Berjuang Ngurus Visa di Istanbul

Tertahan di Istanbul (Dari ayah)

Tadi malem, sms istri tercinta: "ada cincin cantik ala permaisuri sultan..hadiah ultah ya.."Dilanjut teriakan lewat sambungan telpon.Hemm..Kayaknya jalan-jalan di Istanbul lancar-lancar saja..Syukur..Karena esoknya masih libur --meski harus tetep dateng ke kantor buat rapat news-gathering- - semalem nyantai..melek ampek pagi jabanin Liga Champion.Bangun udah agak siang. Jam 9-an. Gegas mandi. Cabut ke kantor. Telat 15 menit dari Jam 10, jam rapat. Sampek ruang rapat, baru sadar hp gsm ketinggalam!Wapemred yang minta rapat, malah gak ada. Mulai rapat tanpa wapemred..eh tiba-tiba agenda lain masuk. Utusan dari Star-tv Hongkong gabung ke rapat, nyiapin set up news room.Cabut dari kantor jam 3-an. Mampir ke Electronic City, ngecek Panasonic 3ccd GS 500. Hallahh..muahall. 9,4 juta! Padahal di mangga dua bisa kurang dari 8 juta. Langsung cabut lagi. Pulang. Ngejar badminton ama anak-anak PPIM jam 5 sore.Nyampek rumah jam 4.30 lewat. Ngecek kabar dari Istanbul. Ternyata ada beberapa sms. "Ayah, kita gak boleh msk belanda lg, krn cuma bolh msk schengen skali. Bs minta kontak temen ayah..Nahhh..!!Sms lain, minta dikirim segera dokumen jaminan dari KBRI Belanda, sponsor dari ISIM. Cari dokumen. Langsung cabut. Ke wartel, ngefaks. Gagal. Coba telepon langsung ke Istanbul berkali-kali gak bisa. Ada sms dari Bang Sur (Leiden), bilang juga gak bisa ngontak-ngontak.Habis badminton, langsung ke warnet. Cari kontak temen2 di Turki: Andrew Finkel (Time Istanbul), dan Mas Puguh (KBRI Ankara).Sambil nulis ini, terus berdoa.Mudah-mudahan urusan visa di Istanbul cepet beres..Love u all..Sunnnnnnnnnnnnn. ..


"Mungkin ini Hadiah dari Tuhan.." (Cerita Yuni)

Beberapa masalah sudah terlalui, uang yang tinggal minim di account sudah terselesaikan, dengan mentransfer dari saving account pakai internet banking nebeng dikantor Corendon tadi. Semua data alamat, fax kedutaan Belanda, kedutaan Indonesia, route, Hp orang itu, alamat corendon dll sudah lengkap ditangan.

Masalah berikutnya, pulsa habis! Gimana mau ngontak orang atau terima telpon. Ampun! Padahal waktu mau berangkat sudah mempersiapkan isi sekitar 45 euro di HP ibu, Vikra dan Vinda, pasti cukup untuk 2 malam di Turkey. Pulsa habis karena ada miscall masuk voice mail, report sms yang nyedot pulsa dll. Untung masih ada beberapa cent, untuk kontak suami minta fax dokumen,pak Muhajir attaché kebudayaan yang memberi calling visa untuk kirim file undangan yang dulu, minta bang Sur kirim pulsa, tapi sayang tidak bisa diisi dari luar negeri (baru malamnya dapat info bagaimana mencharge pulsa dari luar negeri).

Pikiran macam-macam muncul, incase nggak dapat visa, berarti anak-anak harus pulang ke Indonesia dari sini, sempat kefikir incase terjadi aku harus antarin anak-anak pulang. Kefikir juga kalau harus nunggu seminggu di Turkey ngapain aja? Karena Istanbul termasuk kota mahal nggak jauh dari kota Eropa lain.

Suami punya kontak wartawan senior BBC di Istanbul, dosen di Universitas Angkara, dan satu lagi diplomat tapi di Ankara.

Tapi pikiran negatif itu dikesampingkan dulu, pasti ada jalan!! Apalagi anak-anak harus dilatih bahwa jangan mengeluh kalau ada masalah, tapi konsentrasi untuk menyelesaikan. Dahulukan solusi dari expresi!! Jangan kayak di sinetron, kebakaran atau mau diperkosa nangis-nangis dulu, tapi bukan berfikir tenang untuk cari jalan keluar!!

Dengan gotong-gotong tas kami masuk kekedutaan, ditanya sudah ada appointment belum? Dicek tas dll, akhirnya bisa masuk dan bicara dengan bagian visa yang cantik mirip Isabella Rosselini muda tapi cerdas, bahasa Inggrisnya bagus dengan logat Turkeynya yang
masih kental. Dia mendengar semua penjelasan dan dengan lembut tegas bilang bahwa harus mulai apply visa baru, dengan menunjukkan dokumen : undangan, asuransi, surat dari sekolah Viva di Indonesia, jaminan keuangan, copi passport, foto, Keterangan keluarga, akte notaries suami boleh bawa anak, keterangan dari institusi, bikin janji dulu dengan
datang ke bank, telp dulu lewat mesin, bayar ke bank, dapat Pin baru apply, dll…paling cepat besok/jumat dapat jadwal janjian tunggu kamis depan (seminggu) untuk dapat visa lagi. Di Indonesia biasanaya malah 2 minggu. Oh my God!! Semua dokumen itu ada dirumah tapi kunci rumah dibawa semua, sebagian dokumen ada di komputer kantor (sebagian ada di email sih), pak Muhajir dan suami belum kirim jawaban bisa fax atau tidak.

Setelah nego ngeyel pokoknya ceriwis (jurus-jurus negosiator keluar semua, masak menulis buku tentang advokasi, kok nego begini gak bisa). Pokoknya semua argumen keluar, termasuk jelasin ini situasi upnormal, dimana anak-anak dibawah umur tergantung secara formal pada orang dewasa, juga pakai argumen bahwa mereka di Belanda sudah sekolah, visa masih berlaku, ke Turkey cuma untuk trip 2 hari dengan group tour. Dia tetap bertahan harus apply dari awal dengan setumpuk dokumen itu. Argumen berikutnya minta dia untuk check dokumen ke kedutaan Belanda di Indonesia, karena visa ini masa berlakunya masih Mei,dan kami punya dokumen valid disana, kecuali masa berlakunya sudah habis.

Logikanya, kami dapat visa 3 bulan dengan persyaratan semua. Dan minta dia mengerti, dokumen itu tidak mungkin didapat dalam sehari incase fax bermasalah. Dia juga masih belum bisa terima, tapi dari matanya dia serap sesuatu. Setelah itu pakai argumen untuk
mengkontak attaché kebudayaan Indonesia di den Haag, pak Muhajir yang dulu berbaik hati memberi calling visa, sebagai penjamin. Dia sempat tanya soal calling visa itu. Dan sekali lagi minta dia untuk cek semua dokumen di kedutaan Belanda di Indonesia. Sempat juga nyodorin nomor KBRI Den Haag untuk ngontak pak Muhajir (nomor-nomor itu tak buka dari HP sambil nyuri-nyuri biar nggak ketahuan, karena di kedutaan HP musti
mati), juga minta ke dia nama bosnya, biar KBRI yang kontak dari Belanda. Dia kasih nama bosnya, tapi akhirnya dia mau bicara sama bosnya dulu dan kami disuruh nunggu dibawah. 30 menit kemudian kami dipanggil, dia bilang bahwa bosnya sudah mengkontak kedutaan Belanda di Jakarta untuk cek dokumen itu semua.

Akhirnya dia bilang bahwa akan berikan single entry lagi untuk anak-anak. Oh my God! Tangan emas Tuhan bicara melalui lidahku. Vikra Vinda antusias ikut naik turun tangga mengikuti semua percakapan, dan mereka sibuk klarifikasi kalau tidak faham. Vikra
bahkan ikut nimbrung meyakinkan.

Kami diminta isi form ke bawah lagi, beres! Pas mau serahin, dia minta foto anak-anak, akhirnya kami keluar foto dulu, pas mau nyerahin lagi, dia bilang minta uang 230 Lira untuk visa, ya ampun, mbok ya sekalian tadi bilang to mbak…...biar nggak keluar
lagi! Tapi nggak masalah, kami jalan lagi ke bank dan money changer di Istiklal straat yang jalannya nanjak.

Semua dokumen akhirnya beres, sambil nunggu kami cari sarapan jam 11 di restoran sebelah. Anak-anak kasihan, tapi mereka nggak mau ditawarin berkali-kali untuk sarapan waktu di Uskudar tadi.

Tahap berikutnya cari pesawat dan hotel, padahal tidak punya pulsa. Pemilik restoran ramah, dan cerita sama dia situasi kami, dan minta kerelaan dia untuk pinjam pakai dan terima telphon restoran ini, dan kami mau bayar untuk itu semua. Dia dengan ringan membolehkan dan bahkan tidak mau dibayar. Aduh baik sekali, terharu!

Ya sudah, telp Corendon, karena kami ikut paket tur dan juga siapkan cancellation insurance. Corendon baru ada pesawat tgl 22, lalu minta mereka carikan pesawat lain, ada Pegasus tgl 18. Masak harus nunggu seminggu lagi. Telp lagi mereka, minta dicarikan pesawat group lain, tapi harganya melangit, ada Turkish air ber 3, oneway 850 euro, Luftansa 1100 euro dan KLM 3000 euro untuk penerbangan besok. Ok, pertolongan Corendon tidak berarti. Mau cari sendiri di internet atau travel agent. Karena pakai dan terima telp dari pemilik restoran sudah cukup lama, dan merepotkan rasanya, walaupun pemiliknya masih ok. Udah nego lagi mau bayar biar nyaman, tapi dia tetep nggak mau, suruh pakai aja. Akhirnya pemilik restoran kasih tahu toko foto sebelah barangkali tahu info travel agent.

Kesitu akhirnya, tapi pemiliknya tidak bisa bahasa Inggris. Orangnya baik, jadi dia kasih nomor HP seseorang, dia nyodorin telp dan minta kita nelp sendiri. Vikra Vinda kasihan, mereka biar rileks, nunggu aja di toko mainan, vinda beli kartu Uno dan Vikra beli mobil2 mini Hot wheel untuk koleksi.

Akhirnya, bicara via telp dengan orang yang namanya Ahmet Karyagdi dengan HP 05552890969, dia bisa bantu cari sky tur (02126392153) dan dapat pesawat yang harganya 540 euro ber3. Ya sudah, ini rasional dibanding yang lain. Tiket baru dipesan setelah bayar cash dengan euro. Sempat nego ini itu untuk memastikan bahwa ini bukan penipuan dan ada garansi. Jadi sebelum bayar, minta dulu nomor telp agent , nama kontak orang, nama pesawat, dan nanya juga ke pemilik restoran apakah orangnya bisa dipercaya. Akhirnya nanjak lagi keluar tukar uang lagi dan tiket beres, agak deg-degan dikit sih waktu nunggu tiket belum
ditangan.

Jam 2 siang, visa bisa diambil..alhamdulillah!! Sekarang cari hotel. Kepikir balik ke Hotel Sun Shine di Sultanahmet, tapi juauh dari sini, karena pulau sebrang. Tanya orang nggak bisa bahasa Inggris dia tapi ngasih tahu sekitar 55 Lira. Tapi nggak apa-apa, anak-anak capek. Nyari taksi dengan nggotong tas begini lama juga. Cari wartel juga nggak nemu untuk nanya hotel sun Shine masih ada nggak kamar. Tapi tadi sempat minta Corendon untuk cariin hotel sih, walaupun Corendon tidak telp balik ke restoran itu sampai kami pulang. Pokoknya berangkat saja ke Sultanahmet, di sana sudah familiar dan orang-orang di hotel Sun shine juga sudah akrab, pasti mereka bisa bantu atau cari sendiri hotel diwilayah itu.

Akhirnya naik taksi, dan rupanya harganya tidak mahal, bahkan kembali Tuhan kirim supir taksi orang Turkey yang baik, kami bayar uang gede nggak ada kembalian, uang kecil masih kurang 2 lira. Dia relakan 2 lira itu dengan ramah, karena kami di taksi sempat ngobrol enak. Sempat bilang ke anak-anak, kita hari ini dapat keajaiban, ditolong banyak orang dan dimudahkan urusan. Ibu percaya, kalau kita baik sama orang, pasti orang juga akan baik sama kita. Mungkin ini hadiah Tuhan, selama ini kita berusaha untuk buka kuping buat teman-temen yang ngadu persoalan ini itu, yang nangis kerumah, yang ngungsi ke rumah karena ada problem dengan suami, orang tua atau keluarganya. Atau terima email, sms dengerin cerita ini itu dan mungkin menawarkan sedikit solusi yang nggak berarti. Bisa jadi sekecil apapun yang kita lakukan, menjadi bermakna dan bicara pada saat kita
memerlukannya.

Terimakasih Tuhan…

(yunich1@yahoo.com)

Tidak ada komentar: