Detail Al-Hamra! Uncomparable!

Silahkan menikmati hasil jepretan Vikra Vinda...



Foto-foto: Terpukau Istana Al-Hamra





Foto-foto: Taman Firdaus Istana Al-Hamra





Just Amazing...

Demi Istana Al-Hamra Granada

Nunggu antrian tiket sambil nembang Jawa

26 April 07

Setelah keliling-keliling Cordoba kami kembali lagi ke Terminal Cesar Portela Fernandez, kami naik bus naik ke Granada sekitar 2 jam. Sampai di Granada jam 9 malam langsung cari hotel dengan taksi dan dapat hotel Etap Accord, bintang 3. Kami pesan 2 kamar untuk anak-anak dan kami berdua. Kami istirahat dengan baik, lumayan dipijit suami…


Istana Al-Hamra (ayah yang tulis tentang istananya)


Hari ini adalah hari kelima perjalanan kami, Kamis 26 April 2007. Membangunkan anak-anak pagi-pagi adalah ritual mengasikkan. Kami ciumi dan dipijit-pijit kecil, mereka nggeliat-nggeliat lucu, narik selimut dan nggak selalu langsung bangun, apalagi si gadis kecil Vinda itu. Kalau mau bangunin Vikra agak mudah, apalagi kalau dirangsang..”yuk kak, kita sarapan direstoran hotel”…Alhamdulillah, anak-anak relative kooperatif, karena mereka dengar sendiri tadi malam petugas hotel mengingatkan kalau mau masuk Al-Hamra harus pagi-pagi antri tiket biar bisa masuk, karena antriannya bisa ratusan meter.

Supir taksi membawa kami ke pintu yang langsung diarea istana, padahal kami belum ada tiket. Terpaksa ayahnya keluar lagi antri tiket yang panjangnya luar biasa, sehingga perlu 1,30 menit untuk nunggu. Kami bertiga nunggu di halaman samping istana. Anak-anak punya aktifitas sendiri, Vinda baca buku, Vikra ngusilin adiknya, akhirnya mereka berdua main bareng dan ibunya nimbrung ngajarin lagu-lagu Jawa untuk anak-anak bermain, yang hamper punah. Salah satu lagunya:

Cublak-cublak Suweng, Suwenge teng gelenter,mambu ketundung gudel,pak empu ela elo sopo nggowo ndeleake, pong, sirpong dele kopong…anak-anak udah tahu cara mainnya dengan memutar benda kecil untuk diumpetin ditelapak tangan dan ditebak.

Permaian dan lagu berikutnya adalah Ndok-Endokan:

Kepalan tangan saling ditumpuk keatas, dan nyanyi-nyanyi:

Ndok-endokan jo pecah-pecah nduwur pecaho ngisor, Brok.

(tiap kali ada kata brok, kepalan tangan terbawah harus pecah melepas genggaman. Setalah semua gemgaman pecah, satu bergantian menyanyi sambil ngebor ringan telapak-telapak itu dengan lagu:

Riuri-riuri, njang anjang midodari, celeret tibo Nyamplung, kembange opo?

(yang punya tangan harus menjawab bunga tertentu dan melanjutkan nyanyi).

Habis itu anak-anak diajari lagu dan permainan lain:

Doktri, legedri nogosari, wul awul jadah mentul, tolan olan olan jadah manten, tenono mbokmu lungo mbesuk opo, podem mbako enak bako, po dem-dempok, ewok-ewok koyo kodok.

(Permainan ini dengan cara memutar batu kekawan sebelahnyam, beitu lagu habis, orang yang kebagian batu harus bergaya seperti katak.

Pokoknya asik deh permainan anak-anak kecil pedesaan jaman dulu, bukan hanya main, menebak melatih kecerdasan, menebak expresi melatih sensitifitas, tapi juga olah vocal. Selain itu, permainan yang hampir punah ini sayang kalau tidak terwariskan. Kebetulan Vikra Vinda juga suka, karena kalimatnya aneh dan lucu. 2 lagu diatas mereka sudah bisa, kecuali yang terakhir. Wah ngajarin lagu jawa kuno di Granada Spanyol asik juga ya…

Cerita tentang istana, kita serahkan ayah atau Vikra Vinda deh yang nulis….karena kita disitu dari jam 10 sampai jam 4 sore.

Yunich1@yahoo.com

Mesqita Cordoba: Masjid jadi Gereja

Mihrob Masjid (Mesqita)
Wisata Spiritual di Kemegahan Masjid Abad ke 8
Cordoba, 26 April 2007
Kami keliling ke Mezquita, begitu orang menyebut masjid Baiturrahman peninggalan Bani Umayyah. Mesjid ini dibangun oleh Sultan Abdurahman I pada th 784 dengan nama Aljama untuk menghormati istrinya. Dinasti Islam sempat berjaya disini, dirintis oleh Thariq Bin Ziyad yang nekad menyebrang dari Marocco masuk Gibraltar, bibir benua Eropa di Spanyol pada th 711. Waktu di Pesantren sempat terngiang-ngiang guru menjelaskan semboyan Thariq bin Ziyad: Musuh didepanmu dan laut kebelakangmu! Pasukan Islam disemangati maju kedepan, karena kapal dibakarnya. Nama Gibraltar, Andalusia, Granada, Cordoba sangat popular di Pesantren dan bahkan dijadikan nama-nama ruang atau kelompok muhadloroh atau pidato.

Kebesaran kerajaan Islam ini berakhir pada th 1236 oleh perang Salib dan Masjid indah ini akhirnya berubah jadi gereja. Ini ironis tapi sangat biasa pada zamannya, mesjid jadi gereja dan gereja jadi mesjid sebagai symbol penaklukan. Masjid ini mengalami beberapa perkembangan oleh Sultan Abdurrahman III, Alhikam II dan Al Mansur. Ada pelebaran area, penambahan menara dan uniknya, mihrob masjid ini tidak persis menghadap ke Mekah, tapi justeru ke Damascus. Di Cordoba pernah tumbuh seribu lebih masjid. Tapi masjid Baiturrahman inilah yang terbesar di Andalusia dan terbesar kedua didunia. Masjid ini terhubung dengan istana, sehingga para penguasa saat itu lebih terjamin keamanannya, karena sangat rentan akan pembunuhan.

Kecantikannya masih bertahan, kuat! Dalam bisunya merekam rebutan kuasa! Ada Allah, ada salib...berapa banyak darah tertumpah untuk berebut meletakkan simbol di bangunan sakral dan indah ini?
Setelah dari Masjid, kami menyusuri tepi istana dan bekas perpustakaan Baiturrahman menuju jembatan dengan sungai yang menurut sejarah Islam pernah jadi tempat pembuangan abu-abu perpustakaan baiturrahman waktu pembakaran perang salib. Pasukan Islam kalah, perpustakaan ludes, sehingga sungai ini berhari-hari berwarna hitam oleh abunya. Sejarah peradaban Islam di Spanyol tumbang dengan manuskrip-manuskrip rekaman peradaban yang ikut lenyap. Ayah, Vikra, Vinda sibuk memfoto dan memvideo. Mereka exited sekali, karena masjidnya sangat indah. Kami cukup lama menghabiskan waktu disini sampai masjid ini hampir tutup. Sambil naik taksi kami sempat melewati patung 2 telapak tangan dengan doa pedih kekalahan umat Islam saat itu yang dibangun selama sekitar 5 abad.

Mestinya kalau waktu cukup kami ingin ke Gibraltarq, tapi perlu 5 jam lagi. Yang penting kami sudah masuk wilayah Andalusia dengan 2 kota utamanya Granada dan Cordoba dimana dulu menjadi ibukota Andalus. Satu kota lain Sevilla, tapi masih 3 jam lagi dari Cordoba, dan kami putuskan di skip untuk hemat energi, lagipula peninggalan sejarah Islamnya tidak sekaya di Cordoba dan Granada.

Yunich1@yahoo.com

Cordoba oh Cordoba

Ziarah ke Reruntuhan Islam Andalusia

25 April 2007

Kami masuk hari ke empat dari rangkaian trip ini. Hari ini Rabu, 25 April 2007. Dari hostel Ole jam 8 kami naik bus ke station Mendez Alvaro Madrid . Kami hanya bisa beberapa bahasa Spanyol, Gratias, denada, dll. Orang-orang Spanyol hanya sedikit sekali bahasa Inggris. Supir taksi yang kami naiki juga tidak bisa bahasa Inggris sama sekali. Padahal kami mau minta dia puter-puter lihat tempat-tempat penting. Dia tunjuki beberapa tempat penting seperti bibliotek, istana, taman nasional, jalan menuju Plaza Mayor, tapi entah apa yang dia jelasin. Yang jelas dia teriak Mendez Alvaro berkali-kali, kami saling mentertawakan kefrustasian komunikasi kami sambil ikut teriak Mendez Alvaro nama terminal bus luar kota. Kebayang kan, seluruh penghuni taksi teriak “kampong Rambutan, Kampung Rambutan”berkali-kali sambil bingung mau apa. Tapi ayah sibuk nyuting suasana kota.

Sampai di Mendez Alvaro kami naik bus ke Cordoba Andalusia sekitar 3,30. Kami hampir tertinggal karena jarak waktu beli tiket dan cari peronnya Cuma 5 menit, mana sempat salah masuk arena kereta pula….kami sampai nyegat sambil melambai-lambai tangan ke supir bus 1 maksa biar bisa naik. Vikra sempat protes dengan kenekadan itu. Supir busnya agak marah, dengan nunjuk-nunjuk kepala, karena memang bus disana sangat disiplin tepat waktu. Kami jelasin situasinya, entah dia faham atau enggak. Sampai di Terminal Cèsar Portela Fernandez Cordoba jam 2 siang. Terminal ini cukup bagus berhadapan dengan stasiun kereta Plaza de las Tres Culturas. Di area naik turun bus luar kota terminal ini berbentuk melingkar, dan area ini dulu bekas masjid dan reruntuhan sejarah Roman. Ayah sempat membaca sejarah ini disalah satu planknya. Kami makan siang dulu di restorannya, kami nggak bisa bahasa spanyol, jadi kami pesan seperti yang kami lihat orang lain pesan, ada ayam di opor dengan kentang goreng. Jadi kami pesan persis seperti itu.

Disepanjang perjalanan dari Madrid ke Cordoba kami lihat pemandangan menarik, pohon olive zaitun menghampar indah. Ada juga bukit-bukit batu berbilah-bilah seperto bongkahan buku-buku tak beraturan. Rada ingat sedikit suasana menuju Pensylvania, tapi warna batu disini bukan merah tapi hitam. Sesekali kami lihat istana-istana tua atau kubah masjid yang bertebaran jauh yang barangkali sisa peninggalan Islam.

Yunich1@yahoo.com

Semalam di Ole Manuela Malasanya Madrid


Berhostel ria dengan backpacker

24 April 2007

Dari Barcelona kami terbang dengan pesawat Vueling VY1012 selama kurang lebih satu jam. Berangkat jam 16.50 sampai jam 18.05. Dari airport sengaja kami naik bus biar sekalian lihat-lihat kota Madrid. Kebetulan waktu spring begini diatas jam 10 malam baru mulai gelap, jadi kami masih bisa lihat-lihat kota dari atas bus. Kenapa kami ke Madrid? Karena Ayah sempat pesan; “gimana kalau lewat Madrid, walaupun cuma sebentar”. Wah gimana ngaturnya ya? Tapi kota ini sangat penting untuk penggemar bola macam dia yang rela begadang tengah malam sampai jam 2 pagi, dan jam 5 harus cabut kekantor lagi. Oke bisa diatur…tapi nyari hotel yang dekat dengan airport , stasiun bus kearah Cordoba dan sekaligus tidak jauh dari areal night sight seeing rupanya nggak gampang. Karena praktis kami Cuma malam hari dikota itu, jadi memang harus well managed. Akhirnya lewat internet nemu Ole Hostel international, yang terletak di Manuela Malasanya, 23 1A-Madrid, telp: 0034-91-446-5165, fax. 0034914465165. Jalan Manuela Malasanya ini cukup terkenal, ibaratnya seperti daerah jalan Sabang, banyak turis dengan café dan restoran yang rame pada malam hari. Menurut cerita resepsionis hotel, jalan ini dulu slum area, banyak kejahatan disini dan disulap jadi area menarik. Konon sejarah berkembangnya Homo-Lesbi di Madrid juga terdukung oleh kafe-kafe di area ini.

Awalnya agak kaget juga harus stay di hostel yang resepsionisnya di lantai atas, sementara dilantai bawah lengang. Tapi itung-itung asik juga ngrasain gimana bermalam di hostel dengan backpackers. Untuk ukuran kami yang sudah capek, menginap dihostel itu agak merepotkan, karena kamar mandi dan toilet diluar, kamar juga terlalu kecil untuk kami berempat walaupun kami pesan kamar privat. Tapi asiknya ada internet gratis, Vikra sempat berasik ria main internet bikin web untuk group bandnya, dan kesel sendiri belum kelar sudah harus ditinggal. Di hotel ini juga ada dapur bisa masak sendiri, kami sempat masak nasi yang ayah beli dengan lucu, karena dia bilang rice, tapi penjualnya baru faham waktu bilang ruzzo. Rupanya rice, arruzzo dari satu akar arruzz bahasa Arab. Kami maem nasi dengan rendang paru oleh-oleh ayah dan ditemani sambal pedas. Wah asik juga. Kami sempat bersitegang karena i-pot baru Vikra hilang, masak barang 2 juta hilang sekelebat begitu dan menurut ingatannya tertinggal dikursi pesawat. Tapi setelah dilacak disemua tas, ketemu juga. Biasanya kalau kami dapat pengalaman nggak enak, untuk menghilangkan ketegangan cenderung bikin candaan-candaan. Vinda bikin lelucon dengan berperaga macam bintang iklan dengan minuman aneh merk Bisulon dari Madrid, dan ayahnya dijadiin contoh iklan gigi coolgate. Ampunn deh…Habis itu kami ngledekin ayah soal ngigo (mengigau). Katanya kalau ngigo kenceng banget, ceritanya aneh-aneh, nadanya kacau..pokoknya ayah jadi bahan ledekan terusss!!!

Karena nggak bisa-bisa bobo, kami searching lagi hotel di Florence. Gila banget, 2 minggu cari hotel di Florence nggak dapat! Kami ingin dapat hotel yang deket SM Novella stasiun dan dekat historical places. Karena kami cuma punya waktu sebentar sekali. Pas lagi searching internet, Vinda nyusul…ya udah, kami akhirnya jalan berdua jam 11 malam lihat-lihat kota Madrid sekitar hotel. Asik juga jalan sama anak gadis…

Pas pagi sarapan kami ketemu turis-turis lain didapur, persis suasana di rumah. Vinda sempet ngobrol sama ABG dari Argentina, Grand Canaria. Vinda ketemu lagi sama gadis bule yang menawarkan minum air putih tadi malam. Rupanya di Madrid, air putih nggak bisa langsung diminum dari kran kayak di Belanda. Karena dia baik, makanan-makanan belanjaan yang ayah beli tadi malam, kita kasih ke gadis ini. Buat Vikra hostel ini menarik, dia bilang, kapan-kapan kalau traveling sendiri dia akan memilih hostel macam ini..

Yunich1@yahoo.com

Sewa Taksi Keliling Barcelona

Sagrada Familia Barcelona
Barcelona,24 April 2007. Dari Paris Orly kami terbang ke Barcelona jam 11.55-13.35 dengan pesawat Easyjet 4281. Pesawat ini dipesan dengan electronic dan semua serba cepat. Makanan tidak disediakan, tapi bisa dibeli langsung dari pramugarinya. Vinda sempat komentar kenapa pramugaranya kok rada kecentilan waktu meragain prosedur keamanan naik pesawat? Vinda beli roti yang ada brinya atau French cheesenya, tapi dia nggak menikmati. Akhirnya Vikra yang biasa menuntaskan dengan cara seksama dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Kami agak dag-dig dug memutuskan apakah perlu keliling Barcelona atau tidak. Karena jam 16.50 kami harus terbang lagi ke Madrid. Praktis kami cuma punya waktu 2 jam efektif untuk keluar dari airport. Apalagi penerbangan Eropa sekarang menyebalkan, pengecekan bawa liquid atau cairan memakan waktu lama sekali, jadi bener-bener 2 jam sebelum terbang kami harus balik ke airport. Tapi sayang juga masak nggak mengintip sedikitpun Barcelona. Jadwal trip ini diacak sama pesawat Vueling yang tadinya berangkat jam 8 malam diajukan jadi jam 16. 55. Tadinya sudah di set up punya waktu 5 jam di Barcelona, mau makan Tapaz atau tortia Patata di La Rambla. Tapi karena memang kami orang nekad, dengan bismillah kami sewa taksi untuk keliling Barcelona dalam 2 jam dengan resiko ketinggalan pesawat. Supir taksinya tidak bisa bahasa Inggris, jadi kami pakai tulisan untuk menjelaskan bahwa jam 15.00 harus sampai airport. Untungnya Vikra Vinda tahu sedikit bahasa Spanyol yang mereka serap dari telenovela anak-anak waktu mereka kecil dulu. Mereka bilang "üna ora", dll. Supir taksi faham, kami pesan minta diajak ke beberapa tempat menarik yang kami ingat. Kebetulan dulu ibu pernah sekali kesana.

Kami dibawa ke boulevard Diagonal, ini semacam jalan Thamrin Sudirman. Ayah sibuk mensyuting dan mengagumi Barcelona yang sejuk hijau, katanya jalan tram pun ditutup rumput. Selain itu banyak pancuran air dan jalannya lebar-lebar. Kami minta juga lewat Plaza Catalunya square dengan patung-patung indah tempat bersantai, La-Rambla tempat orang berjalan relax,. Setelah itu kami ke Sagrada Familia gereja dengan gaya gothic yang indah sekali seperti stalagtit stalagmit, lalu ke gedung Gaudi yang dibangun oleh arsitek terkenal Antoni Gaudi yang eksentrik dengan detail yang sulit tertandingi oleh arsitek mainstream. Memang kami tidak sempat masuk kedalamnya, tapi lumayan bisa menikmati dari luar. Dikota ini juga ada museum Pablo Picasso, tapi singgah kami kali ini harus rela melawatkannya.

Stadion Barcelona
Setelah itu driver mengajak kami ke perbukitan Montjuic, kami melewati pelabuhan dengan patung Colombus dan di bukit itu kami sempat turun masuk ke arena olimpiade dunia 1992 dengan gelora sepak bola yang besar yang diapit gedung-gedung olah raga lainnya. Kami sempat turun berfoto disana, dan drivernya sabar menunggu dengan argometer yang ritmik tetap berputar. Dari bukit Montjuic ini kami bisa melihat mosaic kota Barcelona, terutama port/pelabuhannya. Jalan berkeloknya banyak dihiasi Joshua tree salah satu pohon idola, yang membuat kelokan-kelokan tampak lebih mengasikkan.

Persis jam 15.30 kami sampai di airport, dan kami menghabiskan 60 euro untuk sewa taksi ini. Tapi lumayan lega nggak kehilangan penerbangan berikutnya dan menjangkau banyak tempat. Kami terbantu oleh jalan yang tidak macet, karena orang Spanyol jam siang begini biasanya pada Siesta atau tidur siang. Kantor-kantor juga ada tutup untuk siesta ini, terutama dikota-kota kecil. Kami puas, paling tidak nggak penasaran dengan kota romantis yang sempat direkam dalam album Barcelona Fariz RM yang cukup bikin penasaran. Sampai di Bandara kami makan Tortilla Patata, orang Spanyol menyebutnya Tortia Patata, dadar kentang dan telor dengan bumbu bawang Bombay dan lada sayup-sayup….ayah makan salad anak-anak makan tapaz dengan isi ayam panggang. Wah, ini saatnya terbang lagi ke Madrid. Good bye sweet Barcelona!!

Yunich@yahoo.com

Cari makan malam dan anting di Istanbul


by Vinda

Istanbul, 10 April 2007

Sampai di Grand bazaar kita beli kacang Kaastanjebakar atau kacang keju Turki, roti Pretzel (rotikeras) pakai wijen, trus beli jagung Rebus dikasih garam. (kalimat diatas ibunya yang nulis, tapi Vikra Vinda yang ngomong, kalimat berikutnya Vinda yang tulis sendiri).

Terus kita kelaperan di jalan. Akhirnya kita beli pizza di Domino pizza. Niatnya kita makan di taman depan masjid Blue mosque dan Aya Sofya. Sambil di perjalanan kita ngeliat liat. Niatnya mau liat gelang dan anting, tapi pas lewat dari toko itu langsung di panggil sama orang yang punya toko, jadi deh beli gelang anting.

(si_adik_vinda@yahoo.com)

17-an: Ya Ultah Kawin, Ya Sibuk ini itu..


Tujuhbelasan kali ini,warga Gg Jambu 55 ikut sibuklah..

Vinda ikut terpilih marching (vinda nyebutnya Marsin..hehe) band. Dapet bagian niup pianika. Dia diminta langsung guru seninya, Pak Sumardi. Katanya. Pak Sumardi sampek capek-capek naik ke Lantai III, kelasnya, hanya untuk nyari dia. Katanya. Dia bangga, tapi juga sebel.

Katanya."Kenapa yang ikut marching band semua anak-anak kelas pinter," katanya.

Ahaaa..

(red: di bagian ini vinda protes. dia minta yang soal Pak Sumardi nyari dia, gak usah diceritain. Malu, katanya. Cieee..)

Ayahnya pastilah ikut sibuk. Dari nyariin tiupan yang langsung --tanpa selang-- buat pianikanya. Sampek nyariin sepatu "warrior". Ini mesti bolak-balik, karena sepatuyang dibeli pertama kegedean.

"Kegedean, segini!," katanya sambil nunjukin jari telunjuk. Setelah diukur, kelebihannya cuma 1,5 cm. Padahal! Hehe..

Hari H, 17 Agustus, Jumat. Dia minta ayah ibunya ikut. Ya nganter, ya ambil gambar. Kamisnya, ayah jaga malam. Jadilah pulang lebih awal.

Nyampek di lapangan Kecamatan Pamulang, show sudah mulai. Tapi si ibu --dengan kacamata hitam, ciee!!-- sudah beraksi ambil gambar. Gak kalah keren sama si anak, yang pakek seragam merah-kuning. Berrumbai. Berjambul.

Dari kantor, sebelum ke Pamulang, mampir ke rumah. Mandi. Si Ibu ninggalin bingkisan oranye. Isinya, kaos merah dan kemeja. Hadiah 15 tahun perkawinan.

Hemmm.Makasih, sayang!!

Si kakak, upacara di sekolah. Juga ikut lomba ini itu. Gak ada yang menang. Katanya.

Vinda malemnya, di lapangan badminton deket rumah, ikut lomba joged jeruk. Dapet juara 2.

Usai lomba, bareng makan steak Obonk di Pamulang. Sekalian ngerayain hari perkawinan.

"Steaknya lumayan, tapi gak kenyang," kata kakak.

Nyampek rumah, si kakak langsung Blekk. Bobok.

Ya kecapekan. Ya kekenyangan. Kali..

(muchlis_ar@yahoo.com)

Si "Adik" Tidak Bisa Bertahan

Sabtu, 11 Agustus, jelang tengah malam..

Ruang operasi di lantai 2 rs gaplek, sepi.

Di jalan menanjak, ayah dorong kursi roda si ibu.. Agak berat..

Dari kursi roda, si ibu disilakan berbaring..mukanya agak pucat. Dari pagi si ibu sudah mengerang kesakitan.

Operasi kiret mestinya baru dijadwalkan besok pagi. Sore hingga jam 9 malam, erangan si ibu semakin keras. Kita putuskan operasi malam ini juga. Untung dokter taufik (sp kandungan) dan dokter anestesi siap meluncur.

Ayah menunggu di luar ruang operasi. sendiri. untung operasi lancar. singkat pula. hanya seperempat jam lah.

Bermula Sabtu paginya, lepas subuh. Sebelum berangkat ngantor, ayah mijit kaki ibu. Ada yang aneh. Ada bekas darah di daleman ibu.

Berangkat ngantor ditunda. Ibu harus segera dibawa ke rumah sakit. Hari ini libur. Hanya ada dokter piket, dokter umum.

Dokter Taufik, Sp Kandungan langganan, baru tiba jam 11 an. Kandungan ibu diperiksa. Dari rekam USG, ternyata janin mengecil. Ukuran terakhir 1,7 cm. Padahal 3 minggu sebelumnya sudah 3 cm. Dokter mutusin dikiret.

Padahal si ibu sudah susah payah 3 bulan..

Padahal Vinda sudah minta si adik lahir di Belanda. "Gak papa, kita ditinggal ayah-ibu ke Belanda," katanya..

Padahal, baru dua hari sebelumnya ibu belanja celana hamil..

Padahal..padahal..

Meski sedih, semua ihlas melepas si "adik"..

Selamat jalan anakku..sayangku!!

(muchlis_ar@yahoo.com)

Pojok Meludah: "Adik" Vinda Sudah Dua Bulan

Hari-hari ini, hampir dua bulan terakhir, si ibu punya tempat favorit baru.Di tepi kolam, di depan kamar belakang.

Di situ, sambil duduk di kursi almunium, si ibu tiap saat meludah. Kadang-kadang muntah."Minumnya gak cocok. Keluar lagi deh," begitu biasa si ibu bilanghabis muntah. Dengan wajah memerah, mata basah. Kacian ci ibu.

Ya, ibu hamil. Seperti kehamilan-kehamilan sebelumnya, ibu selalu gampang mual. Dulu waktu hamil Vikra, tukang bakso --padahal masih ratusan meter-- disuruh pergi.

Hamil Vinda juga begitu. Meski gak terlalu parah.

Hamil ketiga ini, kata si ibu, lumayan. Meski sering mual, tapi makanan masih bisa masuk. Masalah, kalau minum. Air putih, muntah. Teh, muntah. Dan berubah-ubah. Hari ini doyannya coca-cola. Besok, sudah gak doyan. Ganti fanta merah. Lusanya, gak doyan lagi. Ganti susu ultra coklat. Sama juga. Yang agak bertahan lama, susu rasa strawbery.

Vinda sempet khawatir

Ya, Vinda sempet gak mau ibunya hamil lagi. "Nanti kalo ibu sakit gimana?" Vinda masih trauma dengan tante Watik, temen karib ibu. Tante Watik meninggal --karena kangker payudara-- ketika melahirkan.

Vikra juga. Ayah juga, Ibu sendiri juga. Semua sempet khawatir dengan kesehatan ibu. Tapi, setelah berkonsultasi dengan dokter, dokter bilang OK. Jantung gak masalah. Kista, yang sebulan sebelum kehamilan juga ditemukan, juga kata dokter gak akan ngganggu.

Hari-hari ini, semua tenang. Cuma kasihan Ibu, yang gak bisa leluasa ngomong, becanda, karena nahan air ludah...

Sampek, kita ledekin. Pas salat jamaah, ibu harus bilang "AAAMIINNN" lho..

Jangan cuma "ummmmmhhh..."!

Hehe..

(muchlis_ar@yahoo.com)

Super Sibuk di Pelepasan Kelas 3


Kamis, 21 Juni 2007

Pembagian rapot. Kakak di peringkat 33 dari 40-an siswa. Biasanya kakak selalu di peringkat 3 besar.

"Mohonmaaf nih, nilai Vikra kali ini kurang bagus.." kata guru kelas Kakak, Pak Yono.

Ya, meski tertinggal 3 bulan selama di Belanda, kakak tetap bisa naik kelas. Meski, dengan nilai kurang bagus. Tapi, hari ini, tetap hari istimewa buat kakak. Panggung untuk pelepasan siswa kelas 3 SMP Muhammadiyah serasa milik kakak.

"Vikra, tampil 3 kali. Marawish, pengiring penyerahan ijazah, dan ngeband!" kata Kakak. Gile bener!!

Ayah, ibu, dan adek hanya sempet ngelihat waktu kakak ngiringi pembagian ijazah dengan keyboard. Siangnya ayah harus ngantor..

Selamat ya Kak!

(muchlis_ar@yahoo.com)

Si Katty, Sang Penghuni Baru

Mulai jumat, 15 Juni, ada penghuni baru di Gg Jambu 55. Namanya siKatty. Katana GX Biru tahun 1995. Dibeli dari Om Afif diDepok. Biar ada alternatif mobil kalau mau jalan-jalan ke medan yang jalannya jelek. Karena si Olla, begitu Vinda ngasih nama untuk si corolla, terlalu ceper.

Esoknya, Sabtu, seharian beres-beres. Dari urusan cross joint, karet per, ganti busi, ganti oli, ngompond cat-cat yang kotor..dll.

"Enak juga. Enteng," kata si ibu, setelah capek nyobain keliling-keliling. Beberapa kali si Katty mati saat "nabrak" polisi tidur.

Vikra juga penasaran. Setelah maju-mundur, coba keliling-keliling juga. Ke Serua, Reni, Sawangan. Muter-muter.

"So, who's better? Me or Mum..?," kata kakak.

hemmm..

(muchlis_ar@yahoo.com)

"Angker Batu" vs "Nagabonar jadi 2"

Sabtu, 14 Mei 2007.

Thanks God. Ayah libur Sabtu Minggu. Ini libur sabtu-minggu pertama ayah selama lebih setahun di An-TV.

Pulang dari Belanda, ayah dipindah lagi dari Korlip Jabotabek ke Kordinator Daerah. Sebelumnya, ayah sudah bolak-balik pindah korlip-korda, tapi gak pengaruh ke libur. Kali ini, ayah pindah lagi ke korda, jadi koordinator korda. Jadi dikasih libur sabtu-minggu.

Horee...Vinda langsung minta dianter nonton. Maunya nonton film horor "Anker Batu", barengRisti dan kakaknya, Manda. Minta dijemput di sekolah, langsung berangkat ke Serpong. Cuma, Sabtu pagi ayah diundang peluncuran buku Pak Quraisy di Grand Kemang. Sudah janji sama tante Nana, jadi gak enak gak datang.

Akhirnya, ke Kemang dulu, sekalian ke Emax --authorized service Apple yang gak jauh dari Grand Kemang-- buat nyervis laptop ibook.

Sampek rumah, vinda udah nunggu. Sudah ada risti ama manda kakaknya. Copot sepatu, ganti baju, langsung berangkat. Ambil jalur Parung-Muncul-BSD, biar bisa mampir makan sop langganan di Gunung Sindur.

Nyampek warung, Vikra turun duluan. Periksa stok telur dadar favorit. Tinggal 3. Angkut!! Vinda makan pakek bandeng, kakaknya juga bandeng plus 3 telur, manda pekek pepes, risti ikan bawal, tambah sop. Habisnya, 50 ribu sekian saja.

Sepanjang jalan menuju BSD, diskusi mau nonton film apa. Dari rumah Vinda dah pengen nonton "Angker Batu". Ayah cerita lucunya nagabonar dari resensi Kompas. Vikra ikut aja. Tapi lebih suka yang film lucu.

"Daripada gak bisa tidur habis nonton," katanya ngeledek adiknya. Vinda masih diem aja..

Di Billboard film di BSD Plaza masih ada Nagabonar jadi 2. Plus spiderman 2 ama Angker Batu.Vinda berubah pikiran. "Ya udah, kalau di WTC ada Nagabonar, ok deh nonton nagabonar."

Sampek WTC, ternyata billboardnya cuma mampang Spiderman2. Heran, ada empat studio, cuma 2 studio yang buka. Dua-duanya Spiderman2. Akhirnya diputusin nonton Nagabonar di BSD Plaza.

Habis ngedrop mereka, ayah balik ke WTC, beresin komputer PC dan meriksain lagi laptop ibook. PC beres, ada kerusakan memoai RAM. Ganti 2 memory, habis Rp 450 ribu. Ibook, gak ada yang bisa. Disuruh ke Mangga Dua. Hallahh..

Singkatnya, perjalanan pulang dari BSD Plaza, hiruk pikuk. "Lucu banget!" seruVinda. "Iya lucu banget," timpal Risti."Dedy Mizwar mainnya mantep banget," Vikra gak mau kalah.

"Jadi, "apa kata dunia"?? Dialog pun berlangsung seru.

"Emang Nagabonar itu pahlawan ya yah..Dia jenderal bener ya yah??," tanya Vinda nerocoss..Hallahhh.. Terpaksa deh cerita nagabonar pertama. Si jenderal sableng, yang berjuang tapi gak sok jadi pejuang.

"Nanti kalau nagabonar pertama diputer lagi, kalian harus nonton," kata ayah.

Habis nganter Risti, kita makan pecel lele langganan di Wates.

Puasss..puasss.

(muchlis_ar@yahoo.com)

Mengantri 100 meter di Museum Anne Frank


Sabtu, 18 maret 2007

Vikra sms ke ayahnya sambil istirahat.

"Alow yah! Disini seru bgt! Kita abiz dr Anne Frank house. Skrg lg di body exhibition. Pameran ttg tubuh manusia dan pake tubuh manusi beneran!"

"Vinda lucu deh yah. Masa lagu kemesraan dibilang lagu "kepasrahan". Pas di Anne frank house tadi ibu nangis pas ngeliat diary asli anne frank. Vikra td juga sempat megang jantung asli manusia".

Museum Anne Frank yang terletak di Prinsegraght 293 di Amsterdam, cukup mengharukan. Anne Frank adalah gadis kecil Yahudi yang barus berusia 10 tahun mendapat hadiah buku harian saat ultah dan mulai rajin menulis sampai dia meninggal di kamp konsentrasi Nazi.

Anne Frank adalah salah satu korban dari politik anti Yahudi pada thn 1942an, maknya orang tuanya Otto Frank bertekad bersembunyi diatas gedung tua selama 2 tahun dengan 7 orang lainnya, termasuk 2 anaknya Anne frank, Margot dan istrinya. Diruang kecil 2 kali 3 meter itulah Anne frank bersembunyi, tidak keluar sama sekali, malam tidak ada cahaya dan hidup dengan tikus-tikut. Karena kebijakan anti yahudi, tidak membolehkan orang Yahudi main di taman, pakai sepeda, dan sekolahpun harus di tempat khusus. Mereka harus
pakai tanda bintang di dadanya.

Selama dipersembunyian, Anne Frank dan keluarganya dibantu oleh 4 orang asisten Otto frank, ayahnya.




(yunich1@yahoo.com)

Makan malam di tempat tante Meira, kakak si Oneng

Rabu, 14 Maret 2007

Vinda Vikra, Om Syafiq, tante Lies diundang makan malam sama tante Meira, kakak Oneng Rieke Diah Pitaloka.

Tante Meira punya 2 anak Emmy seusia Vinda dan satu lagi masih kecil segede Raisa. Suami tante Meira, Rene, orang Belanda yang sudah menahun sakit usus dan belum sembuh.

Tante Meira masakin tahu tauco, baso, laksa ayam..ibu bawa masakan thailand daging dan kacang mete pakai paprika, dan teri jagung...

Pulangnya sepeda gembos..

Nasib..nasib..

(yunich1@yahoo.com)

Permen Kalajengking dan Kripik Ulat di Museum Volkenkunde

Leiden, Rabu 14 Maret 2007

Pulang sekolah, Vikra Vinda sama ibu lihat pameran Eiten/eat di museum Volkenkunde/sethnography di dekat stasiun Leiden. Kalau hari Rabu gratis, tapi hari lain
bayar 7,30 dan anak-anak sekitar 4.00. Untuk ke pameran eiten bayar 1 euro saja. Raisa ditelp untuk gabung, dan Sheila anak Helmi juga gabung.

Di pameran Eiten ini dipamerkan segala sejarah makanan misalnya rambutan dijelaskan disitu aslinya dari Malaysia dan banyak dijual di toko-toko Indonesia di Belanda (vikra protes, kok Malaysia?), ada madame sonet cabe kuning yang pedas sekali, ada kol ungu dan
zout ardaple (kentang manis/ubi merah) yang dibawa oleh colombus, dll. Ada juga sayuran yang bentuknya berlapis-lapis untuk soep dan jadi prinsip politik orang Italy kalau mengalahkan musuh, tumpas satu demi satu.

Bumbu-bumbu juga lengkap dari berbagai negara, ditaruh dalam toples rapi dan discan dengan penjelasan lengkap, ada ketumbar,jinten, dll, ada juga sarang burung walet. Alat masak juga unik-unik, ada dandang dan kukusan, ada cobek, ada sothil dan parut..uniknya fungsi yang sama tapi dari negara-negara lain macam pedalaman afganistan dan lain-lain. Alat saji cantik-cantik dari Jepang, China Turkey dan kerajaan-kerajaan klasik dulu, termasuk berbagai alat untuk bikin kue macam carabikang, yang dari thailand dari tanah lengkap dengan tungku. Bentuk tungku juga unik-unik, buagus-buagus sekali. Wah ide untuk bikin dapur tradisional sekaligus galeri alat-alat masak tradisional udah keduluan deh..pokoknya ayah janji bawain pawon/tungku dari lamongan ya..

Yang unik, ada aneka makanan yang kita anggap menjijikkan tapi dianggap delicacy yang uenak oleh etnik lain. Ada spageti berbumbu ulat putih segede belatung, ada ulat yang dibikin chips rasa keju, ada suku makan belalang dan kalajengking, ada permen semut
atau permen dalamnya serangga macam kalajengking. Ada jangkrik dikeringin juga dijual.

Wah..kalau jangkrik dan belalang mah..ayah juga maem kan waktu kecil? sayang disitu nggak disebut ada kripik laron dan botok anak lebah ya..itu kan makanan khas di kampung
Baturetno juga. Belum lagi cerita om Ipung (Saiful Mujani, red) makan ulat kelapa yang katanya jadi makanan spesial. Mestinya pamerannya diulang tuh..

Habis itu Vikra Vinda lihat museum etnologi kewilayah wilayah termasuk Indonesia. Sayang yang bagian Indonesia lagi direnovasi. Di museum ini dulu menyimpang patung asli ken Dedes yang diselundupin sama Belanda dan oleh prof Koesnadi UGM almarhum (yang
baru wafat kecelakaan Garuda kemarin) bisa dipulangin oleh beliau jaman beliau menjadi Adikbud KBRI Belanda.

Vikra menikmati betul membaca dengan detail sejarah Islam di Timur Tengah dan sejarah Hindu dengan ajaran-ajarannya.Dia yang nerjemahin ke Ibunya dan tante Lies, pokoknya jadi guide judulnya. Vinda juga asik melihat-lihat, disitu ada tangan Fatimah khas asli Marocco, ada mushaf Qurán yang ditulis dengan tangan, ada perbandingan syiah dll. Di daerah new Guini juga ada seperangkat alat ritual segede rumah, dibawa dari New Guini dengan harga murah..padahal bagus sekali.

(yunich1@yahoo.com)

Jalan ke Romelmarkt, Pasar Loak

Minggu, 4 maret 07

Ini adalah second hand market di daerah Kooilan Ambonstraat. Di Belanda, pasar loak atau second hand mengasikkan. Banyak orang kaya Indonesia yang hobinya cari barang antik di pasar ini. Orang kedutaan dulu ngeluh bosan nganterin pejabat cari barang loak atau antik di Belanda.

Biasanya di Groenord Hallen harus bayar 4 euro per orang, sekarang ini di Drift gratis. Om Martua yang leading traveling dengan pasukan ber 5. Disana Vinda dapat sepeda hijau anak-anak, tadinya minta 20 euro, tapi ditawar dapat 18, karena penjualnya dari Mesir dan diajak bahasa Arab, harganya jadi 17 euro lengkap dengan kunci dan lampu.

Vinda juga dapat tas baru untuk sport 1 euro,CD 3 euro, ibu dapat asbak serangga antik 2,50. Vikra mondar mandir sedih gak dapat apa-apa, wong jalan di second hand kok 30 KM per jam, mana dapat. Jadi cuma nggerutu gak dapat apa-apa katanya. Kasihan juga sih.
Awalnya, dapat gitar 15 euro, hampir dibeli, tapi karena bukan gitar listrik, masak mau punya 3 gitar sama seperti dirumah, jadi nggak jadi beli. Pas balik sudah dibeli orang.

Vinda Rugun Himsa menikmati, pada dapat mainan macem-macem..

Pulang mampir ke kuburun di Haven. Nglihat aneka kuburan yang lucu-lucu penuh kembang, ada yang dihias mobil2an kecil, anjing atau binatang piaraan, ada yang dihias bunga-bunga segar bagus-bagus. Anak-anak heran ada kuburan bersusun 3 orang dalam satu lubang.

Sekarang bahkan ada TDH (Terres des Homes) toko second hand (seperti Kiwanis) di Amerika. TDH ini mengcollect dana untuk mendukung pendidikan aank dinegara-negara miskin. Para volunternya orang-orang tua...luar biasa mereka.

(yunich1@yahoo.com)

Vikra Vinda Ikut Diskusi dg Dien Syamsudin

Condorhorst Merenwijk Belanda, senin 26 Feb 07

Surat Vinda untuk ayahnya:

Ayah lagi ngapain? vinda tadi abizz ketemu dien syamsudin donz dia tadi juga nyariin ayah lo...... oh iya. tau gak yah vinda kan dikasih tumpangan sama dia. di central stasiun leiden. naik MERCI (mercedes benz.) tapi menurut vinda biasa aja soalnya taksi-taksi disini mobilnya merci juga semuaaaaaanya merci tapi vinda petnah ngeliat di denhaag ada mobil fw pas nyampe ke apartemen om...... baru jalan beberapa langkah ldi lift langsung dia bilang, "oh iya .....!!!!

DARI : VINDA......


Email ayah buat Vikra:

Kakak masih libur?
Mana email tulisan kakak dari jalan-jalan?
Tulisan kakak juga diemail ke temen-temen ya!
Inget, Anne Frank dikenal orang karena tulisannya lho...

Jadi, kalau kakak pengen lebih banyak fans di sekolah..
ya lebih sering nulis no..!

Ngomong-ngomong, cerita dong gimana di kelas?
Gimana temen-temennya? Sekolahannya kayak apa?
Lebih bagus mana dibanding sekolah di Ann Arbor?
Cerita yakk..cerita..!!

Emang ibu udah rajin sih cerita..
Tapi, tetep aja sepi bener nih kalau gak ada cerita dari kakak ama Vinda..

Sunnnnnnn..


Balasan Vikra:

Alow yah....
gimana?? disana masih banjir ato ga?? temen vikra ada yg main ke rumah ga??
o iya.. diskusinya sih banyak bahasanya yg kurang vikra tahu....

sebagian bicara soal bahwa din syamsudin adalah tokoh islam ekstrim...

dan din syamsudin sendiri juga mengaku lebih aktif di MUI daripada di muhammadiyah. dan juga ternyata tahu soal kasus penyerangan terhadap ahmadiyah, om dien sedikit disalahkan. menurut kita, yang seharusnya disalahkan justru ayah....''(^_^)

mereka juga bicarain soal perseteruan antara islam, kristen, buddha, dan hindu....

Vikra belanja mingguan dan reparasi ban Sepeda sendiri

Selasa, 20 feb 07

Vikra coba ngotak atik betulin sepeda. Kadang kesel, marah, kreatif..tapi belum berhasil karena pentilnya ngaco.

Selain betulin sepeda, Vikra juga dapat tugas belanja ke supermarket. Jadi dia tahu dimana tempat-tempat membeli belanja mingguan di Aldi. Vinda juga biasa nemenin belanja di Hoogvliet.

Disini orang tidak bisa manja. Walaupun belanjaan 4 tas besar, harus dibawa dengan sepeda! Beli mobil di sini murah. Tapi, kata tante Erry, punya mobil yang mahal!. Karena pajak tinggi, cari SIM susah, parkir mahal. Ini cara orang Belanda menjaga lingkungannya biar tidak polusi dan warganya tidak manja, rajin berolah raga bersepeda.

Anak-anak maen ketempat Rugun berdua aja boncengan dari jam 2 sampai jam 5. Sampai rumah maem mie goreng. Vinda gak terlalu suka rasanya, jadi malam-malam dia maem bihun yang dia umpetin dari kakaknya, karena tinggal satu. Tapi anak itu baik, jadi kakaknya dia tawarin juga.

Walaupun sempet debat dikit. Mau kakaknya, disisain. Vinda maunya dimaem sekarang aja...Vinda sempat tak marahin karena bernada tinggi.

(yunich1@yahoo.com)
dengan kakaknya.

Menjadi Muslim di Eropa: Solat? Halal? .

Kerjaan belum kelar, padahal selasa harusnya ke ISIM. Jadi terpaksa ngebut pagi, siang sampai sore. Lumayan dapat banyak. Rencana malam nanti diserahinlah...

Pagi seperti biasa, anak-anak belajar pelajaran Indonesia, sholat disini juga tetep rajin. Walaupun maghrib Isya sering dijama' karena maghrib pas winter (musim dingin) membingungkan. Jam 5 sudah gelap, atau sudah maghrib, jam 8 pagi masih gelap kayak waktu subuh. Jadi solat Magrib Isya biasanya dijama’ pas mau bobo.

Wudlunya juga nggak simple, karena pakai stocking winter biar nggak dingin. Jadi kalau wudlu buka semua. Wah perjuangan jadi muslim di negeri Eropa.

Untuk memilih makanan juga musti rajin nanya ada babinya tidak. Vikra Vinda sudah belajar kalau: varken itu babi, rund itu sapi, kip itu ayam. Sejauh ini banyak pilihan sih..jadi nggak masalah sama sekali.

Tuhan maunya kan yang mudah-mudah saja!

(yunich1@yahoo.com)

Ngejar Materi Sekolah Indonesia Sambil Nyeruput Teh Buah

Leiden, Senin 19 Feb 07

Hari ini gak ada acara, santai dirumah. Viva libur seminggu. Disini sekolah libur melulu, kali ini libur spring.

Pagi-pagi maem tempe goreng sama sambel bawang sedap banget rupanya, apalagi nasi mengepul...

Memanfaatkan waktu, mereka tiap pagi belajar pelajaran sekolah Indonesia. Karena pulang dari sini langsung test. Kelihatannya serius, moga-moga serius bener.

Tapi sambil belajar, biasa… manjanya keluar, minta dibikinin ibunya teh buah
rasa strawberry atau rasa tropical fruit, frambos, oranje, dll. Rasa teh buah di sini sedap…

Siang ditawarin ikut acara anak-anak di Leiden. Ada drama, ada bikin prakarya, bingo dll, tapi mereka memilih di rumah. Biasa, Viva berdua bercanda..sesekali sengol, kesel-keselan dan debat ini itu. Kadang Pijit-pijitan, ibunya dipijit gantian tapi sebentar-sebentar.

Program Young Leader/INIS baru Univ Leiden dibuka

Sore ibunya harus hadir ke resepsi/launching program young leader universitas leiden. Ini program nglanjutin INIS dulu. 10 mahasiswa/i datang. Lugu-lugu kelihatannya. Acara dirumah Snouck Hurgrunje. Dibuka rektor. Banyak malaikat-malaikat Leiden, ada prof
Stochof Yahudi yang jago lobi, ada Van Koningsveld profesor Islam in Europe, ada Prof Leon Buschen profesor muda ahli hukum Islam. Ayah dapat salam dari dia.

Sebelum berangkat sibuk ganti baju, anak-anak sibuk menilai, yang satu bilang bagus, yang satu enggak, jadi gonta-ganti berapa kali..kacau mereka, termasuk ibunya. Jadi pakai baju seadanya. Ketemu pak Muhajir atache pendidikan dan Kebudayaan KBRI yang ngasih calling visa untuk ayah dan anak-anak dating ke Belanda.

Resepsi berjalan biasa, minum-minum jus dan wine bagi yang mengkonsumsi. Snack kecil-kecil ada crackers pakai salmon, olive, haring, keju, dll. Ada anak baru ragu nanya; ini halal? Iya..pasti!

Pulang bubur ayam yang dibuat ibunya sore tadi sudah hampir habis tersantap. Enak katanya..Ada Lis dan Raisa juga. Mereka asik main PS. Wah. Gimana nih? Kekejar deadline
padahal..tapi ada tamu ya harus dihargai. Malam aja nanti begadang ngetik deh. Besok selasa waktu ketemu sama Annelies.

Hari ini dapat kabar pakde Sastro Adnan kakak kandung bapak meninggal dunia karena stroke. Pakde sastro adalah bapak mas Into atau Warsito Adnan ketua FPIS (front Pembela Islam Surakarta).

Ayah Viva pulang kampung akhirnya. Kasihan padahal, karena pasti waktunya sibuk. Tapi sukur bisa nyempetin.

Kami sholat Gaib jamaah dan nelp bapak/akung susah sekali. Selamat jalan pakde..tapi untung, pakde kembali dengan khusnul khotimah, sepulang haji dan habis nengok putra-putrinya.

(yunich1@yahoo.com)

Ke Makam Pelukis "Girls With Pearl Earing", di Delf

Minggu 18 Feb 07

Delf kota kecil, gak jauh beda dengan Leiden. Anak-anak sebetulnya sudah capek, tapi sepi sekali bus pada hari minggu. Kalau ada harus nunggu sejam sekali. Jadi terpaksa jalan pelan-pelan dan barang belanjaan dibawa sama ibunya. Mereka tersipu agak pekewuh, tapi daripada mereka ngelah-ngeluh, aras-arasen/males2an jalan.

Akhirnya bisa nyampai juga di Oude Kerk, Niew Kerk (gereja tua dan gereja baru). Gereja-gereja ini tempat pemakaman keluarga kerajaan dan tokoh-tokoh penting Belanda, salah satunya Vermeer pelukis terkenal dengan karyanya girl with pearl earing. Lukisan seorang maid/pembantu yang dikontraskan memakai anting-anting mutiara itu lo. Padahal kuping bertindik pada abad itu hanya untuk orang borjuis saja, apalagi anting mutiara. Jadi cukup
kontroversial sekali, sama seperti iklan Benetton united of color yang mengiklankan ibu kulit hitam menyusui bayi kulit putih. Kelas dan ras diacak.

Delf juga terkenal dengn blue ceramic nya, atau blue Delf. Keramik Delf sangat khas, berdasar putih dengan lukisan biru. Keramik delf ini juga menghiasi istana kasepuhan Cirebon. Dulu hadiah dari kerajaan Belanda, dan uniknya keramik itu bertuliskan asmaul husna (99 nama indah Tuhan). Pasti dipesan khusus tuh untuk upeti kali ya…

Home Sweet Home

Sampai rumah, agak capek, tapi mereka harus maem yang enak. Jadi, bikin soto. Vikra langsung komentar "Home Sweet Home".

Ibu tanya, maksudnya?

Dia balas: “Masak ibu nggak tahu?!”

(yunich1@yahoo.com)

Nglacak HP Hilang & Ice scatting di Rotterdam


Minggu 18 feb 07

Pulang ke rumah dari nginep tempat Raisa rasanya jadi plong, karena takut ganggu bang Sur yang waktunya selalu merasa rugi dipakai main dan hobi dengan huruf-huruf. Sampai Rumah Vikra langsung bilang. Asik di rumah sendiri bebas dari sopan santun harus ini itu.

Mereka nonton TV dan becanda terus berdua. Mau telp ayah, kemarin ayah udah telp lama sekali dari Indonesia, sampai Lis nanya kan mahal mbak..tapi namanya juga kangen anak istri ya gak usah dihitung.

Horee... HP ketemu!!

Jam 11 berangkat lagi ke Rotterdam untuk ambil HP, bener-bener gerak cepat . Tiket gratis karena pakai weekend retour yang kemarin belum dicetrek alias diperiksa. Sampai di Euromast Vikra dengan gayanya yang rileks tapi tanggung jawab, menghandle semua. Dia bilang ke reception menjelaskan dan dapat HPnya. Dari situ kita lari-lari ngejar tram 8 biar gak perlu bayar lagi. Karena kalau kita pakai strippen card untuk tram/bus dan dibawah 1 jam untuk 2 strip, artinya bisa gratis.

Ice skatting di Rotterdam Wintersport


Habis dari Euromast turun di daerah blaak centrum tempat skatting. Vinda Vikra ditawarin tapi Vinda aja yang tertarik. Tiket 8 euro per anak termasuk pinjam sepatu ice skatingnya. Lumayan, awal-awalnya agak pelan, tapi akhirnya lumayan agak lancar walaupun gerakannya masih hati-hati dan pelan.

Yang main ada anak-anak kecil yang jago banget, ada bapak-bapak ibu-ibu, ada juga remaja yang kayak robot karena belum bisa.

Vinda mau ibunya ikut..walah-walah..wong kaki habis jatuh dari sepeda aja belum sembuh kok mau disuruh nyekatting ki kepriben?? Vikra dengerin musik dibibir arena dan moto-moto
adiknya biar tulisan Rotterdamnya masuk, sambil rebutan kripik nangka sama ibunya.

Vinda laper banget, ngambek pingin maem cepet di Mc Di, tapi gak ada nasi yang dimimpi Vikra dan serasa nggak sreg makan junk food. Vinda maunya maem saat itu juga. Jadi akhirnya maem di resto China Fatkee. Vinda maem nasi bebek panggang 8, 50, Vikra nasi dengan ayam goreng 6,50, adik baso ikan sapi 4,50. Habis 300 ribuan lah..

Pulang mampir bentar ditoko yang ada dompet pink yang Vinda Mau kemarin.Tapi akhirnya dia ok gak jadi beli. Mampir sebentar ke Wah Nam Hong toko Cina, beli tempe dan tahu. Pulang
ragu-ragu mampir ke Delf kecapekan nggak ya?

(yunich1@yahoo.com)

Kantor ibu, bekas kamar ratu Belanda, di samping rumah Snouck Hurgrunje

Hmmm..beginilah gaya anak gadis dikantor ibunya, ISIM..mau minum apa?
hot chocolate, cappucino, fruit tea? Semua gratis tersedia dikantor Ibu.

Leiden, Rabu 15 Feb 07

Vinda pulang sekolah lebih awal, nemenin Ibunya 2 jam di kantor ibu, ISIM. Dapet ruangan baru cuma, sendirian. Deket toilet. Ada jendela menghadap ke taman, dan ke arah jam 11 bisa lihat taman belakang yang klasik milik Snouck Hurgrunje. Rumah Snouck di Rapenburg 61 persis di samping kantor ISIM no 59 ini.

Snouck Hurgrunje adalah ahli hukum adat dan otak kolonialisme, terutama untuk penaklukan Aceh. Professor berpengaruh di Univ Leiden yang bikin beberapa mahasiswanya stress, pernah menyamar ke Mekah untuk penelitiannya.

Vinda mengisi waktu dengan menghitung koin yang barusan dirayu dari ibunya, terus maen nasi kuning abon bekal tadi pagi yang belum sempat dia maem. Mimik coklat hangat dari mesin yang barusan diambil dari dapur di bawah yang bersebelahan dengan ruang makan/common room yang dahulunya pernah jadi kamar ratu Beatrix waktu kuliah di Leiden.

Vinda nelp Febi, seru kelihatannya, ngrumpiin temennya yang jadian sama ini atau itu, trus sms memastikan soal temennye tadi. Terus telp ayahnya, tetep dengan ceriwis.

(yunich1@yahoo.com)

Vikra berteman Aron, Pelarian politik dari Ethiopia

Leiden, 15 Feb 07

Vikra cerita tentang sobatnya Aron, pelarian politik dari Ethiopia. Ayahnya menteri, angota kabinet oposan dari pemerintah yang berkuasa saat ini. Banyak kawan-kawan ayahnya yang dibunuhin. Untung keluarga Aron diselamatin oleh UN (United Nation/PBB) dan diberi suaka politik oleh pemerintah Belanda.

Aron bercerita bagaimana tentara musuh datang kerumahnya mau membunuh bapaknya. Dan bagaimana perjuangan keluar dari Ethiopia untuk berangkat ke Belanda.

Vikra tersentuh dengan cerita sobatnya itu.

Sebelum bobok Vikra Vinda bercanda, kuku Vinda kepanjangan, sampai melukai tangannya. Halah.

(yunich1@yahoo.com)

Mr Jaap dan Vinda: Saling merayakan.

Vinda, Mr Jaap, Hanna and Jenny yg sibuk jadi panitia ultah Vinda
Masakan untuk sekelas, nasi kuning dan ornamennya..ibu masak sendiri lho untuk ultah ciadek
Mr Jaap dengan tumpeng mini dan jelasin filsafat tumpeng dari papan tulis

Leiden, 15 Feb 07

Vinda bener-bener sudah pulang pergi ke sekolah pakai sepeda sendiri. Kadang gaya, nggak mau dijemput.

Hari ini acara renang untuk peringatin ultah gurunya Mr. Jaap dengan temen-temen sekelasnya. Dia kasih kado souvenir dari Bali. Cari kado buat Mr.Jaap rumit banget, mau dibeliin souvenir dari Univ Leiden yang bergengsi itu nggak mau dia, karena letak winkel/toko souvenirnya dekat sekolah Lucas van Leyden.

Dia bilang: Coba ibu bayangin, masak kita beliin kado buat pak Usman guru Vinda dibeli dari toko foto copy depan sekolah! Nggak mau Vinda!”.

Oke akhirnya ngalah, dikasih souvenir Bali dan dia bungkus dengan rapi dan cantik. Untuk renang, dia pakai baju renang baru Speedo untuk ngrayain ultah itu. Pulang dari sekolah mampir ke kantor ibunya, mau beli sepatu sport. Pergi ke Van Haaren, tapi ngrayu minta burger. Wah laper banget rupanya. Kakak dibungkusin juga.
Giliran Vinda ultah di Sekolah
Ultah Vinda disekolah lumayan seru, ibu masakin untuk seluruh kelas sekitar 26 orang. Ibu bikin nasi kuning, bahwan jagung, urak-arik buncis, ayam goreng. Nggak ketinggalan bikin tumpeng mini untuk Mr Jaap lengkap dengan ornamennya dan penjelasannya. Ibu tulis dipapan tulis ttg filsafat tumpeng dengan bentuk gunung, kenapa harus ada unsur urap untuk unity, ayam yang rela berkorban, bakwan jagung dan ikan untuk fleksibility. Temen-temen Vinda antusias, karena Mr Jaap yang menjelaskan kedalam bahasa Belanda. Makanan ludes, bilang ke Vinda "lekker Vinda". Hanna sobat Vinda ikut sibuk bantuin, dan Vinda dapat kado asik-asik, ada kaos dengan tanda tangan sekelas, ada handuk dan pen, ada kartu bagus-bagus. Wow..happy ya sayang punya guru dan temen asik-asik turun ngrayain? Vinda cerita dan tulis sendiri...

Menikmati Flamenco di Malaga, Spanyol


"Mengejang, Menghentak, Meregang..Penuh Energi!"

Malaga Spanyol, Kamis 26 April 2007

Jam 4 sore setelah keliling istana AlHamra Granada, kami langsung ke stasiun bus menuju kota Malaga. Jarak tempuh dari Granada Malaga sekitar 1,30 menit.

Kami agak tenang karena kami sudah reserve hotel di Malaga. Malaga kota turistik, orang Eropa banyak nyerbu kota centil ini, banyak bunga digantung sendiri-sendiri di dinding dengan aneka warna, banyak gang kecil digelitikin dengan prentil-prentil kembang, air mancur di wadah kolam melingkar jadi kayak ngajakbercanda di setiap perempatan.

Pantainya asik. Banyak kafe tepi pantai dan atraksi kotanya juga banyak. Ada adu banteng matador, ada tari flamenco, ada konser-konser musik. Belum lagi hiburan pantainya. Ada seaworld, kebun binatang dan konservasi alam. Malaga termasuk kota pelesir paling ramai dibanding Granada dan Cordoba. Kedua kota ini lebih dikenal sebagai kota sejarah.

Kami sampai di hotel Tarik, di Paseo Maritimo 49 Torremolinios 29620, telpnya+34952382300. Kami reserve hotel ini dari internet dibantu tante Erry. Hotelnya asik banget, persis dibibir pantai Malaga, bangunannya unik rada mediteranian, banyak mosaic khas istana Alhamra. Kamarnya cukup cozy persis menghadap kolam renang.

Kami langsung renang, air agak dingin tapi seru juga renang bertiga. Ayahnya asik nyuting kami dan yang pasti, ngrokok.

Malam dikit kami melanjutkan lagi searching hotel Florence dan cari makan di restoran sebelah sambil nunggu nonton flamenco dance jam 10 malam. Kami cek apakah flamenco ini bisa untuk anak-anak tidak? Rupanya multi usia. Harga tiketnya lumayan, satu orang 25 euro. Tapi ini penting untuk mengajak anak nglihat kekayaan budaya Spanyol. Apalagi ini dance terbaik di Malaga.

“Biarin, belum tentu seumur hidup sekali,” kata misua.

Kami naik taxi ke Pepe Lopez tempat pertunjukan Flamenco. Gedungnya muat untuk 250 orang, persis di lantai bawah. Bangunan pub ini juga cantik dengan gaya warna-warna terang spanyol selatan, tapi redup oleh cahaya-cahaya klasik yang dibikin dari panci-panci tembaga tua.

Vindasempat berbisik..”Bu, lihat lampunya, unik ya”.

Vinda juga bisikin lagi: “Bu,Vinda suka, akhirnya ada anak kecil yang lainjuga disini”.

Vikra sibuk makan, rupanya tapaz yang kami makan di restoran sebelah hotel tadi tidak cukup mengenyangkan dia.

Persis jam 10 malam, gedung pub mati sebagai tanda pertunjukan mulai. Tidak ada pembawa acara yang ngumbar kata-kata untuk menghabiskan waktu. Kami lihat 8 dancernya berjingkat naik panggung dalam kegelapan. Begitu lampu nyala, para penari dengan baju polkadot warna-warni sudah mematung di atas panggung.

Bajunya attraktif sekali dengan rumbai di bawah yang heboh begitu digoyang. Penari sabar berdiam, lantunan vocal pesinden/penyanyi dengan cengkok Spanyol memulai nadanya seakan ngucapin salam. Pelan –pelan gitar berdenting, begitu nada menghentak seru, penari seperti diberi aba-aba, langsung unjuk kebolehan mereka.

Enam penari perempuan dan 2 laki-laki ini sangat piawai menghentak-hentak sepatu mereka yang sangat popular dengan istilah step dance. Flamenco juga sarat tepukan tangan dan gocekan alat musik jari yang diadu (lupa namanya).

Penari perempuannya sangat estetis, persis seperti gaya dandan pramugari Singapore airlines, yang mengingat rambutnya rapi pepat dengan sanggul simple, untuk mengkontraskan leher jenjang mereka agar dongakan dagu tirus saat menari flamenconya menjadi jelas.

Puluhan kali mereka berganti kostum dan aksesoris, dari kostum pakaian mirip pakaian China Melayu dengan kebaya dan bawahan remple, baju hitam celana hitam dengan topi, baju seksi dengan shawl matador warna kontras, baju balet genit juga nggak ketinggalan.

Penarinya cantik-cantik, tapi penari flamenco yang kata Vinda senior ada satu, wajahnya biasa, tapi gerakannya bertenaga sekali. Dia menari tunggal, dengan musik balada dia mengejang, menghentak, meregang dan memutar dengan penuh energi. Punggung terbukanya sengaja jadi etalasi otot penarinya: bahwa flamenco bukan sekedar mengandalkan gemulai tapi raga urat dan otot sangat penting. Keningnya berkernyit 3 jari, peluhnya mulai keluar berbiji-biji dipunggungnya..tapi dia tetap menghentak, menari dan menari untuk sebuah tepukan kagum penontonnya.

Satu atraksi dari penari laki-laki adalah show keahlian step dancingnya yang ritmik, dalam hitungan menit dia harus menggerakkan gerakan sama dengan intonasi yang persis..luar biasa sekali !!! sepintas kaya suara mesin pabrik yang tidak ada kasalahan ritmiknya. Kami penonton hanya bisa tepuk sambil menunggu apa lagi yang mereka punya!!

Filosofi flamenco ini egaliter, nyaris gerakan penari laki-laki dan perempuan sama, pakaian juga ada beberapa yang sama. Berbeda dari tari salsa atau tari Jawa yang mengkontraskan penari laki-laki danperempuan. Dalam salsa, penari laki-laki yang leading dan atur gerakan, perempuan yang ikut, komplementer tapi harus indah. Tari Jawa, juga mensimbolkan penari laki musti maskulin dan perempuan feminine. Penari laki-laki yang memerankan tokoh perempuan, harus gemulai sekali, sementara penari laki-laki banyak mengangkang kaki dan tangannya untuk menunjukkan otot-ototnya.

Kami puas relaxing malam ini dengan nonton langsung Flamenco…anak-anak jugasuka….

Bobok nyenyak deh!!!

(yunich1@yahoo.com)

Untuk melihat video di you tube search: pepe lopez flamenco.

Pada Teriak Berebut Nyubit Vinda

Vindaaaaa...

Sabtu, 5 Mei 2007

Baru nyampek rumah di Sawangan tadi malem, setelah habis dari Belanda dan crazy trip keliling Eropa. Begitu nyampe langsung mandi dan nyantap indomie pakek cabe potong, blek..semua tidur. Cuapekk..

Sebelum bobok, diskusi dulu. Capek gak kalau besok langsung sekolah? Vinda sempet khawatir soal buku agama, ketemu pak Sumardi --guru ekstrakurikulier musiknya.

Akhirnya OK juga. Tapi, minta diantar. Vikra, maunya datang aja ke sekolah, sekedar say hello ama temen dan lapor ke guru kelas. Deal.

Alarm bunyi jam 05.30. Vikra bangunin ayahnya, dikira ada telepon. Karena badan masih capekk..alarm di matiin, bobok lagi. Vinda yang tidur di kamar sebelah, ternyata sudah di kamar mandi. Hemm. Gak biasanya dia bangun dan mandi duluan..!

Selesai nyantap nasi uduk, berangkat. Vikra mau bawa motor sendiri. Karena dari sekolah dia mau ngeband ama temennya. Jadi, berangkat pakek dua motor. Sebelum masuk halaman sekolah, sempet kagok. Belok kirinya keblablasen. Pager biasanya, ternyata sudah ditutup. Digeser ke kiri, karena lagi ada pembangunan pintu gerbang. Gede banget. Gak jelas, buat apa pintu gerbang segede itu..

Mendekat ke sekolah, vinda bolak-balik pesen ini itu. "Ayah, ke ruang guru dulu yak. Ketemu Pak Usman. Nanti ayah ngomong minta maaf sama Pak Usman, karena kita gak ngasih tahu dulu kalau mau masuk.."Hemm..

Ruang guru ternyata kosong. Ruang Pak Muhrowi, kepala sekolah, juga kosong. Vinda langsung ngajak ke kelasnya, di lantai 3. Baru kelar di ujung tangga, temen-temen vinda yang kebetulan lagi pada main di depan kelas, langsung berhamburan...Vindaaaaaa.....!!! Belasan temen-temennya langsung berkerumun. Ada yang meluk, ada yang nyubit, ada yang towel-towel...(cerita lebih lengkap di dalam kelas, biar vinda yang bikin yak..)

Lanjut ke kelas Vikra. Sepi. "Kan lagi libur, Pak. Kelas 3 lagi UAS," kata seorang temen Vikra. Hallahh..Ya udah. Ke bank, ambil duit. Beresin SPP yang nunggak 4 bulan. Vikra cabut sama temen-temennya, nge-band.

(muchlis_ar@yahoo.com)

Menikmati Bonn dan Ngobrol Soal "Samen Wonen"

Dari Koln kami dianter ke Bonn yang jaraknya 30 menit, dengan mobil baru mercy hitam tante Edith kerumah om Ging.

Om Ging temen ibu di Common Ground, produser sandiwara radio Menteng Pangkalan. Dia sekarang beristri tante Lawrence (cara nyebutnya Lorrong..), dia orang perancis dan punya anak bayi temben Luan yang baru 6 bulan. Viva banyak main sama Luan.

Vikra menikmati mendorong kereta bayi sambil jalan ke centrum. Kami melewati beberapa wilayah penting, ada balai kota dengan logo jermannya yang bercat emas. Lalu juga lewat kantor pos kuning yang sudah tua sekali tapi menjadi background unik dari square ini. Square diapit oleh gereja dan kantor pos kuning di sebrangnya, dan ditengahnya ada patung Ludwig Beethoven pianis klasik terkenal yang lahir di kota ini.

Di square itu juga ada pemain piano klasik lengkap dengan pemainnya yang nggak capek-capek main piano untuk pengunjung yang bersliweran. Karena sudah lapar, kami makan di restoran Shanghai, Om Ging tertarik bebek dan ayam goreng, tante Lawrence mau sayuran, tante Edith mau soup, Vinda agak lemes kecapekan jalan, dan Vikra sibuk memilih menu dengan aneka tawarannya.

Diskusi tentang “Hidup Bersama”

Di Shanghai RestaurantBonn, Vikra sempat nanya tentang kapan om Ging menikah?

Om Ging jawab, kami tidak menikah ke KUA, tapi kami menikah dengan cara alami atau natural. "Kalau diIndonesia, Luan sudah dibilang anak haram nih Vik," kata Om Ging.

Vikra nanya, "Orang tua om gimana dong kalau om nggak menikah?"

Om Ging jelasin, "Kita harus sayang dan berbuat baik sama orang tua, tapi kadang ada hal-hal yang bisa jadi kita nggak se-ide dengan orang tua kita”.

Biar Vikra nggak bingung ibunya ikut jelasin:

"Kakak, masing-masing orang punya pilihan hidup sendiri. Kalau di negara yang terbuka macam Eropa begini, megara juga bisa mengakui hubungan tanpa menikah, yang penting cinta dan serius menjalin hidup bareng. Jadi negara juga bisa kasih akte lahir untuk anak-anaknya, termasuk hak yang sama dengan pasangan yang menikah. Kalau di Indonesia mesti lewatKUA, catatan sipil atau menikah dengan cara agama."

"Mungkin kita juga punya prinsip sendiri, tapi juga bisa tahu alasan pilihan om Ging”.

(yunich1@yahoo.com)

Museum Coklat Lindt Koln

Masuk museum coklat Lindt (schokoladen museum Imhoff, Lindt schweizer chocolade-kultur seit 1845). Banyak hal menarik: ada sejarah coklat penghasil terbanyak, Indonesia yang ke 3 di dunia. Coklat menjadi populer di Eropa setelah spanyol masuk ke Afrika. Pada awalnya sekitar th 1660, coklat sangat mahal, bisa jadi mata uang. Sepuluh biji coklat bisa untuk tukar kelinci dan 100 biji bisa untuk beli budak laki-laki.

Coklat dimuseum ini digambarkan dengan pelayan kulit hitam, salah satunya coklat merek Saroti yang digambar dengan boneka pelayan kulit hitam sedang mbawa coklat. Belakangan saroti diprotes, karena dianggap merendahkan kulit hitam.

Coklat juga bisa jadi suguhan bangun tidur para borjuis perempuan. Setiap pagi, pelayan membawanya ke atas tempat tidur dengan nampan pakai 2 cincin untuk menjepit 2 gelas tersebut yaitu satu untuk coklat satunya air putih.


Jerman, Koln, 6 April 2007 Pada th 1670an, coklat mulai masuk di Amsterdam, makanya sejarah Barpada awalnya justeru menjual minuman coklat hangat, tapi hanya untuk orang-orang kaya saja. Di museum ini juga diperagakan cara membuat coklat Lindt. Dari mulai masuk mixer untuk diaduk dan dicampur dengan butter dan gula, dicetak, digetar dan didiamkan mengeras dalam 10 menit, lalu dibungkus dan dijual fresh di situ.

Ada juga yang dicetak dengan aneka bentuk binatang. Yang lagi banyak dijual adalah bentuk kelinci yang bisa sebesar kelinci beneran seharga 39 euro. Viva beli yang tanggung untuk oleh-oleh famili dan temen-temen.

Pengunjung dibagi satu-satu coklat pas beli tiket, dan juga ada pohon coklat raksasa. Semua pengunjung dibagi wafer yang dicelup ke lelehan coklat Lindt.

Coklat Lindt ini juga ada di Indonesia, salah satunya dipintu masukPondok Indah Mall yang harganya selangit…

(yunich1@yahoo.com)

City tour Istanbul: Blue Mosque, Bosporus

Istanbul 11 April 07.
Ikut bus Corendon dijemput jam 8.55. Pertama lewat bab Ali ke Sultanahmet area pusat turis. Di situ adaBlue mosque atau masjid Sultan Ahmad, aya Sofia, hypodrom dan hyroglip. Hyprodome dijelaskan oleh tour guidenya dengan bahasa Belanda, bahwa area ini dulu menjadi arena perang salib, lalu ada tugu obeliskyang bagian atasnya hancur karena logamnya sempat diambil para crussader (pasukan perang salib) untuk dijadikan uang logam. Ada penjelasan ttg hyroglipdari Mesir kuno yang diberikan kepada sultan dan satu lagi masih ada di Mesir.

Blue Mosque atau masjid Sultanahmet yang sangat megah dibangun pada th 1609-1616 oleh arsitek Mimar sedefkar Mehmed Aga. Masjid ini persis berhadapan dengan Aya Sophia, dan istana Topkapi. Masjid ini punya 3 pintu utama, 260 jendela. Di mihrab tempat imam juga dari batu marmer yang dihias dengan batu-batu dan satu buah batu dari ka’bah.

Masjid ini punya 6 menara atau minaret, karena di samping tidak boleh melebihi menara 7 di Mekkah, juga ada kepercayaan bahwa 7 hanyalah milik Allah. Hitungan hari dan banyak hal lagi yang digambarkan dengan angka 7. Wah kaya orang Jawa aja,othak-athik mathuk!

Masjid ini sangat indah dengan marmer abu-abu seperti warnamasjid Sultan Suleyman. Interiornya juga luar biasa dengan kubah-kubah penuh kaligrafi. Vikra Vinda sibuk jadi fotografer.

Memotong selat Bosporus

Setelah itu keliling melihatGalata brug/jembatan di selat indah Bosporus yang menghubungkan Asia dan Eropa dengan liuk biru air, sangat bening dan kontras dengan gedung-gedung padat yang bersusun menutup bukit. Mereka rela jelek mengalah untuk mengkontraskan indah dan birunya Bosporus. Makanya ayah pas ke Turkey pernah sms: “Ayah lagi di Bosporus. Thats great, kapan-kapan kita kesini sama-sama!!”.

Dari tour ini juga terlihat area golden horn dan Seraglio point, laut tempat menenggelamkan harem-harem yang tidak patuh.


(yunich1@yahoo.com)

Bermanja di Sultanahmet Hamami

Istanbul, 11 April 2007

Setelah bertempur untuk dapat visa schengen yang melelahkan. Urusan yang mestinya harus menunggu 2 minggu dengan setumpuk dokumen, dan kali ini bisa ditembus dalam hitungan jam…!

Perjuangan masih berlanjut untuk berburu tiket, ke bank, ke money changer bolak-balik..

Masih lagi harus wira-wira bawa bongkahan tas cari taksi dan cari info arah pulang dengan info yang nggak jelas dari orang-orang Turkey yang baik antusias mau menolong tapi terbatas bahasa Inggrisnya.

Akhirnya kami menginap di Sunshines lagi, sampai di hotel sekitar jam 15.30an. Anak-anak udah teller, habis maem doner kebab, kami main kartu Uno dan mereka asik sendiri dengan mainan yang habis dibeli sambil nunggu di kedutaan. Hadiah buat mereka yang udah sabar nunggu dan kooperatif.

Perlu relaxing. Kebetulan.. mimpi pingin mandi di Hammam Sultan, yaitu pemandian para sultan jaman dulu. Vikra sempat antusias mau ikut, karena memang ada arena mandi khusus untuk laki-laki dan khusus untuk perempuan, tapi akhirnya dia merasa kegelian sendiri dan memilih tidak ikut.

Hamam atau Turkish bath ini ada 2 tempat yang terkenal, satu Suleymaniye Hamam di Mimar Sinan Caddesi 20, yang didisain arsitek terkenal Sinan pembuat masjid Suleyman pada th 1490-1588. Yang satu lagi didaerah Sultanahmet depan Blue Mosque dan Aya Sophia, namanya Sultanahmet hamami yang dibangun th 1710. Turkish bath atau pemandian Sultan ini, salah satu yang digemari turis, karena orang masuk ke pemandian raja, dimanja bak Sultan dan permaisuri (pasaran banget istilahnya).

Bangunannya memang sudah sangat tua, dengan ruang tamu khas Turki yang unik dengan sofa beralas permadani sebesar sajadah dengan guling kecil dan bantal-bantal. Disitu ada kafe buat mereka yang menikmati kopi atau tea hangat setelah mandi.

Pertama tamu datang diberi pilihan mau ambil paket mandi saja (20 Lira), pijat (15 Lira), atau paket keduanya. Ya sudah, daripada selama ini cuma baca tentang kehidupan harem dan kemewahan sultan, lebih baik ngalami langsung. Tamu diminta ganti pakai kain kotak-kotak merah (sekilas seperti taplak meja) untuk kemben, dan dituntun ke arena hamam melalu lorong-lorong tua berbentuk huruf “n” yang agak rendah (mirip pintu-pintu masjid kuno di demak, Kudus, dll).

Temboknya tebal dengan cat-cat putih kusam yang dibiarkan tidak dilapis untuk memamerkan ketuaannya.

Hamam sauna seluas 5 X 5 meter, setengah dindingnya dilapis marmer abu-abu. Disetiap sisi dibuat anjungan naik sedikit 30 cm dengan luas 1 meter mengelilingi sisi dinding untuk arena duduk dan bersantai sambil menciduk sendiri air hangat dari bak-bak marmer yang mungil semacam pot tanaman.


Arena ini juga semacam sauna natural. Asik..menyiram badan letih dengan air hangat sambil melihat atap kubah yang berlubang-lubang dan ditutup dengan kaca warna-warni biar burung tidak mengintip sultan dan sultana yang lagi mandi.
Setelah rileks 15-20 menit di hammam sauna, tamu dipersilahkan masuk ke Hamam pijat, disuruh tidur di kasur mandi, dan masseurs/pemijat yang bahasa Turkinya tellaks, mulai memijat kita dengan cara lembut. Berbeda dengan pemijit Indonesia yang bertenaga enak, disini serasa mengelus mengaktifkan saraf kulit saja, tapi enak juga.

Asiknya, tellaks tidak membiarkan badan kita kedinginan, jadi selalu menutup bagian yang sedang tidak dipijit dengan handuk-handuk tebal. Dari ujung kuku kaki sampai kepala dipijit, enak banget. Setelah itu dipeeling/digosok dan dibiarkan relaksasi sejenak.

Sambil memijit, tellaks yang kebetulan separuh baya dan kayaknya mantan orang cantik kalau diperhatikan, punya service extra untuk tamunya dengan mendendang lagu-lagu Yunani dan Turki. Suaranya yang PD tambah mantap dibekam oleh dinding tebal Hamam, jadi serasa khusus dialirkan kekuping tamunya dan yang lain tidak boleh dengar. Wah..sedap sekali, kalimat-kalimat Yunaninya rada terkenali dari lagu-lagu Vasiliki pemenang peace award yang
sering menginterupsi asik saat kerja.

Tellaks dengan gesit menyiram ketubuh kita yang telentang. Kencang tapi tidak menyiprat ke muka sedikitpun. Professional sekali!! (walaupun sempat terfikir serasa adegan memandikan mayat). Siraman mengagetkan dia termaafkan, setelah Tellaks ini menyabuni dengan cara uniknya. Dia memasukkan sabun batangan dengan aroma klasik kedalam karung kecil putih, dikasih air sedikit, karung ditiup seperti membuat balon, lalu ditekan untuk mengeluarkan busanya sambil dibalur ketubuh. Sehingga kita bener-bener mandi busa yang ceria beterbaran kemana-mana. Asik memang!


Setelah itu kita disuruh duduk, dipijit kepala dan dikeramasi, dibilas sampai tuntas. Service berikutnya kita diberi kain kotak-kotak mirip tutup kepala Yasser Arafat, dibalut ketubuh untuk kemben bersih, dan kita dipersilahkan masuk ruang tengah. Setelah keluar melewati lorong-lorong menembus ruang tengah, kita disambut dengan diberi handuk lebar,
yang dibalut kebadan untuk menghangatkan tapi dililit lucu dibagian kepala. Tamu banyak yang rileks dulu minum-minum rempah, tapi rasanya sudah puas..waktunya pulang. Pasti anak-anak sudah nunggu.

Wow! rupanya mereka bobo pulas!

(yunich1@yahoo.com)

Hadiah cincin harem dari sultanku tercinta

Kesengsem cincin Istri ke-4..

Istanbul, 11 April 07

Setelah keliling Teksim area, gelora olah raga dengan Galatasaray, pasukan Corendon diajak masuk Stork Jewelry, pertokoan perhiasan yang cukup mewah.

Menariknya gedung ini dulunya bekas penjara perempuan. Pasukan diajak ke atas, disana ada galeri perhiasan dengan penerima tamu/penjaga stand yang elegan. Kami ditawari minum kopi dan teh Turki. Asik sekali.

Awalnya males nglihatin orang-orang yang mulai bergaya antusias mau beli ini itu. Tapi pas penjaga stand bercerita tentang satu bagian koleksi Harem Sultan Ottoman..mulai tertarik juga ndengerin. Rupanya Sultan Ottoman dulu memang punya banyak istri dan perempuan banyak dalam haremnya, tapi dia memberikan cincin tanda cintanya hanya kepada 4 istrinya.

Istri pertama mendapat design cincin sebaris horizontal deretan batu permata. Istri kedua dapat 2 baris, istri ketiga dapat 3 dan ke empat dapat empat baris dengan variasi warna bermacam-macam, ada merah rubi, hijau emerald, putih sirkoin dan hitam.

Rupanya untuk istri ke-4 bagus banget karena empat baris dengan variasi warna indah.

Gak kuat iman juga untuk beli karena sejarahnya menarik. Mau beli kok males karena harganya nyebelin, dan selain itu kami bukan type orang yang menunjukkan kemewahan macam begini untuk mengatrol status.

Akhirnya muncul ide ngrayu Sultan Muchlis sang suami untuk hadiah ultah 4 juni nanti…dan rupanya tidak ada perlawanan yang berarti seperti perang salib jaman Sultan Ottoman pemberi cincin itu.. misoa cukup ceria meng oke kan proposal fun ini.

Lha! Tapi kok beli design untuk istri ke 4 ya? Wis, pokoknya kali ini estetika lebih bicara dari ideology!! Thank honey..I love you…

(kata Sandra pas pamer cincin ini: Udah nggak apa-apa Yuni jadi istri ke-empat…istri pertama, kedua dan ketiga ya Yuni-yuni juga…).

(yunich1@yahoo.com)

Orang Kristen Boleh masuk Masjid..



Sholat dan foto bareng Imam Masjid Suleyman

by: Vikra Alizanovic

Istanbul Turki, 10-12 April 2007

Naik pesawat Corendon, berisik sama anak ABG Belanda rombongan mau liburan ke Istanbul, brkt jam 5.30 pagi dari rumah, mendarat di Sabiha Gokchen Airport yang ada di sisi Asia, karena Turki punya 2 wilayah di Asia dan Eropa yang dibelah oleh selat Bosporus yang indah.

Ayah pernah foto di Bosporus ini waktu kunjungan mendampingi menteri ekonomi Marie Pangestu keliling ke Istanbul, Angkara, Iran dan Mesir. Sabiha diambil dari nama anak Kemal Ataturk presiden Turki yang sangat maju berfikirnya untuk memisahkan agama dan Negara. Nama Sabiha juga diambil untuk menghargai emansipasi wanita.

Keliling Turki menuju hotel Sunshines, banyak sisa-sisa peninggalan Romawi dan Yunani, karena sejarah Istanbul dulu pernah menjadi wilayah Yunani dengan nama Bizantium dan dibawah Romawi dengan nama Constantin ople karena ditakhlukkan oleh raja Constantin I.

Sholat di Masjid Sulaiman

Setelah istirahat, sorenya masuk ke masjid Sulaiman yang indah sekali, dibangun pada th 1550-1557 oleh arsitek terkenal Sinan. Disitu ada makam Sulaiman The Magnificent. Makamnya sendiri ditaruh di satu bangunan. Karena udah tutup, kita nggak boleh masuk. Disamping makam sulaiman, ada makam Sultana Hurrem Roxelane. Sehabis itu kita masuk ke masjidnya untuk sholat. . Luasnya 69x63 ms. Kubah utamanya sendiri luasnya 53 ms. Dan tingginya 27,25 ms. Disana ada 32 jendela.

Dimasjid ini kami sholat jama’ah magrib. Interiornya indah sekali, dengan kubah yang megah, lampu-lampu . Orang Turki yang sholat datang terlambat (makmum masbuk), disiplin ngambil posisi paling ujung kiri.

Orang Kristen turis2 juga boleh masuk. Syaratnya harus wudhu dulu dan auratnya harus tertutup semua dahulu bagi wanita maupun pria. Disana Vikra sempat foto sama imam Odas, imam besar di masjid itu.

Pulangnya kita mau ke Grand Market tapi ga tahu jalannya. Akhirnya diantarin sama imam2 dari masjid Sulaiman itu dengan mobil mereka. Salah satu dari mereka ngomong pakai bahasa Arab sama ibu, nanya nama kita, dan mereka saranin ibu pakai kerudung, karena itu sunnah rosul.

Mereka sangat ramah dan kami bilang tasyakker atau terimakasih dalam bahasa Turki.

(vikra_gelap@yahoo.com)

Note: (Tulisan huruf miring, tambahan dari ibu)

Tertahan di Bandara Turki: Salut dari Sandra Moniaga-Martua

dear yuni, vikra dan vinda,

kami ikut bersyukur dengan semua ini. sejak dengar kabar dari lies, saya yakin kalian bisa mengatasi masalah ini. instinct tetapi juga pengalaman kita (dalam gerakan pro demokrasi) selama ini membuktikan itu. no news is good news, kalau perlu bantuan, pasti kalian menghubungi kami.

betul sekali: kita memang harus yakin kalau kita baik sama orang, pasti kita juga akan sering mendapatkan kebaikan... ditambah lagi kemampuan untuk negosiasi, informasil, jaringan kawan dan kerja serta 'persistensi. Yang lebih penting adalah keyakinan bahwa Tuhan selalu menemani dan memberi jalan bagi kita kalau kita mau usaha.

Kami salut dengan kalian. Selamat ya dan selamat kembali ke Leiden menjalankan rencana-rencana selanjutnya dengan gembira dan sehat Tuhan memang hebat, tapi kalian juga luar biasa hebat!

salam,
m-a-r-s

Orang Turki Baik-Baik..

Ber-enam didalam taksi..

Masih jam 4 pagi, belum ada kendaraan. Naik taksi jarak tempuh 1,30 menit cukup mahal kata Corendon, jadi disarankan pakai bus airport. Jadi sampai jam 7 nunggu diairport sambil tidur ayam dan menjelang berangkat anak-anak minum the hangat dulu. Bus Havas dijanjikan jam 7.30, tapi kami pas naik dan sudah santai didalalam dibangunkan lagi suruh ganti bus lain. Kasian anak-anak harus bangun lagi. 30 menit sampai diterminal, kami harus ganti taksi ke Taksim.

Untung ada 3 orang perempuan Turki yang menawarkan untuk bareng dan anterin ke wilayah Taksim karena sejurusan. Karena harga taksi mahal dan jarak masih jauh, mereka tawarin duduk uyel-uyelan ber 6 di taksi. Ampun! Tapi nggak apa-apa, fun juga. Dijalan mereka
cerita datang dari Denmark untuk ziarah Muhammad Ayyub Al-Anshary, karena mereka percaya bahwa Ayyub ini dulu sempat membiarkan nabi tinggal 12 hari dirumahnya di Madinah dan nabi bilang apapun yang diminta Ayyub akan ditolong Tuhan karena di penolong. Jadi Ayyub menjadi popular sekali mirip sunan-sunan yang kuburannya diburu orang.

Supir taksi kasih alternatif biar lebih murah dengan nyebrang boat dari Uskudar ke Taksim, karena kalau pakai taksi mesti ngelilingi bukit dan nyebrang jembatan. Mereka setuju. Ganti lagi naik boat lewat selat Bosporus, fun tapi capek juga. Setelah dari Taksim, naik taksi lagi ke Istiklal straat. Orang Turkey tadi care banget, Bantu sampai dapat taksi yang dipercaya dan tahu alamat, bahkan menawarkan untuk ngantar ke kedutaan, dia kasih nomor telp dan kami pisah.

Ini kesekian kali kami ditolong orang Turki yang baik banget. Sebelumnya kami sempat dapat kebaikan polisi bandara petugas X-ray untuk bisa mencharge HP dekat area Xray check bagasi.

Vikra sempat komentar melihat kenekadan ibunya: "Vinda begini rupanya nurun ibunya".

(yunich1@yahoo.com)