Tujuhbelasan kali ini,warga Gg Jambu 55 ikut sibuklah..
Vinda ikut terpilih marching (vinda nyebutnya Marsin..hehe) band. Dapet bagian niup pianika. Dia diminta langsung guru seninya, Pak Sumardi. Katanya. Pak Sumardi sampek capek-capek naik ke Lantai III, kelasnya, hanya untuk nyari dia. Katanya. Dia bangga, tapi juga sebel.
Katanya."Kenapa yang ikut marching band semua anak-anak kelas pinter," katanya.
Ahaaa..
(red: di bagian ini vinda protes. dia minta yang soal Pak Sumardi nyari dia, gak usah diceritain. Malu, katanya. Cieee..)
Ayahnya pastilah ikut sibuk. Dari nyariin tiupan yang langsung --tanpa selang-- buat pianikanya. Sampek nyariin sepatu "warrior". Ini mesti bolak-balik, karena sepatuyang dibeli pertama kegedean.
"Kegedean, segini!," katanya sambil nunjukin jari telunjuk. Setelah diukur, kelebihannya cuma 1,5 cm. Padahal! Hehe..
Hari H, 17 Agustus, Jumat. Dia minta ayah ibunya ikut. Ya nganter, ya ambil gambar. Kamisnya, ayah jaga malam. Jadilah pulang lebih awal.
Nyampek di lapangan Kecamatan Pamulang, show sudah mulai. Tapi si ibu --dengan kacamata hitam, ciee!!-- sudah beraksi ambil gambar. Gak kalah keren sama si anak, yang pakek seragam merah-kuning. Berrumbai. Berjambul.
Dari kantor, sebelum ke Pamulang, mampir ke rumah. Mandi. Si Ibu ninggalin bingkisan oranye. Isinya, kaos merah dan kemeja. Hadiah 15 tahun perkawinan.
Hemmm.Makasih, sayang!!
Si kakak, upacara di sekolah. Juga ikut lomba ini itu. Gak ada yang menang. Katanya.
Vinda malemnya, di lapangan badminton deket rumah, ikut lomba joged jeruk. Dapet juara 2.
Usai lomba, bareng makan steak Obonk di Pamulang. Sekalian ngerayain hari perkawinan.
"Steaknya lumayan, tapi gak kenyang," kata kakak.
Nyampek rumah, si kakak langsung Blekk. Bobok.
Ya kecapekan. Ya kekenyangan. Kali..
(muchlis_ar@yahoo.com)
Vinda ikut terpilih marching (vinda nyebutnya Marsin..hehe) band. Dapet bagian niup pianika. Dia diminta langsung guru seninya, Pak Sumardi. Katanya. Pak Sumardi sampek capek-capek naik ke Lantai III, kelasnya, hanya untuk nyari dia. Katanya. Dia bangga, tapi juga sebel.
Katanya."Kenapa yang ikut marching band semua anak-anak kelas pinter," katanya.
Ahaaa..
(red: di bagian ini vinda protes. dia minta yang soal Pak Sumardi nyari dia, gak usah diceritain. Malu, katanya. Cieee..)
Ayahnya pastilah ikut sibuk. Dari nyariin tiupan yang langsung --tanpa selang-- buat pianikanya. Sampek nyariin sepatu "warrior". Ini mesti bolak-balik, karena sepatuyang dibeli pertama kegedean.
"Kegedean, segini!," katanya sambil nunjukin jari telunjuk. Setelah diukur, kelebihannya cuma 1,5 cm. Padahal! Hehe..
Hari H, 17 Agustus, Jumat. Dia minta ayah ibunya ikut. Ya nganter, ya ambil gambar. Kamisnya, ayah jaga malam. Jadilah pulang lebih awal.
Nyampek di lapangan Kecamatan Pamulang, show sudah mulai. Tapi si ibu --dengan kacamata hitam, ciee!!-- sudah beraksi ambil gambar. Gak kalah keren sama si anak, yang pakek seragam merah-kuning. Berrumbai. Berjambul.
Dari kantor, sebelum ke Pamulang, mampir ke rumah. Mandi. Si Ibu ninggalin bingkisan oranye. Isinya, kaos merah dan kemeja. Hadiah 15 tahun perkawinan.
Hemmm.Makasih, sayang!!
Si kakak, upacara di sekolah. Juga ikut lomba ini itu. Gak ada yang menang. Katanya.
Vinda malemnya, di lapangan badminton deket rumah, ikut lomba joged jeruk. Dapet juara 2.
Usai lomba, bareng makan steak Obonk di Pamulang. Sekalian ngerayain hari perkawinan.
"Steaknya lumayan, tapi gak kenyang," kata kakak.
Nyampek rumah, si kakak langsung Blekk. Bobok.
Ya kecapekan. Ya kekenyangan. Kali..
(muchlis_ar@yahoo.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar