Paris, 13 April 2007
Karena kepastian cuti ayah tak kunjung pasti, sementara tiket ke Paris dengan kereta cepat Thalist sudah ditangan, terpaksa Viva dan Ibu berangkat duluan dan menjemput ayah keesokan harinya di Gare du Nord Paris. Kami menginap di rumah sobat baik om Alexandre Caeiro (orang portugis) dan tante Immanuelle (orang Perancis) dengan satu puteranya Ilyas. Mereka tinggal di Rue le Bruin 75013 Paris.
Agak seru juga ketemu ayah yang sudah 3 bulan berjauhan sendiri di Indonesia, sementara istri dan anak-anaknya di Belanda. Agak kurus..tapi segera hingar bingar si precil-precil berebut perhatian.
Ayah yang banyak kelililing di Timur tengah merasa exited dengan keunikan Eropa. Jadi sibuk menshooting sepanjang jalan. Kalau di tanya, asik mana yah? "semua kota punya keunikan masing-masing". Untung pagi itu museum Louvre tempat menyimpan lukisan karya Leonardo Davinci yang membuat penasaran dunia, tidak banyak antrian. Biasanya bisa puluhan atau ratusan meter. Tiket masuk 7,5 euro dan anak-anak dibawah 16 tahun gratis. Disitu sempat ketemu kawan lama, tokoh perempuan Indonesia.
Pintu masuk museum seperti pyramid kaca yang dikelilingi istana, fountain dan kolam indah. Koleksi Louvre sungguh kaya, sehingga setelah muter-muter dan kakak Vikra yang jadi guidenya rajin lihat peta, akhirnya baru ketemu koleksi lukisan karya dari Italy ini. Lukisan Monalisa terpampang disitu, digantung ditengah ruangan diatas dinding kaca dan dipagar tali agar pengunjung menjarak 1 meter. Vinda langsung komentar: "bu, kirain Vinda lukisan Monalisa besar". Ya..ternyata lukisannya kecil sekitar 60 X 40 cm. Kami berlama-lama disana sampai puas menikmati senyumnya yang memancing debat, apakah Monalisa riil manusia atau imaginasi Davinci. Ayah dengan mental jurnalisnya nekad menshooting sembunyi-sembunyi, padahal sudah jelas tertulis dilarang memfoto dan merekam dalam bentuk apapun. Dengan santainya ayah bilang: "Prinsip wartawan, apapun sebelum dilarang berarti boleh". Nah lo!!
Leiden, 29 feb 07
Yunich1@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar