Istanbul, 11 April 2007
Setelah bertempur untuk dapat visa schengen yang melelahkan. Urusan yang mestinya harus menunggu 2 minggu dengan setumpuk dokumen, dan kali ini bisa ditembus dalam hitungan jam…!
Perjuangan masih berlanjut untuk berburu tiket, ke bank, ke money changer bolak-balik..
Masih lagi harus wira-wira bawa bongkahan tas cari taksi dan cari info arah pulang dengan info yang nggak jelas dari orang-orang Turkey yang baik antusias mau menolong tapi terbatas bahasa Inggrisnya.
Akhirnya kami menginap di Sunshines lagi, sampai di hotel sekitar jam 15.30an. Anak-anak udah teller, habis maem doner kebab, kami main kartu Uno dan mereka asik sendiri dengan mainan yang habis dibeli sambil nunggu di kedutaan. Hadiah buat mereka yang udah sabar nunggu dan kooperatif.
Perlu relaxing. Kebetulan.. mimpi pingin mandi di Hammam Sultan, yaitu pemandian para sultan jaman dulu. Vikra sempat antusias mau ikut, karena memang ada arena mandi khusus untuk laki-laki dan khusus untuk perempuan, tapi akhirnya dia merasa kegelian sendiri dan memilih tidak ikut.
Hamam atau Turkish bath ini ada 2 tempat yang terkenal, satu Suleymaniye Hamam di Mimar Sinan Caddesi 20, yang didisain arsitek terkenal Sinan pembuat masjid Suleyman pada th 1490-1588. Yang satu lagi didaerah Sultanahmet depan Blue Mosque dan Aya Sophia, namanya Sultanahmet hamami yang dibangun th 1710. Turkish bath atau pemandian Sultan ini, salah satu yang digemari turis, karena orang masuk ke pemandian raja, dimanja bak Sultan dan permaisuri (pasaran banget istilahnya).
Bangunannya memang sudah sangat tua, dengan ruang tamu khas Turki yang unik dengan sofa beralas permadani sebesar sajadah dengan guling kecil dan bantal-bantal. Disitu ada kafe buat mereka yang menikmati kopi atau tea hangat setelah mandi.
Pertama tamu datang diberi pilihan mau ambil paket mandi saja (20 Lira), pijat (15 Lira), atau paket keduanya. Ya sudah, daripada selama ini cuma baca tentang kehidupan harem dan kemewahan sultan, lebih baik ngalami langsung. Tamu diminta ganti pakai kain kotak-kotak merah (sekilas seperti taplak meja) untuk kemben, dan dituntun ke arena hamam melalu lorong-lorong tua berbentuk huruf “n” yang agak rendah (mirip pintu-pintu masjid kuno di demak, Kudus, dll).
Temboknya tebal dengan cat-cat putih kusam yang dibiarkan tidak dilapis untuk memamerkan ketuaannya.
Hamam sauna seluas 5 X 5 meter, setengah dindingnya dilapis marmer abu-abu. Disetiap sisi dibuat anjungan naik sedikit 30 cm dengan luas 1 meter mengelilingi sisi dinding untuk arena duduk dan bersantai sambil menciduk sendiri air hangat dari bak-bak marmer yang mungil semacam pot tanaman.
Arena ini juga semacam sauna natural. Asik..menyiram badan letih dengan air hangat sambil melihat atap kubah yang berlubang-lubang dan ditutup dengan kaca warna-warni biar burung tidak mengintip sultan dan sultana yang lagi mandi.
Setelah rileks 15-20 menit di hammam sauna, tamu dipersilahkan masuk ke Hamam pijat, disuruh tidur di kasur mandi, dan masseurs/pemijat yang bahasa Turkinya tellaks, mulai memijat kita dengan cara lembut. Berbeda dengan pemijit Indonesia yang bertenaga enak, disini serasa mengelus mengaktifkan saraf kulit saja, tapi enak juga.
Asiknya, tellaks tidak membiarkan badan kita kedinginan, jadi selalu menutup bagian yang sedang tidak dipijit dengan handuk-handuk tebal. Dari ujung kuku kaki sampai kepala dipijit, enak banget. Setelah itu dipeeling/digosok dan dibiarkan relaksasi sejenak.
Sambil memijit, tellaks yang kebetulan separuh baya dan kayaknya mantan orang cantik kalau diperhatikan, punya service extra untuk tamunya dengan mendendang lagu-lagu Yunani dan Turki. Suaranya yang PD tambah mantap dibekam oleh dinding tebal Hamam, jadi serasa khusus dialirkan kekuping tamunya dan yang lain tidak boleh dengar. Wah..sedap sekali, kalimat-kalimat Yunaninya rada terkenali dari lagu-lagu Vasiliki pemenang peace award yang
sering menginterupsi asik saat kerja.
Tellaks dengan gesit menyiram ketubuh kita yang telentang. Kencang tapi tidak menyiprat ke muka sedikitpun. Professional sekali!! (walaupun sempat terfikir serasa adegan memandikan mayat). Siraman mengagetkan dia termaafkan, setelah Tellaks ini menyabuni dengan cara uniknya. Dia memasukkan sabun batangan dengan aroma klasik kedalam karung kecil putih, dikasih air sedikit, karung ditiup seperti membuat balon, lalu ditekan untuk mengeluarkan busanya sambil dibalur ketubuh. Sehingga kita bener-bener mandi busa yang ceria beterbaran kemana-mana. Asik memang!
Setelah itu kita disuruh duduk, dipijit kepala dan dikeramasi, dibilas sampai tuntas. Service berikutnya kita diberi kain kotak-kotak mirip tutup kepala Yasser Arafat, dibalut ketubuh untuk kemben bersih, dan kita dipersilahkan masuk ruang tengah. Setelah keluar melewati lorong-lorong menembus ruang tengah, kita disambut dengan diberi handuk lebar,
yang dibalut kebadan untuk menghangatkan tapi dililit lucu dibagian kepala. Tamu banyak yang rileks dulu minum-minum rempah, tapi rasanya sudah puas..waktunya pulang. Pasti anak-anak sudah nunggu.
Wow! rupanya mereka bobo pulas!
(yunich1@yahoo.com)
Setelah bertempur untuk dapat visa schengen yang melelahkan. Urusan yang mestinya harus menunggu 2 minggu dengan setumpuk dokumen, dan kali ini bisa ditembus dalam hitungan jam…!
Perjuangan masih berlanjut untuk berburu tiket, ke bank, ke money changer bolak-balik..
Masih lagi harus wira-wira bawa bongkahan tas cari taksi dan cari info arah pulang dengan info yang nggak jelas dari orang-orang Turkey yang baik antusias mau menolong tapi terbatas bahasa Inggrisnya.
Akhirnya kami menginap di Sunshines lagi, sampai di hotel sekitar jam 15.30an. Anak-anak udah teller, habis maem doner kebab, kami main kartu Uno dan mereka asik sendiri dengan mainan yang habis dibeli sambil nunggu di kedutaan. Hadiah buat mereka yang udah sabar nunggu dan kooperatif.
Perlu relaxing. Kebetulan.. mimpi pingin mandi di Hammam Sultan, yaitu pemandian para sultan jaman dulu. Vikra sempat antusias mau ikut, karena memang ada arena mandi khusus untuk laki-laki dan khusus untuk perempuan, tapi akhirnya dia merasa kegelian sendiri dan memilih tidak ikut.
Hamam atau Turkish bath ini ada 2 tempat yang terkenal, satu Suleymaniye Hamam di Mimar Sinan Caddesi 20, yang didisain arsitek terkenal Sinan pembuat masjid Suleyman pada th 1490-1588. Yang satu lagi didaerah Sultanahmet depan Blue Mosque dan Aya Sophia, namanya Sultanahmet hamami yang dibangun th 1710. Turkish bath atau pemandian Sultan ini, salah satu yang digemari turis, karena orang masuk ke pemandian raja, dimanja bak Sultan dan permaisuri (pasaran banget istilahnya).
Bangunannya memang sudah sangat tua, dengan ruang tamu khas Turki yang unik dengan sofa beralas permadani sebesar sajadah dengan guling kecil dan bantal-bantal. Disitu ada kafe buat mereka yang menikmati kopi atau tea hangat setelah mandi.
Pertama tamu datang diberi pilihan mau ambil paket mandi saja (20 Lira), pijat (15 Lira), atau paket keduanya. Ya sudah, daripada selama ini cuma baca tentang kehidupan harem dan kemewahan sultan, lebih baik ngalami langsung. Tamu diminta ganti pakai kain kotak-kotak merah (sekilas seperti taplak meja) untuk kemben, dan dituntun ke arena hamam melalu lorong-lorong tua berbentuk huruf “n” yang agak rendah (mirip pintu-pintu masjid kuno di demak, Kudus, dll).
Temboknya tebal dengan cat-cat putih kusam yang dibiarkan tidak dilapis untuk memamerkan ketuaannya.
Hamam sauna seluas 5 X 5 meter, setengah dindingnya dilapis marmer abu-abu. Disetiap sisi dibuat anjungan naik sedikit 30 cm dengan luas 1 meter mengelilingi sisi dinding untuk arena duduk dan bersantai sambil menciduk sendiri air hangat dari bak-bak marmer yang mungil semacam pot tanaman.
Arena ini juga semacam sauna natural. Asik..menyiram badan letih dengan air hangat sambil melihat atap kubah yang berlubang-lubang dan ditutup dengan kaca warna-warni biar burung tidak mengintip sultan dan sultana yang lagi mandi.
Setelah rileks 15-20 menit di hammam sauna, tamu dipersilahkan masuk ke Hamam pijat, disuruh tidur di kasur mandi, dan masseurs/pemijat yang bahasa Turkinya tellaks, mulai memijat kita dengan cara lembut. Berbeda dengan pemijit Indonesia yang bertenaga enak, disini serasa mengelus mengaktifkan saraf kulit saja, tapi enak juga.
Asiknya, tellaks tidak membiarkan badan kita kedinginan, jadi selalu menutup bagian yang sedang tidak dipijit dengan handuk-handuk tebal. Dari ujung kuku kaki sampai kepala dipijit, enak banget. Setelah itu dipeeling/digosok dan dibiarkan relaksasi sejenak.
Sambil memijit, tellaks yang kebetulan separuh baya dan kayaknya mantan orang cantik kalau diperhatikan, punya service extra untuk tamunya dengan mendendang lagu-lagu Yunani dan Turki. Suaranya yang PD tambah mantap dibekam oleh dinding tebal Hamam, jadi serasa khusus dialirkan kekuping tamunya dan yang lain tidak boleh dengar. Wah..sedap sekali, kalimat-kalimat Yunaninya rada terkenali dari lagu-lagu Vasiliki pemenang peace award yang
sering menginterupsi asik saat kerja.
Tellaks dengan gesit menyiram ketubuh kita yang telentang. Kencang tapi tidak menyiprat ke muka sedikitpun. Professional sekali!! (walaupun sempat terfikir serasa adegan memandikan mayat). Siraman mengagetkan dia termaafkan, setelah Tellaks ini menyabuni dengan cara uniknya. Dia memasukkan sabun batangan dengan aroma klasik kedalam karung kecil putih, dikasih air sedikit, karung ditiup seperti membuat balon, lalu ditekan untuk mengeluarkan busanya sambil dibalur ketubuh. Sehingga kita bener-bener mandi busa yang ceria beterbaran kemana-mana. Asik memang!
Setelah itu kita disuruh duduk, dipijit kepala dan dikeramasi, dibilas sampai tuntas. Service berikutnya kita diberi kain kotak-kotak mirip tutup kepala Yasser Arafat, dibalut ketubuh untuk kemben bersih, dan kita dipersilahkan masuk ruang tengah. Setelah keluar melewati lorong-lorong menembus ruang tengah, kita disambut dengan diberi handuk lebar,
yang dibalut kebadan untuk menghangatkan tapi dililit lucu dibagian kepala. Tamu banyak yang rileks dulu minum-minum rempah, tapi rasanya sudah puas..waktunya pulang. Pasti anak-anak sudah nunggu.
Wow! rupanya mereka bobo pulas!
(yunich1@yahoo.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar