Marawish OK, Nge-Rock Hayo!!

Marawish OK, Nge-rock hayo! Vikra agak gak ok, ketika ayahnya nge-shoot dia tampil marawish dan nge-band di sekolahnya. "Ayah, jangan deket-deket," katanya. Ini adalah bagian kesibukan Vikra di sekolah. Di sela-sela menyiapkan diri menempuh UAN, dia masih oke aja diminta sekolah tampil marawish dan ngeband, menghibur peserta try-out Ujian Nasional untuk siswa-siswi SD se Ciputat dan Pamulang, di sekolahnya. Itung-itung promosi sekolah nih ye.. Silakan dinikmati..

If we hold on together: Diana Ross



Lebih baik memejam mata daripada lihat videonya yang mencla-mencle....beginilah kalau lagi capek njejerin huruf-huruf thesis, klik youtube karaokean sendiri, dan biar buat lucu-lucuan di upload....

Gaya usil 3: Balita kita

Ya begini ini, badan sudah segede alaihim, tapi masih main volly pake balon sama adiknya di dalam kamar yang super sempit. Tapi rupanya ada logam pengunci tangga yang tumpul tapi keinjak kencang sama kakak, jadi luka sebesar koin. Kasihan....ini harus dibalut pakai plastik pas mau mandi..kikil! kikil!!


Kalau yang ini, ada yang ingin jadi bayi lagi, nekad duduk di dorongan Raisa. Ya sudah sama tante Lis dan Vinda gantian diusilin lagi!!

Gaya usil 2: Nempel Tiang

Hampir seluruh photography dalam trip Eropa ini Vikra yang handle. Kami diatur-atur jadi modelnya. Tapi sekali dia minta difoto, kami tidak boleh atur dia!..ampppunnn anak satu ini!

Gaya Usil 1 : Nempel Tong Sampah

Tebak ini dimana? Jauh-jauh dari Indonesia, ke taman tulip terindah Keukenhof Belanda yang diakui terindah sedunia, tapi apa yang dilakukan si usil ini? Sibuk nyari tong sampah dan maksa minta difoto. Huhhh geregetan!!


Shadow of Family: Karya Unik Vikra


From Vinda: Boneka ungu untuk ultah Ibu






Karya ini dibuat oleh gadis kecil kami untuk ultah ibunya saat dia berusia 3 tahun. Menjadi teman kemanapun ibu pergi..








Karya Vinda di usianya 3 tahun, dikirim untuk ultah ibu, untuk dipeluk dan menemani dikejauhan....

Tulip Dalam Jepretan Vinda




Keukenhoff Taman Tulip






Studying Mom: Struggle and Survival

Hati Ibu-Ibu yang saling berbagi
Satu kali aku terhenyak ada satu posting dari teman, seorang ibu muda yang juga sedang sekolah S3 di Leiden. Dia bertanya bagaimana menghadapi anak yang ngambek tidak mau bicara di telphon saat dia rindu ingin bicara dengan buah hatinya :"anak saya, hampir 3 tahun, semenjak saya tinggal 3 minggu lalu, hampir tidak mau ngomong sama saya. 1 minggu pertama dia masih mau ngomong menanyakan kapan bundanya pulang. Setelah itu susah sekali mengajak dia bicara. Sepertinya dia marah karena ditinggal. Ada yang pernah punya pengalaman sama? Gimana mengatasinya?" Leiden , 21 Maret 08.

Aku langsung tinggalin thesisku...detik itu juga aku langsung reply, bukan jariku yang mengetik..tapi emosi masa laluku yang bicara...

"Dulu waktu ambil master usia anak saya Vikra (cowok) 6 tahun dan Vinda 3 tahun. Ini kutipan surat suami saya waktu saya berangkat th 1999 : "Vikra sesenggukan dibalik kaca airport tempat kita melambai-lambai. Lalu adiknya bilang: kakak telat, tadi ibu ada nggak nangis". Setelah saya selesai, setahun kemudian gantian suami sekolah, ini email dia dari Michigan: "bilang ke anak-anak, Ayah pengen meluk mereka lebih lama, tapi juga takut ketahuan mereka ayahnya nangis. Jadi, tolong pelukin lagi. Bilang waktu di bandara ayah pengen meluk mereka lebih lammmaaaa... Juga meluk ibunya... (Transit di Singapore,Sat, 31 Agt 02).

Iya..selalu nelongso kalau ingat beginian. Apalagi saat Vinda di TK ditanya gurunya: "yang hari ini merasa senang ayo tunjuk tangan", semua tunjuk tangan kecuali Vinda. Kenapa? tanya gurunya, "kangen ibu". Lalu pas saya pulang, pernah dia bawa teman-temannya masuk rumah dan buka pintu kamar sambil mamerin ketemen-temennya: "aku juga punya ibu". Sedih ya?

Tips perkuat mental dan menyayang jarak jauh:

Untung ada ibu saya yang skr sudah almarhumah bilang: "wis to..atine ditetegne, yen awakmu susah, mesakke bocah-bocah yo melu susah". (udah to...tegarin hati, kalau kamu susah, anak-anak juga susah). Mengingat kalimat itu membuat saya punya energi, dari jauh yang bisa dilakukan adalah bagaimana mereka anak-anak merasa dicinta. Jadi saya rajin kirim postcard lucu-lucu, kalau ada yang pulang selalu titip sesuatu yang membuat mereka senang, beasiswa habis untuk nelphon (saat thn 99, telfon masih mahal 12 gulden hanya untuk 25 menit)dan pulang 6 bulan sekali sampai harus bekerja jadi waiter di pasar malam dan pernah minjam uang ke teman juga untuk bisa tiket (baru kali ini saya cerita, karena saya orang yang pada dasarnya malu dan tidak bisa pinjam uang). Saya berusaha untuk selalu "hadir"ditengah mereka, saya coba rekam suara mendongeng atau mengajar ngaji, kadang saya kirim gambar, atau ditelphon ngajarin nyanyi dan pernah juga sepanjang telphon cuma dengerin anak nangis. Intinya anak harus merasa dirinya disayang dengan cara yang mudah untuk mereka fahami.

Keluarga segala-galanya
Lalu posisi pasangan atau keluarga yang handle anak sangat penting. Bagusnya, suamiku sangat easy going, membuat semuanya wajar dan tidak menganggap berjauhan adalah penderitaan yang berlebihan, karena masih bisa saling sayang. Lalu kami berdua saling berjuang, gimana sekeluarga punya pengalaman berimbang. jadi pas suami sekolah, dia boyong kami kesana, dan pas aku disini juga bawa mereka kesini (walaupun hanya 3 bulan). Tapi perasaan punya pengalaman berimbang ini penting, sehingga mereka merasa bahwa "penderitaan" mereka berbuah pengalaman mengasikkan, mereka bisa menyerap pengalaman dari mengintip sudut-sudut dunia.
Makanya selama Phd ini, program theori 1 tahun, aku kebut 6 bulan, jadi riset di Indonesia yang tadinya 1 thn, jadi 1, 6 bulan (bahkan lebih, karena sakit jadi 1,8 bulan). Nulis juga setiap 3 bulan sekali pulang, nggak mikir uang (dulu dibiayai kantor, sekarang udah sendiri). Pokoknya aku nggak sayang uang untuk kasih sayang..uang bisa dicari, tapi orang-orang tercinta merasa dicinta itu mahal dan lebih berharga dari segalanya. (Jadi program PHD yang seakan lama 4 tahun ini, kalau ditotal aku hanya 1 thn 3 bulan berjauhan dari mereka.

Tapi yang juga penting, gimana kebijakan Belanda ini lebih manusiawi untuk memungkinkan bawa keluarga..kasihan mereka. Moga-moga sharing ini sedikit berguna..

yunich1@yahoo.com

Rumah di Michigan

By Vinda

Michigan,2003. Rumahnya asik. Kecil tapi nyaman. Dibelakang rumah ada halaman luas. Enak buat main apa aja. Karena ada bagian curamnya, jadi bisa buat sliding pas winter.Ada basementnya yang hangat. Terus disitu ada tv nya lagi...D'sana bagus banget. Tetangganya pada ramah-ramah. Terus kakak punya temen namanya Khoteng...TRus d'sana ada salju yang bisa d'makan rasanya kayak es serut.



Vikra - Vinda 5 : Saling Kerja Sama

Buat snow man! Berdua sibuk, tangan-tangan mungilnya numpuk sedikit demi sedikit salju..disusun..terus..terus... Lalu mereka teriak, ayah ! Ibu ! Lihat snow mannya sudah jadi! Suara kecil itu rasanya belum lama terdengar, sekarang sudah 100 derajad berbeda suara mereka...Ingat wajah sumringah mereka menanti reaksi kami untuk berdecak menikmati hasil kerjasama mereka!
Ibu kebagian tugas masak untuk makan siang dan makan malam, bersih-bersih rumah, ayah nyiapin sarapan pagi dan belanja ke K-mart, Vikra Vinda cuci piring dan angkat cucian dari dryer. Yah..mereka berdua menjadi tim yang baik kalau pas tidak ada PRT atau pas saat kami di negeri sebrang! Wow, mereka rela panjat kursi segala!

Vikra-Vinda 4 : Saling tidak Mengalah

Mereka hasil eksperimen revolusi pendidikan kami. Sebagai keluarga Jawa, selalu anak pertama kan yang harus mengalah? apapun alasannya dan bagaimanapun kondisinya. Dan ini membuat masa kanak-kanak anak pertama sering tidak menyenangkan. Juga buat si adik akan tumbuh menjadi sangat egois. Jadi kami perlakukan pola baru bahwa masing-masing harus saling mengalah, ada kalanya si kecil yang mengalah atau sebaliknya. Tapi kadang tidak sederhana. Seperti bumerang juga sesekali.karena rule of game dan konteksnya selalu macem-macam, yang membuat masing-masing merasa berhak untuk dimenangkan. Lalu yang dominan akhirnya menang. Sampai waktu kecil Vikra kalau ditanya: pingin punya adik lagi apa kak? Adik laki-laki! biar bisa ngeroyok Vinda! ha..ha...

Beginilah mereka. Kakaknya lagi asik main keyboard (tempat temen), tiba-tiba langsung nyela didepannya, main! minta dipangku segala!! Untung ya kakaknya tuh easy going, uratnya udah panjang..jadi ya ngalah lagi, ngalah lagi!


Vikra - Vinda 3 : Saling Mesra dan Melindungi.

Adiknya jalan sambil digandeng..tapi sikecilnya yang selalu menghindar. Kakaknya pingin ngesun..sekecilnya yang gak mau! kadang ada adegan mengharukan, saat adiknya bobok, sikakak nglihatin dengan tatapan sayang...kalau habis pergi dari mana-mana nggak nglihat adiknya juga langsung ditanyain. Mereka nonton berdua, main game berdua..waktu kecil kalau adiknya main jauh, dia seret-seret pulang. sampai adiknya nangis! This is Vikra's way to protect her sister..
Bahkan bobokpun sering berdua. Sampai sekarang mereka juga masih sering bobok berdua, nggusur kamar ayah ibu. Tapi kalau boncengan motor, si adik mundur banget, nggak mau pegang kakaknya! Adek..peluk kakak! peluk kakak ! Begitu biasanya kami ngingetin waktu mereka berdua berangkat sekolah boncengan sambil kami ngantar di halaman,ngesun dan bukain gerbang. Tapi sikap manis-manis sombong ci-adek yang nggak mau dimesrain kakaknya, kontras dengan sikap spontan nglendot nyandar kakaknya kalau didepan TV. Atau kalau kakaknya sedang tengkurap, dipikir sofa buat didudukin! atau perut kakaknya dipikir bantal buat nyandarin santai kepalanya...dan marah kalau kakaknya gerak-gerak!


Vikra-Vinda 2: Saling Usil dan Ngaturan!


Kakaknya dipakein bando merah? Lalu difoto? Belum lagi sederet usil yang lain, saat kakaknya habis mandi selalu dicek, apakah lehernya basah nggak? Udah digosok belum? udah sikat gigi belum? adiknya ngaturan dan usil. Selelap apapun tidur kakaknya akan dibangunin dengan cara yang tidak ramah, sampai kakaknya bangun buat gosok gigi! Atau sibuk nglaporin kakaknya yang sibuk denger musik dan gambar kartun pas belajar. Masak belajar kok bikin robot tulang ikan melulu! Belum soal marahin kakaknya yang nggak ngontrol makan! Sampai kalau ibu datang, kakak bilang: "Vinda, we only have one mom in this home!". Begitu nada kesal kakak lihat adiknya yang mau usil dan ngaturan?

Bu, yah...kakaknya tuh! Ini suara khas ciadek kalau kakaknya usil dan nyebelin. Dari yang telapak tangan diraupin kemuka adiknya, nyabutin rambut adiknya, adik tidur lelap ditumpukin bantal...ampun! ujung-ujung usil..ya apa lagi kalau nggak berantem. Kejar-kejaran dirumah, teriak panggil-panggil.."ayah..ibu!! kakaknya tuh"!! Huuuhh!!

Vikra-Vinda 1: Saling dukung dan kompak


Mereka berdua sering berantem, tapi kadang bisa satu barisan! Apalagi kalau sudah soal pelihara binatang. Mereka bisa satu tim, dalam suka dan duka. Vinda mandiin, Kakak buang kotoran (pas waktu si Bule kucing kami belum beradab :). Apalagi menghadapi ceriwis ibu soal kebersihan..mereka merapatkan barisan!

Kalau adiknya susah, Vikra selalu siap jadi dewa penolong. Sampai Vinda kalau ditanya, pingin punya kakak apa? "cowok". Ya iyalah! kakaknya siap tempur demi adiknya, dari jemput les EF, bantu komputer kalau bermasalah, antar main ketempat temen, pokoknya apa-apa serba kakak!. Si adik kekakak ngapain? Waktu kakak sunat, Vinda yang rajin ngelap dan mbedakin. Kalau kakaknya lapar, mau capek-capek bikinin nasi goreng atau roti bakar. Dan apapun yang dia maem walaupun suka, selalu nawarin kakaknya! Uang adiknya yang lebih hemat ini sering kesedot sama kakaknya, bilangnya sih pinjem..tapi tak dikembalikan, sudah biasa ya dek!

Belajar Gamelan di Michigan Dengan Seniman Kraton Solo

Michigan, 2003
Vikra Vinda mengenal lebih jauh gamelan dan tari Jawa, bukan di Solo kampung ibu, tapi justeru waktu di Michigan. Kebetulan, ada Om Wasi Bantolo dan Tante Olivia yang mengajar gamelan dan tari Jawa di univ Michigan. Mereka orang hebat! Tante Oliv adalah penari kraton Solo, termasuk salah satu penari bedoyo (tari mistis exclusive untuk Raja). Dari tante Oliv ibu banyak tahu tentang kehidupan raja dan segala sisi gelap dibalik dindingnya. Kami menyebut tante Oliv dengan putrinya pak Mantan! maklum kembang desa anak pak Lurah! Vikra Vinda diajari gerakan basis tari Jawa. Susah ya?

Ini keseharian kami bersama mereka! Sekarang gantian ngenalin om Wasi. Kalau sering lihat wayang orang TV-RI, pasti sudah tidak asing lagi! Dia juga sering terlibat dalam balet Ramayana Prambanan, dan beberapa CD karya timnya. Di Michigan Om Wasi mengajar dan bikin project performance menarik "voice of earth" dimana banyak pihak ikut terlibat, termasuk kami dikit-dikit semangat bantuin. Makasih ya om dah sabar ngajarin Vikra yang nggak mau diam! Mereka sekarang punya sanggar di Solo. Om Wasi dulu juga penari kraton ! Belum lama ini mereka punya si kecil, dan kami lumayan agak sering nengok mereka. Kangen! Selamat paskah Om Wasi dan tante Oliv! Mana ayam bu Beternya?

Vikra Sunat : Neraka Dalam Satu Jam



By Vikra Alizanovic

Sunat rasanya sakit. Neraka dalam satu jam. Gak tahu siapa yang nentuin tradisi! Bukannya Murtad atau apa..Waktu Sunat, Vikra nanya berkali-kali "udah belom"?..Jadi lucu...Recovernya lama. Akung *) yang ngerawat Vikra. Tiap hari anu-nya dibubuk in. Kalau mau kencing ditaruh di gelas.

*) Akung (Kakek Solo)

Vikra_gelap@yahoo.com

Musim Panas di Halaman Belakang







Suasana Winter di Belakang Rumah







Menikmati Teh, Pabrik dan Kebunnya !

Ini sedang mengantar mas Aang,anak sobat karib tante Miss dan Om Logika (Semarang). Kami biasa program tukar anak! Trip kesini sebelumnya kami nyulik mbak Putri, anak sobat karib juga (bude Ikun dan om saiful Mujani). Vikra-Vinda juga biasa gantian diculik, bahkan diajak ke Bali segala. Ayah ibu beli tiketnya saja katanya. Kebun teh Gunung mas ini menyenangkan. Tak terhitung kami kesini. Kesini dan kesini! selain sport jalan segar menyusuri kebun teh dengan view bagus, banyak hal yang bisa dinikmati!

Kami masuk ke kebun teh! Harus pakai seragam! Menarik, rupanya teh yang bagus hanya 3 daun paling pucuk, dan semunya di export ke luar, termasuk ke Belanda (teh Pickwick rupanya dari kebun ini). Nah, Indonesia kebagian ampasnya seperti teh sariwangi dan goalpara yang diambil dari pucuk tua atau kulit batang. Yang paling ampas lagi dijual ke teh sosro dengan harga murah tapi mahal dijualnya!

Setelah capek keliling, kami menikmati kafe teh, semuanya teh segar langsung dari pabrik, kita bisa beli teh Walini yang hanya dijual terbatas disitu. Pisang gorengnya sedap juga! Ini weekend yang menyenangkan, tidak jauh dan menyehatkan!