Masuk museum coklat Lindt (schokoladen museum Imhoff, Lindt schweizer chocolade-kultur seit 1845). Banyak hal menarik: ada sejarah coklat penghasil terbanyak, Indonesia yang ke 3 di dunia. Coklat menjadi populer di Eropa setelah spanyol masuk ke Afrika. Pada awalnya sekitar th 1660, coklat sangat mahal, bisa jadi mata uang. Sepuluh biji coklat bisa untuk tukar kelinci dan 100 biji bisa untuk beli budak laki-laki.
Coklat dimuseum ini digambarkan dengan pelayan kulit hitam, salah satunya coklat merek Saroti yang digambar dengan boneka pelayan kulit hitam sedang mbawa coklat. Belakangan saroti diprotes, karena dianggap merendahkan kulit hitam.
Coklat juga bisa jadi suguhan bangun tidur para borjuis perempuan. Setiap pagi, pelayan membawanya ke atas tempat tidur dengan nampan pakai 2 cincin untuk menjepit 2 gelas tersebut yaitu satu untuk coklat satunya air putih.
Jerman, Koln, 6 April 2007 Pada th 1670an, coklat mulai masuk di Amsterdam, makanya sejarah Barpada awalnya justeru menjual minuman coklat hangat, tapi hanya untuk orang-orang kaya saja. Di museum ini juga diperagakan cara membuat coklat Lindt. Dari mulai masuk mixer untuk diaduk dan dicampur dengan butter dan gula, dicetak, digetar dan didiamkan mengeras dalam 10 menit, lalu dibungkus dan dijual fresh di situ.
Ada juga yang dicetak dengan aneka bentuk binatang. Yang lagi banyak dijual adalah bentuk kelinci yang bisa sebesar kelinci beneran seharga 39 euro. Viva beli yang tanggung untuk oleh-oleh famili dan temen-temen.
Pengunjung dibagi satu-satu coklat pas beli tiket, dan juga ada pohon coklat raksasa. Semua pengunjung dibagi wafer yang dicelup ke lelehan coklat Lindt.
Coklat Lindt ini juga ada di Indonesia, salah satunya dipintu masukPondok Indah Mall yang harganya selangit…
(yunich1@yahoo.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar