Mesqita Cordoba: Masjid jadi Gereja

Mihrob Masjid (Mesqita)
Wisata Spiritual di Kemegahan Masjid Abad ke 8
Cordoba, 26 April 2007
Kami keliling ke Mezquita, begitu orang menyebut masjid Baiturrahman peninggalan Bani Umayyah. Mesjid ini dibangun oleh Sultan Abdurahman I pada th 784 dengan nama Aljama untuk menghormati istrinya. Dinasti Islam sempat berjaya disini, dirintis oleh Thariq Bin Ziyad yang nekad menyebrang dari Marocco masuk Gibraltar, bibir benua Eropa di Spanyol pada th 711. Waktu di Pesantren sempat terngiang-ngiang guru menjelaskan semboyan Thariq bin Ziyad: Musuh didepanmu dan laut kebelakangmu! Pasukan Islam disemangati maju kedepan, karena kapal dibakarnya. Nama Gibraltar, Andalusia, Granada, Cordoba sangat popular di Pesantren dan bahkan dijadikan nama-nama ruang atau kelompok muhadloroh atau pidato.

Kebesaran kerajaan Islam ini berakhir pada th 1236 oleh perang Salib dan Masjid indah ini akhirnya berubah jadi gereja. Ini ironis tapi sangat biasa pada zamannya, mesjid jadi gereja dan gereja jadi mesjid sebagai symbol penaklukan. Masjid ini mengalami beberapa perkembangan oleh Sultan Abdurrahman III, Alhikam II dan Al Mansur. Ada pelebaran area, penambahan menara dan uniknya, mihrob masjid ini tidak persis menghadap ke Mekah, tapi justeru ke Damascus. Di Cordoba pernah tumbuh seribu lebih masjid. Tapi masjid Baiturrahman inilah yang terbesar di Andalusia dan terbesar kedua didunia. Masjid ini terhubung dengan istana, sehingga para penguasa saat itu lebih terjamin keamanannya, karena sangat rentan akan pembunuhan.

Kecantikannya masih bertahan, kuat! Dalam bisunya merekam rebutan kuasa! Ada Allah, ada salib...berapa banyak darah tertumpah untuk berebut meletakkan simbol di bangunan sakral dan indah ini?
Setelah dari Masjid, kami menyusuri tepi istana dan bekas perpustakaan Baiturrahman menuju jembatan dengan sungai yang menurut sejarah Islam pernah jadi tempat pembuangan abu-abu perpustakaan baiturrahman waktu pembakaran perang salib. Pasukan Islam kalah, perpustakaan ludes, sehingga sungai ini berhari-hari berwarna hitam oleh abunya. Sejarah peradaban Islam di Spanyol tumbang dengan manuskrip-manuskrip rekaman peradaban yang ikut lenyap. Ayah, Vikra, Vinda sibuk memfoto dan memvideo. Mereka exited sekali, karena masjidnya sangat indah. Kami cukup lama menghabiskan waktu disini sampai masjid ini hampir tutup. Sambil naik taksi kami sempat melewati patung 2 telapak tangan dengan doa pedih kekalahan umat Islam saat itu yang dibangun selama sekitar 5 abad.

Mestinya kalau waktu cukup kami ingin ke Gibraltarq, tapi perlu 5 jam lagi. Yang penting kami sudah masuk wilayah Andalusia dengan 2 kota utamanya Granada dan Cordoba dimana dulu menjadi ibukota Andalus. Satu kota lain Sevilla, tapi masih 3 jam lagi dari Cordoba, dan kami putuskan di skip untuk hemat energi, lagipula peninggalan sejarah Islamnya tidak sekaya di Cordoba dan Granada.

Yunich1@yahoo.com

1 komentar:

Mulawarman Hannase mengatakan...

Assalamu'alaikum
terima kasih atas tulisannya
hari ini saya dapat materi "syair" ttg Qasr Al Haraa.. detik itu jg.. rasa kangen.. ingin melihat langsung peninggalan sejarah luar bisa itu meledak..
mohon info lebih lanjut.. bgm cara tuk bisa sampai kesana?? pengeluaran tuk jalan2 disana berapa yaa?

btw.. dulu pesantrennya dimana??
saya jg alumni pesantren Daar el Qolam.. kata2 thariq itu jg melekat trus dalam ingatan.. ^_^

syukran.. Jazakumullah
wassalamu'alaikum