batu berhenti didepan salah satu, berarti dia harus jadi, dan mengejar yang lain. Lalu ada permainan cublak-cublak suang, dengan cara mengumpetkan kertas kecil dalam genggaman dan menabak siapa pembawanya saat lagu sirpong dele kopong. Ini untuk latihan menebak ekspresi. lalu ada lagu ci kelinci bapak pucung bergoyang-goyang alama-lama jadi patung. Latihan mematung dan yang gerak kalah. lalu ada lagu ndok-endokan jo pecah-pecah nduwur pecaho ngisor blog. Menumpuk jari menggenggam dan satu persatu genggaman bawah pecah dengan posisi telapak tangan tengkurap. Ini untuk melatih kesabaran dan latihan capek. Kalau kita paling atas tangan harus bertahan mengenngam sampai pegel nunggu giliran pecah. Banyak lagi dolanan anak jaman dulu, dan nyaris semua mainan kolektif interaktif disertai alunan lagu. Jadi semua motorik dan skill bekerja semua. Aihhh asiknya masa kecil itu... Yang jelas, Vikra Vinda diajari juga beberapa lagu dolanan ini (baca ttg Al-Hamra, label Spanyol), dimana kami nyanyi tembang Jawa di sudut selatan benua Spanyol.
Coba sekarang hitung yang masih survive mainan apa saja? Kalau saja anak sekarang mau susah kayak jaman ibu dulu.. toysR us bakal lari dari Indonesia....

Transit Singapore

Setelah 14 jam terbang, sekarang nyampai di Singapore...transit..cari internet. Pingin urut...

Community Research di Cibolang: Hidup Mandiri di Rumah Pak Agus

By Vikra ALizanovic






Pada waktu yang lalu, dari tanggal 4 hingga 7 Oktober 2008, aku bersama teman-teman se-angkatan disekolahku mengikuti acara Community Research ke Cibolang, Desa Kertawangi, Kec. Cisarua. Acara ini bertujuan untuk mengasah kemandirian para siswa. Disini, para siswa dibagi menjadi berbagai kelompok, dan ditempatkan di rumah para penduduk yang ditunjuk menjadi orang tua asuh.
Kami adalah kelompok 6, yang bernama Univ. Cendrawasih. Nama semua kelompok diambil dari berbagai nama Universitas yang berada di sekeliling Indonesia, seperti Univ. Gajah Mada, Univ. Mulawarman, dsb. Di setiap kegiatan ini dipilih sebuah nama Angkatan, ketua Angkatan, Yel-yel Angkatan, dll. Nama Angkatan kami yaitu Adi Widya Bayangkara. Nama angkatan diambil dari bahasa Sansekerta atau bahasa Jawa kuno. Nama angkatan dipilih oleh Ketua Angkatan, yang sebelumnya telah dipilih dari setiap ketua kelompok yang ada. Untungnya, dan juga sekaligus sialnya, ketua kelompok kami, yaitu Vikra, terpilih menjadi Ketua Angkatan Umum.
Untungnya, karena itu menjadi kebanggaan sendiri bagi kami. Sialnya, kelompok yang berisikan Ketua Angkatan selalu menjadi kelompok yang dijadikan incaran para guru dan kakak-kakak OSIS sebagai bahan gemblengan, panutan, serta untuk diusili. Sebab, ketua angkatan harus selalu menjadi panutan bagi teman-temannya.
Kelompok kami ditempatkan di rumah Pak Agus. Beliau seorang petani. Beliau adalah Kepala keluarga. Beliau adalah seorang suami, seorang bapak dari 3 anak dan seorang kakek dari 1 cucu. Istrinya bernama ibu Komalah. Mereka berdua adalah orang yang sangat penyayang, penyabar. Pada saat kami tinggal disana, mereka berdua benar-benar memperlakukan kami layaknya anak-anak mereka sendiri.
Pada hari pertama, bis kami tiba di tempat wisata Little Farmers di Cisarua, Bandung. Karena Cibolang merupakan desa yang cukup terpencil di kaki Gunung Burangrang, hingga tidak memungkinkan bagi bis kami untuk masuk hingga ke desanya. Dari sana, kami harus berjalan kaki menuju desa Cibolang. Kami berjalan cukup jauh. Karena daerah sana merupakan daerah pegunungan, jalannya tentunya pun mengikuti struktur tanahnya. Jarak tempuhnya sekitar 2-3 kilometer.
Sesampainya disana, kami mengadakan apel/upacara pembukaan. Disana, kami dikenalkan pada Pak Agus, orang tua asuh kami, yang akan kami tempati rumahnya untuk beberapa hari kedepan. Kesan pertama yang kami dapat, adalah bahwa Pak Agus adalah orang yang sangat ramah dan penyayang. Beliau sudah berumur kurang lebih 58 tahun. Selesainya upacara, kami langsung dipandu menuju ke rumah pak Agus. Rumah Pak Agus menurut kami lumayan. Tidak terlalu sempit, tidak terlalu luas. Kebetulan, kelompok kami merupakan kelompok yang paling banyak anggotanya, yaitu 11 orang.
Untuk kesan hari pertama, cukup melelahkan dan menyenangkan. Disini kami dididik untuk disiplin. Kami diwajibkan untuk selalu datang ke setiap kegiatan sebelum kegiatan itu dimulai. Untuk shalat Subuh & Maghrib, kami diwajibkan untuk selalu datang ke Masjid disana untuk pergi shalat. Kami hanya punya waktu luang di saat makan siang, sarapan, makan malam, serta beberapa jam tiap harinya untuk pencarian data tugas PKD ( Peduli Kehidupan Desa) dan PDP ( Pengambilan Data Penelitian). Kelompok kami mendapat PDP bertemakan ‘Proses Reboisasi di Desa’.
Malamnya, kami diberi tugas untuk membuat dan menjaga Fendel secara bergiliran. Fendel adalah Tongkat kami yang dipasang dan saling menopang 1 sama lain sehingga tidak jatuh ke tanah. Bila Fendel kuat, maka tongkat tengah yang jadi tumpuan semakin berat untuk ditarik dan bila dijatuhkan tetap kuat berdiri. Tiap malam kami buat jadwal jaga bergilir. Jam 22.00 hingga pukul 00.00, yang jaga adalah para wanita. Dari jam 00.00 hingga 02.00, yang jaga adalah para cowok. Dan dari jam 02.00 hingga 04.00, kami semua harus tidur, dan sebelum jam 04.00, kami semua harus bangun lagi untuk shalat berjam’ah di masjid.
Waktu untuk MCK dan bersih-bersih umumnya selalu kami gunakan untuk istirahat, menyiapkan pensi, dan kultum. Sebab karena mungkin tidak biasa, kami terkadang selalu kelelahan. Ada juga saat dimana kami melakukan penjelajahan, yang merupakan salah satu inti dari acara ini, yang membuat kami benar-benar capek. Kami semua melakukan penjelajahan pada hari ke-3, dari pukul 6 pagi, hingga jam 3 sore. Tiap kelompok diberikan tugas dan amanat dari tiap pos ke pos lain.
Penjelajahan adalah bagian yang paling menantang dari semua program Community Research ini. Kelompok kami, kelompok 6, mendapat giliran paling terakhir. Setiap kelompok dipisah jeda selama 15 menit atau bahkan lebih. Di tengah-tengah penjelajahan juga ada bagian pelumpuran. Kami disuruh untuk merangkak dan berguling di atas Lumpur untuk merasakan apa yang dirasakan para petani di sawah. Setelah itu, kami berjalan naik-turun gunung sejauh kira-kira 8 km atau 18 km. Dimana, di pos terakhir, kami ditujukan ke air terjun. Di air terjun itu, kami ditanyakan berbagai tugas yang telah diberikan kepada kami saat penjelajahan. Disana kami juga disuruh duduk dibawah air terjun sambil bernyanyi lagu wajib nasional sekerasnya. Saya pikir tujuannya adalah membangkitkan rasa cinta kami terhadap tanah air. Kami juga sekaligus membersihkan diri kami dari lumpur tadi.
Setelah melewati semua itu, kami melanjutkan perjalanan kembali menuju Cibolang. Perjalanan balik tidak separah perjalanan yang tadi. Kami memotong jalan melewati bagian lain gunung. Namun, akhirnya kami sampai juga di desa Cibolang. Jadwal menegaskan bahwa acara penjelajahan berlangsung hingga jam 1 siang, namun kelompok saya, yang sampai paling terakhir, sampai pada jam 3 sore. Dimana, seharusnya pada jam 3 itu seharusnya kami pergi ke masjid untuk shalat ashar berjama’ah. Namun, tidak ada satu pun orang di masjid. Bahkan OSIS dan guru pun tidak ada yang muncul. Akhirnya, sore itu kami mengabaikan jadwal dan istirahat hingga maghrib. Malamnya, kami melaksanakan Pensi dan mengadakan acara api unggun hingga jam 00.00 malam.
Di acara api unggun itu, Pak Prawidi, selaku kepala sekolah, Kak Arya, selaku ketua OSIS, serta saya, Vikra, sebagai ketua angkatan umum, dipanggil kedepan untuk menyalakan api unggun secara simbolis serta memberikan kesan & pesan. Untuk bagian Pak Prawidi dan Kak Arya, kesan & pesan mereka cukup jelas & lancar. Saya tak mengira saya juga akan dimintai untuk bicara, sebab tak ada yang memberi tahukan soal ini terhadap saya. Jelas saya gugup. Di pidato saya, saya gemetaran sebab udara dingin yang menusuk. Sialnya, getaran dalam suara saya dikira sebagai tangisan haru oleh teman-teman saya. Jelas saya malu, namun saya mengatakan apa yang ada di hati saya. Acara terus berlanjut. Kami bernyanyi bersama-sama kakak-kakak OSIS.
Selesainya acara, kami semua langsung menuju ke rumah untuk tidur. Malam itu kami tidak harus membuat Fendel. Namun, sebagian kelompok saya belum tidur hingga jam 02.00, karena harus membuat konsep kultum untuk sholat subuh nanti. Saya kira kelompok kami, kelompok 6 adalah kelompok yang paling gila. Pertama, kami adalah kelompok yang paling sering datang telat ke setiap acara. Kami juga kelompok yang paling sering kena masalah dengan OSIS. Dan juga, kami adalah 1 dari 2 kelompok yang masih menyimpan pita hitam (tanda keburukan yang diberi oleh kakak OSIS) hingga akhir. Kami hanya mendapat 5-6 pita putih (tanda kebaikan yang diberi oleh kakak OSIS) dan sekitar 4-5 pita biru (tanda keburukan yang sudah ditebus dengan hukuman yang diberi oleh kakak OSIS). Kami tidak mendapatkan satupun pita emas(1 pita emas nilainya sama dengan 10 pita putih).
Esoknya, jam 7 kami sudah akan pulang. Kami berpamit dan berbagi kenang-kenangan dengan Pak Agus dan keluarganya. Kami merasa sangat sedih untuk meninggalkan Cibolang. Saya berjanji kepada Pak Agus tahun depan atau kapanpun bisa, saya akan berkunjung kesini lagi. Sebelum pulang, kami mengadakan apel penutupan. Setelah apel, diumumkanlah pemenang berbagai kompetisi lomba. Kelompok saya mendapatkan banyak kemenangan. Seperti; juara 2 lomba masak, juara 2 lomba PKD, juara 2 lomba PDP, dan juga peserta terbaik putri berasal dari kelompok kami. Untuk itu, kami mendapatkan 4 pita emas. Saya berpikir juga sebaiknya pita hitam tak usah ditebus. Biar dapat semua warna, pikir saya.
Setelah itu, kami meninggalkan Cibolang. Pengalaman ini adalah pengalaman yang sangat berarti untuk kami semua. Di bus, nyaris semua dari kami tertidur kelelahan. Kami semua merasa senang telah lulus kegiatan Community Research dan bisa kembali ke rumah….

Mainan Anak jaman Baheula

Jaman generasi ayah ibu, bertumbuh disuasana kampung bersahaja, justeru menikmati masa ceria yang luar biasa dan bikin kreatif dengan interaksi antar teman yang sangat mendalam. Mainan anak laki-laki dan perempuan berbeda dan dibedakan memang. Ini cerita mainan anak perempuan di kampung jaman ibu masih anak-anak. Cerita ayah menyusul..
1. Dakon dengan lubang tanah: Jaman sekarang enak main dakon tinggal beli jadi dari plastik atau kayu yang artistik. Jaman dulu, cukup dengan ambil batu ditumbuk-tumbuk ke tanah untuk membuat lubang/legokan padat untuk lubang dakon dengan biji batu kerikil. Alhasil, tiap selesai main, kuku berwarna coklat natural alias full dengan tanah. Jangan diskusikan soal isu hygenic ya..karena tidap bulan ibu dipaksa minum obat cacing.
2. Cathok : Bermain batu sebesar bakso yang dilempar dan ditangkap dengan jari dan memainkan aneka atraksi, batu tidak boleh saling sentuh, cara ambilnya bisa dengan ditangkap dengan telapak tangan atau punggung tangan setelah dilempar, diambil satu persatu tapi dengan gerakan atraksi lembar keatas atau lembar bergantian 3 batu seperti akrobat Cina.
3. Sudamanda: Membuat gambar payung, kapal terbang atau jendela kotak-kotak diatas tanah, lalu kita melempar lempengan batu atau genteng kedalam kotak tersebut dengan diikuti tubuh kita yang berjinjit kaki satu atau melompat-lompat. Ini mirip seperti bermain ular tangga tapi dengan tubuh untuk mengejar skor, tetapi tidak pakai ular atau tangga.
4. Ombak banyu: Membuat lingkaran manusia secara zigzag berseling satu duduk satu berdiri, tangan saling bergandeng, dan tumit kaki yang duduk saling bertumpu ditengah beralas sabut kelapa. Lalu serempak menarik memutar..persis komedi putar manusia..asikkk
5. Gobak sodor: Mirip sudamanda, tetapi idenya bagiamana saling mengunci/memblock lawan untuk tidak bisa melewati ruang/garis berikutnya. Permainan ini memanfaatkan kelengahan musuh dan kerjasama, karena teman lain bisa mengacak konsentrasi penjaga garis agar team kita bisa masuk keruang/garis berikutnya.
6. Pasaran: Main jual-jualan. Pedangangnya macam-macam, bisa tukang jamu dengan botol-botol mini bekas obat diisi aneka warna alamai daun jati untuk merah, dan tambah kapur sirih untuk dapat warna pink, kunyit untuk kuning, tambah kapur sirih untuk oranye, hijau dari daun pepaya. Lalu ada pedagang minyak dari sari air daun waru yang ditumbuk. Kalau ibu paling suka jualan pakaian dari kertas yang digunting dan dibentuk baju-bajuan. Coba pakai apa mata uangnya? Bisa pakai bungkus permen, biji bengung/koro (kacang-kacangan khas kampung ibu), bisa dari potongan kertas, cetak uang dari njiplak uang logam dengan pensil. Kata temen-temen, ibu waktu kecil sok bossy, suka mborong jualan temen-temen dan bilang akan dibayar pake uang kertas (karena akung punya bekas kertas ujian). Tapi kata temen-temen, suka nggak bayar..jadi kalau ketemu sekarang sering ditagih..ha..ha.. padahal sekarang paling takut berhutang :)
7. Rumah-rumahan: Ini bisa membuat rumah beneran dari batang pohong singkong dan disekat dengan kain-kain. Ibu paling suka ambil seprei uti yang bagus-bagus buat bikin rumah paling cakep. Tapi begitu uti pulang, pertama dipuji bagus..tapi habis itu siap terima omelan panjang "seprei keno tlutuh kabeh, ora pareng dolanan seprei nggo sare tamu"(seprei kena getah semua, nggak boleh pake seprei untuk tamu buat mainan). Jadi ibu dikasih seprei jelek-jelek.. tapi bandel juga sih. Tapi jadi tahu intinya nggak bleh kena getah, jadi hati-hati milih pohon yang mau dipakai. Bikin rumah-rumahan lain juga dengan membuat gundukan tanah dan dibuat ruang-ruang cantik dengan furniture dari sumpil (kerang). Luucccuu
8. Kawin-kawinan dan Guru-guruan: Gampang ketebak, kita berperan seakan jadi bapak-ibu atau guru murid. Tapi hanya boleh anak cewek semua.
9. Main bekel dan karet sampai sekarang masih ada juga
10. Jelungan : petak umpet
11. Gamparan: Seperti main kelereng ata la petangue (perancis) menyasar batu lain dari jarak tertentu
12. Main dari tetumbuhan: nah, selain untuk membuat aneka warna, daun juga bisa dimanfaatkan untuk banyak-banyakan mengoleksi dan mencari persamaan. Semakin kita punya sisa yang tidak dipunyai musuh kita berarti kita menang. Ini melatih kecekatan dan ingatan. Daun juga bisa dipakai untuk aksesoris. Daun ketela untuk buat kalung dengan cara mematah bergantian tangkainya dan menyisakan daunnya untuk liontin/bandul. Daun nangka dilipat dua juga bisa untuk mahkota. Pelepah daun pepaya untuk sedotan main busa sabun. Daun petai cina untuk gosok-gosokan biar kulit bersih kekuning-kuningan. Daun kelapa dipakai untuk terompet dengan cara dililit berbentuk tanduk/terompet. Kembang petai untuk mie-mie-an, kembang Jlegor untuk mie pink, kembang Liander untuk mie kuning, kembang turi untuk mie putih.
13. Main boneka: jangan pernah berfikir boneka beli. Ya memang sempat punya, dibeliin akung karena ibu minta terus. Tapi bonekanya dari plastik kaku matanya kram nggak gerak, aling sendi lengan dan paha yang bisa gerak memutar searah. Boneka semuanay bikin. Biasanya dari kain perca diisi kapas, dikasih batang. Atau bikin dengan dijahit. Pernah juga dari kaos tangan pramuka dibikin boneka 3 anak kucing dengan diisi kapas, dikasih pita dileher, mata kping kumis dan diletakkan dalam tabung bambu pendek..lucuuuu.
13. Bernyanyi dan menebak. Ada lagu doktri legendri memutar batu pas lagu habis dan batu berhenti didepan salah satu, berarti dia harus jadi, dan mengejar yang lain. Lalu ada permainan cublak-cublak suang, dengan cara mengumpetkan kertas kecil dalam genggaman dan menabak siapa pembawanya saat lagu sirpong dele kopong. Ini untuk latihan menebak ekspresi. lalu ada lagu ci kelinci bapak pucung bergoyang-goyang alama-lama jadi patung. Latihan mematung dan yang gerak kalah. lalu ada lagu ndok-endokan jo pecah-pecah nduwur pecaho ngisor blog. Menumpuk jari menggenggam dan satu persatu genggaman bawah pecah dengan posisi telapak tangan tengkurap. Ini untuk melatih kesabaran dan latihan capek. Kalau kita paling atas tangan harus bertahan mengenngam sampai pegel nunggu giliran pecah. Banyak lagi dolanan anak jaman dulu, dan nyaris semua mainan kolektif interaktif disertai alunan lagu. Jadi semua motorik dan skill bekerja semua. Aihhh asiknya masa kecil itu... Yang jelas, Vikra Vinda diajari juga beberapa lagu dolanan ini (baca ttg Al-Hamra, label Spanyol), dimana kami nyanyi tembang Jawa di sudut selatan benua Spanyol.
Coba sekarang hitung yang masih survive mainan apa saja? Kalau saja anak sekarang mau susah kayak jaman ibu dulu.. toysR us bakal lari dari Indonesia....

Belanja pintar hati

"Ibu mah sukanya cuma lihat-lihat, kenapa sih nggak langsung beli aja? Ngapain lihat-lihat kalau nggak buat beli?" Beginilah Vinda sering nyeletuk ketika kadang kami jalan wiken, disaat ayah Vikra menikmati hobinya di counter DVD, ibunya dan Vinda juga menikmati hobi sendiri, muter-muter atau belanja keperluan.
Nggak tahu kenapa window shopping atau sekedar melihat-lihat kadang bikin nikmat, bukan sekedar kita bangga ketika kita menang melawan nafsu membeli, tetapi juga puluhan ide muncul untuk mengkreasi atau memodifikasi benda-benda yang kita lihat. Entah itu model baju, interior disain, harmoni warna dll. Sambil jalan begitu , selalu jadi disainer imaginer yang nggak wajib tertuang dalam benda nyata untuk diusung ke rumah.

Repotnya menanamkan sikap menjadi smart shopper ke anak, tidak mudah. Kami paling suka bergaya hidup circus yang siap keatas dan biasa ke bawah. Kami kadang juga beli benda bermerk karena ingin awet atau beli di tempat mewah macam Sogo, juga pernah sesekali. Motivnya hanya untuk bilang ke anak, bahwa beli di tempat mewah bukan soal bisa atau tidak bisa, tetapi soal mau atau tidak. Jadi kami beli benda satu, diskusinya seribu:). Kenapa benda ini menjadi mahal? Mulai deh ceriwis diskusi bahwa barang mahal karena pembeli harus menanggung sewa display/toko yang mahal, biaya reklame, seragam dan make up pramuniaganya, biaya transport impornya… Padahal kalau mau lebih teliti, dan kalau mau rasional.. benda dengan kwalitas yang sama bisa kita temukan ditempat yang lebih sederhana dengan harga jauh lebih murah karena kita tidak terbebani biaya-biaya itu semua.
Jadi pernah kami bikin list belanja di pasar Ciputat, dengan uang 200 ribu pernah dapat mukena parasit harian Vinda, handuk, kaos kaki buanyak, baju tidur katoen lucu-lucu dan bagus, dll.. 3 plastik!! Vinda tercengang-cengang, karena uang yang sama dia tahu bisa dapat apa di mall-mall mewah. Sambil jalan, biasanya cerita-cerita, bahwa mestinya kita selalu belanja di Pasar untuk menghargai uti dan uyut-uyut juga, karena ibu bisa sekolah karena jasa mereka yang sehari-hari berakrab ria beraktifitas di pasar tradisional. Di pasar kita bisa menawar..dan asik ada interaksi, tambah lagi hubungannya sangat personal. Pembeli yang miskin akan dikasih harga minim dan sebaliknya bisa ambil untung banyak kalau pembeli berkantong tebal. Bahkan tidak jarang pembeli bisa hutang, atau kadang uti sering memberi mukena atau seragam ke pelanggan yang tidak mampu. Tidak seperti di mall dan supermarket besar yang semua dianggap sama rata, impersonal dan pembeli ya benda itu sendiri!! Semua orang dipaksa wangi dan sempurna, padahal ketika pulang ke rumah masing-masing sudah menjadi orang yang berbeda. Di pasar tradisional, pembeli adalah manusia....

Rumah Ramah

"Bu, betul kita diundang kesini"? Begitu Vikra pernah sedih berbisik memastikan diri apakah betul-betul kita diundang dalam acara ultah teman di rumahnya yang mewah penuh kristal. Vikra memang cuek dan slengekan tetapi juga sangat sensitif ketika ditatap oleh nyonya rumah ibunya teman ini yang barangkali merasa terancam kedatangan tamu anak-anak macam Viva yang nggak mengguratkan wajah anteng. Pernah juga kami nahan nafas beberapa jam waktu membawa main kerumah kawan lain yang rumahnya penuh kristal juga, lemari kaca yang mewah pongah, sofa krem yang seakan ingin mengusir orang yang mau duduk. Wajah pemilik rumah ramah, tapi tidak bisa disembunyikan sulitnya menjembatani basa-basi dan ketakutan benda mahalnya rusak atau kotor oleh tamu-tamunya. Dan satu pengalaman paling membuat rasa bersalah, ketika Vinda dan temannya berusia 4 tahun, pernah memecahkan tempat lilin kaca kenangan terakhir temen-temen asrama yang dibeli ramai-ramai untuk surprise. Kontan marah... tapi seperti tertampar, apa sih arti benda itu walaupun itu bersejarah dibanding kesedihan anakku dan temennya??
Duh kalau begini, perlu pertanyakan pada diri kia, apa sih fungsi dan esensi rumah? Apakah museum mejeng benda mewah yang menunggu decak? Tempat gua bertapa sunyi sepi tanpa salam tamu? Atau rumah hangat yang siapapun nyaman untuk berada didalamnya? Atau bisakah menjembatani semua hal sebagai rumah hangat, tapi juga indah dan asik untuk mengkoleksi benda bersejarah.
Kami belum bisa membuat rumah ramah yang ideal, tapi berdasarkan pengalaman diatas, kami mencoba beberapa hal ini:
1. Kenali dulu siapa kita dan siapa orang yang akan lalu lalang di rumah. Jadi waktu bikin rumah dan pilih benda pengisinya sesuaikan denan karakter orang yang akan lalu lalang didalamnya. Yang jelas nggak penghuni gang jambu maupun kebanyakan tamunya mayoritas keluarga yang bawa anak, dan anak-anaknya jarang yang anteng, kayak Viva juga!! Jadi kami menghindari furniture yang tajam dan berbahaya (tapi kolam tengah banyak dikritik juga sih). Pilih furniture yang finishingnya rustic ketimbang yang mulus sophisticated dan mudah kelihatan kalau tergores.Jadi balai-balai bisa untuk maindakon atau bekel sekalipun nggak apa-apa.
2. Utamakan space bermain untuk anak dan beri mereka kenyamanan untuk merasa punya rumah. Jadi kami biarkan Vinda main lompat karet di rumah dengan teman-temannya, atau main volly yang soft dll dalam rumah. Intinya kepentingan anak nomor satu, tapi bukan berarti rumah sepi melompong kosong. Jadi letakkan benda mudah pecah pada tempat yang tidak terjangkau anak. Dulu bahkan jaman Vikra kecil, kita punya pot cantik bentuk kepala berkuping, kami ikat kawat transparan biar tetap indah tapi juga tidak membahayakan anak.

4. Selalu hindari membeli benda bersejarah yang mudah pecah. Kami tidak punya piring antik, kristal menyilaukan, dll. Jadi souvenir travelling internasional bisa cantik juga dalam bentuk logam, kayu, dll. Kalau toh harus dari benda mudah pecah kami cari yang mudah didapat dan murah.
5. Beri pengertian pada anak arti "koleksi"yang harus dirawat saat bertamu atau milik kita sendiri. Juga libatkan anak kita untuk menjadi tim untuk handle anak tamu kita yang super liar. Tidak jarang piano habis di stemp di gubrak-gubrak.. jadi biasanya Vikra Vinda akan ngajak mereka nyanyi dan membantu ngemong. Yang jelas ketamuan anak kecil yang nglempar batu-batu ke ruang tengah, nglempar koleksi numismatic (coin beberapa negara) ke kolam, atau melayani anak-anak yang maunya menurunkan souvenir dari dalam bufet, pernah juga mike baru karaoke di jilat penuh ludah dan tidak bisa dipakai lagi, pokoknya sudah biasa!!

Bukan berarti kami super sabar dan super ramah...pernah juga sih kesal karena temen-temen Viva main didalam berisik dan tidak sensitif kalau kami perlu istirahat. Kalau sudah begini biasanya kami panggil Viva dan kasih tahu buat pindah ke ruang samping atau berganti aktivitas yang anteng. Tapi kalau ama temen-temen mereka yang udah biasa main, ya udah kayak anak sendiri, langsung ditegur dan oke-oke saja...

Gajah Kompak di Taman Safari (2005)

Moga-moga pengunjung gang jambu nggak ada yang ketularan gadis satu ini, yang sampai kelas V SD kalau pergi-pergi maunya dipangku ibunya didepan. Bahkan paling ekstrem, waktu keliling Jawa hampir 10 hari, full menikmati sofa natural pangkuan ibunya. Berkali-kali ayah ingetin: "Nda, mbok duduk sendiri kasihan ibu...". Si gadis cuma merespon seperti angin lalu, dan kakaknya dibelakang ya heppy, karena dia menikmati jokbelakang leluasa sendiri. Di gambar ini kalau kelihatan cemberut nangis, tebak kenapa? Ini gara-gara ayahnya ngeledek pura-pura tidak menjalankan mobil saat binatang mengerumun di taman Safari.

Ini atraksi akrobat binatang yang lumayan fun. Aneka binatang unjuk kebolehan. Kalau kita cermat melihat jadwal, kita bisa ikuti paket show dari atraksi gajah, harimau-singa, lumba-lumba, anjing laut, multi binatang dan koboy show juga.

Tak terhitung berapa kali dua bocah ini merayu kesini, karena Vikra terutama suka sekali binatang. Safari malam juga mengasikkan, kita bisa melihat binatang liar berlaga pada malam hari dan lebih hidup. Mata singa tajam kesorot cahaya mobil jadi lebih serem, plus atraksi lampu-lampu kermis/toyland bergabung dengan dinginnya lereng gunung seru juga.

Gajah aja bisa diajari sekolah.. hebat ya. Pelatihnya perempuan-perempuan pemberani. Gajah-gajah ini diajari duduk berbaris, berdiri dengan satu kaki, saling bertumpu seperti rantai, memberi hormat, dll. Asiknya sambil nonton atraksi kita akan diberi pengetahuan ttg seluk beluk binatang tersebut, dari makanan, gaya hidup, habitat dan cara konservasinya. Buat edukasi anak boleh lah...Selain itu kalau kearah puncak, biasanya kita sekalian menginap semalam buat hirup udara segar, menikmati ronde di puncak dan esoknya makan di warung Sunda Ciawi yang sedap itu. Ini kenangan foto-foto lama th 2005.

Vinda & Piano

Ayah sms ke ibu : Ini udah di rumah, habis maem sayur asem ikan asin..vinda cerita, guru pianonya di Purwacaraka muji2. Perkembangan vinda katanya pesatt. gurunya udah ngomongin konser. tp dia gak tau kapan. dia cuma bilang, temen2nya yg udah setahun kursus aja belon ditawarin konser..cieeee..anak siapa?

Komentar di Face book

Ibu posted video "my girl Vinda playing classic piano at Face book
"Enjoy her little fingers.... "

10 Comments:

Marintan Sirait wroteat 3:15pm on September 16th, 2008 (pemilik sanggar jendela ide, tokoh music alternatif, penyibuk dibalik Jazz event)

"luar biasa...........!!!!!!!! kapan-kapan tampil di bdg....."

Yuniyanti Chuzaifah wroteat 3:25pm on September 16th, 2008
Makasih tante.... Vikra Vinda musti "mbeguru"sama suhu music kreatif alternatif tante Marintan..pas liburan nanti moga-moga kalau ada acara bisa gabung deh.. Salam buat Bintang.


Marintan Sirait wroteat 3:34pm on September 16th, 2008
add aja di FB: Bintang Manira Manik

Ulil Abshar Abdalla (Boston, MA) wroteat 9:53pm on September 16th, 2008 (tokoh intelektual, sobat ayah Ibu di Formaci)

"great, yuni! she is very talented".


Lisa Nh (Indonesia) wroteat 8:24am on September 18th, 2008 (World bank, tim ibu di McGill)
"wow vinda keren banget, luar biasa! tak bosan menontonnya berulang-2..:-) "


Wahyu Susilo wroteat 2:08am on September 20th, 2008 (tokoh Hak Azazi/pejuang buruh migran, adik Wiji Thukul, tim ibu di SP)
"hebat kakak vinda.... nanti dedek cessy mau belajar deh.. sekarang pipi menul2 juga lagi sekolah musik wonderland..."


Ima RhoMayda (Universiteit Leiden) wroteat 10:52pm on October 2nd, 2008 (student univ Leiden)
"naaah ini nih favorit saya tiap main ke facebook mba yuni! seruuu.... dek vinda udah main piano berapa lama bisa sampe bisa sekeren ini? ayo main lagi, direkam lagi, upload lagi... :)"
Delete

Deasy Simandjuntak (student Universiteit van Amsterdam, sobat ibu, jago nyanyi dan berpiano) wroteat 12:37pm on October 8th, 2008

"wah keren!!"

Yuniyanti Chuzaifah wroteat 12:44pm on October 8th, 2008
Pinginnya kayak tante Deasy..eh kakak Deasy...eh salah..nyai Deasy..yang pinter, jarinya juga pinter, apa-apa pinter....kalau mau maem doa mejem, habis itu cekakakan... gak match


Deasy Simandjuntak (Universiteit van Amsterdam) wroteat 12:59pm on October 8th, 2008
Vinda cepet banget ya belajarnya. Berbakat nih!

Daun

Jepretan Ayah (Muchlis A. Rofik)







Ini tanaman hasil otak atik bertanam dan bertaman ayah... dari sedikit jadi buanyakkk... tangan ayah dingin, kalau menanam selalu hidup.

Suamiku menyembunyikan istri

Ayah: Hai..hai..cunn..cunnn...Semalem mbak ikun (temen Pabelan ibu) lucu..dia sms ke ayah: "lis, jangan-jangan elu selama ini bo'ong ama kita. Yuni sebenernya ada di rumah, tapi lu bilang di belanda. Lah, ini aku ama ipung (Saiful Mujani, direktur LSI, suaminya) kok bisa-bisanya kompak ngimpi dia udah pulang.." hehe..
Ibu: Ha..ha... ada suami yang menyembunyikan istri... (diem-diem ini untuk kesekian kali ya dimimpiin orang-orang deket, sebelumnya temen Vinda juga mimpiin ibu. Jadi terharu nih... )
Hehe..ngimpi kok yo kompak..
Semalem disini gak enak banget boboknya yah..kali karena diimpiin..Mungkin denger ayah gak enak badan.... langsung ikut lemes, ketambahan ketemu orang-orang yang tak ceritain kemarin (asik tapi secara fisik capek juga)... jadi malemnya sebelum tidur lies nelp katanya mau antar gule nangka besok, dia langsung bilang "mbak Yuni sakit ya..pasti iya..pasti iya, tapi nggak bilang-bilang.."
hehe..
Dah enakan yang?
Yup..habis minum obat semalem, tidur bleg..pules. pagi dah agak enteng.
Lucu euy, kalau denger berita entah itu ayah, atau anak anak kalo lagi sakit, rasanya tidur cuma pake satu mata kayaknya..jadi kebangun-kebangun, sms semalem tuh jam 3 sini kalo gak salah...Btw, Vinda vikra kok gak balas sms ya kemarin.
Kalo sekolah..hp emang gak pada aktif..
Vinda sih nyaris selalu bales, kecuali kemarin..yang vikra ni kok aneh..
Vikra dua hari ini emang full capek. acara pra-CR (community research) dia seabreg. bikin ini....bikin itu. gak jelas
Ow gitu..emang bikin apa aja dia?
Pokoknya suibukk. waktu itu, malem-malem, ayah diminta mampir gramedia. disuruh nyari karton warna krem. mana ada??? Ya udah ayah beliin seadanya. ayah bilang, kalo guru ato osis kakak protes, suruh protes ke ayah..!! Terus kemarin..pas ayah lagi demam-demamnya, eh vikra ribut soal bungkusan yang ketinggalan. Suruh nganterin, ato ngojekin. "emang bungkusan isinya apa kak?" kuas.. ". Hallahh..itu ongkos ojeknya juga lebih mahal dari kuasnya..
Ha..ha... kacian ci ayah..kan kita punya segepok kuas dalam laci hobi itu..pasti dah dipindah dan nggak ditaroh lagi ... sudah tradisi :)

Nge-klik sang "Model"

By : Vikra Alizanovic

Ant Eater, Artis zoo Amsterdam, Feb 07


Giraffe, artis zoo Amsterdam Feb 07

Mitos anak tidur sendiri = mandiri


Di foto ini Vikra Vinda seakan bobok sendiri ya... padahal ini 2 tempat tidur dalam satu kamar dan tengahnya ayah ibunya :). Kami sempat bereksperimen melatih anak bobok sendiri, biar mandiri begitu kata bacaan. Tapi kok kami yang resah sendiri, sudah seharian anak-anak ditinggal kerja, malam mereka dipaksa bobok sendiri. Apalagi baca artikel atau melihat pola kehidupan di barat dimana sejak bayi anak tidur sendiri, rasanya gak tega !. Dia lahir ke dunia untuk disayang, kok langsung "dicerai" sepihak. Makanya di Baratpun sejak sekarang mulai dievaluasi, bahwa bayi tidak harus tidur sendiri atas nama memandirikan.

Jadi jalan tengah yang kami lakukan yang semula pakai ranjang besar untuk ber-4, dimodifikasi mereka pakai ranjang sendiri-sendiri, tapi masih dalam satu kamar. Dan nggak anak nggak kami orang tuanya merasakan kwalitas istirahat yang lebih baik dengan tidur bersama. Karena menjelang tidur bisa cerita bareng-bareng, doĆ” bareng, mengusap-usap, rebutan tangan buat ngeloni, kalau mereka terbangun tengah malam kami ada didekatnya, dan mau tidur terasa tenang sekali.

Memang tradisi bobok bareng ini terbawa sampai mereka besar :). Tapi kami menikmati dan merasakan kohesifitas antar anggota keluarga, walaupun nggak semua dari kami romantis. At least sampai anak remaja, disaat kebanyakan mulai mendewakan peer group (teman sebayanya), anak-anak masih meletakkan keluarga sebagai elemen nomor satu, mereka kerasan dirumah, wiken masih jalan bareng/menikmati dirumah dengan keluarga.(kecuali pas ibu di Belanda, karena ayah harus badminton, jadi kadang Vikra ngeband dengan teman2nya pas minggu sore).

Pernah ada teman yang main kerumah, agak bangga bilang bahwa anak-anaknya mandiri, tapi dilain waktu cerita bahwa anaknya lebih seneng ngamar, jarang ada sentuhan saling bermanja fisik dengan orang tuanya, jarang ngobrol merdeka dengan anggota keluarga...

Orang sering berasumsi bahwa mandiri itu tidak boleh manja. Padahal mandiri itu kemampuan anak/orang melayani dirinya, memecahkan masalahnya dan bisa exsist tanpa tergantung pada orang lain, tapi bukan berarti secara psikologis dia tidak perlu orang lain. Jadi biarkan anak mandiri tapi berikan kemanjaan psikologis untuk mengkayakan hatinya.

Jadi kalau diluar anak-anak tumbuhkan untuk bersikap dewasa,aktif di organisasi, ke sekolah dengan cara yang mandiri, biarkan memecahkan masalah dimulai dari dirinya... tapi begitu mereka pulang kerumah, biarkan mereka lendotan, bobok bareng, diusap-usap..sesekali minta diambilin maem, dll. Ibu, om Daris dan Omacan adalah produk dari tidur ama akung uti sampai besar. Bahkan kasus ibu sampai menikah, selalu bobo sama uti dan akung di kamar yang sama, tapi ibu tidur setempat tidur sama uti. Mereka sangat memanjakan kasih sayang, tetapi sangat memandirikan. Misalnya sejak kelas 1 SD sudah diminta antar surat ke kolega akung 3 KM dengan sepeda, biasa terima tamu, SMP kelas I pernah ke Pabelan/Jogja sendiri, kalau ada masalah dengan teman, mereka bilang coba selesaikan sendiri, kalau memasukkan benang ke jarum..bukan uti yang lakukan, tapi disuruh coba lagi..coba lagi..coba lagi. Itu juga berlaku untuk om daris dan Omacan. Alhasil walaupun mereka bobok ama akung uti sampai SMP, tetapi mereka siap menjadi leader di organisasi atau perusahaannya di usia yang masih dini untuk ukuran posisinya.... Jadi mandiri tidak otomatis terjadi karena anak tidur sendiri.