(Naskah drama ramuan Vikra ini diadaptasi dari buku Beauty & the Beast, cerita yang dipopulerkan oleh Aarne Thompson dan diterjemahkan ke berbagai bahasa. Dongeng ini aslinya dari Perancis: "la belle et la Bete" yang ditulis pada abad 17-an. Lalu tambah mendunia dengan film animasi Disneyland th 1991 yang menyabet academy award for best song. Selamat membaca naskah ini *).
Naskah Drama:
“Beauty & The Beast” (“Si Cantik & Si Buruk Rupa”)
Scene 1
Pada Suatu malam di negeri nun jauh disana. Seorang penyihir sedang berjalan di tengah hutan..
(Penyihir Masuk. Berlari.). Ehm, Saya bilang BERJALAN…(Penyihir langsung berjalan.)
Pada Suatu malam di negeri nun jauh disana. Seorang penyihir sedang berjalan di tengah hutan..
(Penyihir Masuk. Berlari.). Ehm, Saya bilang BERJALAN…(Penyihir langsung berjalan.)
Malam itu sedang terjadi badai ringan.. Hujan dan suhu yang dingin saat itu sangatlah menusuk tubuh. Si Penyihir kedinginan.. Seketika itu juga, ia melihat sebuah Istana yang besar dan megah.. Ia berjalan menuju Istana tersebut, berharap ia akan disambut ramah dan hangat oleh para penghuni Istana.Dari pintu gerbang Istana, ia bisa melihat dan mendengar suara musik dan orang-orang bercengkerama..
Kelihatannya didalam sedang ada Pesta, pikirnya.. Lalu ia mengetuk pintu Istana.
(Pintu Istana membuka. Dibuka oleh sang Pangeran.”
Pangeran : “Siapa kau, kakek tua?? Ada urusan apa kau datang kemari?? Maaf kek, tapi kami tidak menerima sumbangan.”
Penyihir : “Eh, jangan sembarangan kau anak muda! Dasar kau--- ehm, maksud kakek, semalaman kakek berkelana menyusuri hutan yang gelap itu. Kakek kedinginan dan kelaparan. Bersediakah kau menolong kakek yang tak berdaya ini?”
Pangeran : “Cuih, dasar gembel! Bau! Miskin! Jelek! Kere! Apalagi ya…? Ya, pokoknya lo tuh gembel! Ngapain amat gua nolongin lo!? Kaya gak ada kerjaan lain aja. Pergi sana! Melihatmu saja sudah cukup membuatku ingin muntah”
(Si Pangeran menendang si Penyihir. Penyihir Murka)
Penyihir : “ Awas kau Pangeran. Disini aku bersumpah. Aku akan mengutukmu, wahai pangeran. Semua orang yang ada didalam Istana ini akan berubah menjadi perabotan! Dan kau! Kau, pangeran, akan menjadi makhluk terjelek & terseram di muka bumi ini. Disini ada Mawar Gaib. Jika kau belum menemukan cinta sejati, Wanita yang benar-benar mencintaimu, sebelum semua kelopak Mawar tersebut habis gugur, maka kalian semua akan tetap seperti ini selamanya!!! Selamanya! Hahahahahahaaa!!!
Scene 2
(Pintu Istana membuka. Dibuka oleh sang Pangeran.”
Pangeran : “Siapa kau, kakek tua?? Ada urusan apa kau datang kemari?? Maaf kek, tapi kami tidak menerima sumbangan.”
Penyihir : “Eh, jangan sembarangan kau anak muda! Dasar kau--- ehm, maksud kakek, semalaman kakek berkelana menyusuri hutan yang gelap itu. Kakek kedinginan dan kelaparan. Bersediakah kau menolong kakek yang tak berdaya ini?”
Pangeran : “Cuih, dasar gembel! Bau! Miskin! Jelek! Kere! Apalagi ya…? Ya, pokoknya lo tuh gembel! Ngapain amat gua nolongin lo!? Kaya gak ada kerjaan lain aja. Pergi sana! Melihatmu saja sudah cukup membuatku ingin muntah”
(Si Pangeran menendang si Penyihir. Penyihir Murka)
Penyihir : “ Awas kau Pangeran. Disini aku bersumpah. Aku akan mengutukmu, wahai pangeran. Semua orang yang ada didalam Istana ini akan berubah menjadi perabotan! Dan kau! Kau, pangeran, akan menjadi makhluk terjelek & terseram di muka bumi ini. Disini ada Mawar Gaib. Jika kau belum menemukan cinta sejati, Wanita yang benar-benar mencintaimu, sebelum semua kelopak Mawar tersebut habis gugur, maka kalian semua akan tetap seperti ini selamanya!!! Selamanya! Hahahahahahaaa!!!
Scene 2
--- Beberapa tahun kemudian ---
Di sebuah desa yang terletak tak jauh dari Istana tersebut, tinggallah seorang gadis cantik bernama Belle, yang tinggal bersama Ayahnya, Maurice.. Di Desa itu juga tinggal seorang pemuda tampan, namun bengis dan licik, bernama Gaston. Gaston ingin meminang Belle sejak dulu, namun Belle selalu menolak.
Di sebuah desa yang terletak tak jauh dari Istana tersebut, tinggallah seorang gadis cantik bernama Belle, yang tinggal bersama Ayahnya, Maurice.. Di Desa itu juga tinggal seorang pemuda tampan, namun bengis dan licik, bernama Gaston. Gaston ingin meminang Belle sejak dulu, namun Belle selalu menolak.
Di suatu sore, Ayah Belle bersiap-siap berangkat pergi ke hutan untuk menebang kayu.
Belle : “Ayah, ini, jangan lupa bekalnya.”
Maurice : “Oh, ya, tentu. Terima kasih anakku. Yap, kukira ini saat yang tepat untuk berangkat. Beberapa hal yang harus kauingat; jangan lupa mengunci pintu & menutup jendela. Sisakan beberapa makanan untukku. Oh ya, juga jangan berani-berani kau keluar rumah pada saat malam hari. Kemungkinan aku akan berkemah di tengah hutan nanti. Yah, aku berangkat dulu. Jaga dirimu, Belle..”
Belle : “Iya yah.. kukira kata-kata barusan seharusnya ditujukan kepadamu, yah. Kabarnya ditengah hutan bagian dalam, ada sebuah kastil monster. Dan tempat itu dikelilingi oleh serigala yang lapar dan ganas.”
Maurice : “Kalau begitu, lebih baik kau tak usah pergi menyusulku, oke? Lagipula, aku tidak percaya dengan cerita murahan begitu. Paling-paling hanya kabar burung.”
Scene 3
--- Malamnya ---
Belle : “Ayah, ini, jangan lupa bekalnya.”
Maurice : “Oh, ya, tentu. Terima kasih anakku. Yap, kukira ini saat yang tepat untuk berangkat. Beberapa hal yang harus kauingat; jangan lupa mengunci pintu & menutup jendela. Sisakan beberapa makanan untukku. Oh ya, juga jangan berani-berani kau keluar rumah pada saat malam hari. Kemungkinan aku akan berkemah di tengah hutan nanti. Yah, aku berangkat dulu. Jaga dirimu, Belle..”
Belle : “Iya yah.. kukira kata-kata barusan seharusnya ditujukan kepadamu, yah. Kabarnya ditengah hutan bagian dalam, ada sebuah kastil monster. Dan tempat itu dikelilingi oleh serigala yang lapar dan ganas.”
Maurice : “Kalau begitu, lebih baik kau tak usah pergi menyusulku, oke? Lagipula, aku tidak percaya dengan cerita murahan begitu. Paling-paling hanya kabar burung.”
Scene 3
--- Malamnya ---
Malam itu, seseorang menggedor-gedor pintu rumah Belle.
Gaston : “ Belle! Belle! Cepat Bangun!
Belle : “Ugh, siapa itu?”
Gaston : “Ini aku, Gaston. Cepat keluar, aku punya berita penting.”
(Belle Membuka Pintu)
Belle : “Ada apa Gaston?”
Gaston : “Ayahmu, Belle! Ayahmu! Ayahmu ditangkap oleh si monster kastil.”
Belle : “Hah!? Siapa yang memberitahumu?”
Gaston : “Seorang bocah saat itu sedang berkelana di tengah hutan. Ia bilang ayahmu pergi ke dalam kastil itu untuk mencari tempat berteduh. Ia masuk, tetapi ia tidak keluar.”
Belle : “APA??? Kalau itu benar, maka kita harus menolongnya, Gaston! Siapkan kudamu. Kita berdua akan pergi menolong ayahku.”
Gaston : “Ehm, Belle, kau tahu aku pasti bersedia untuk menolong ayahmu, namun aku ada sedikit urusan penting. Aku ada – emm, -- rapat RW. Ah, ya! Rapat RW. Pak kades memintaku. Dan kau tahu pak kades, dia akan marah kalau aku tidak menurutinya. Jadi, ya, selamat tinggal – dan semoga beruntung!”
(Gaston lari kabur.)
Belle : “Huh! Dasar lelaki pengecut! Oh, lebih baik aku pergi sekarang.”
(Belle berangkat menuju hutan.)
Gaston : “ Belle! Belle! Cepat Bangun!
Belle : “Ugh, siapa itu?”
Gaston : “Ini aku, Gaston. Cepat keluar, aku punya berita penting.”
(Belle Membuka Pintu)
Belle : “Ada apa Gaston?”
Gaston : “Ayahmu, Belle! Ayahmu! Ayahmu ditangkap oleh si monster kastil.”
Belle : “Hah!? Siapa yang memberitahumu?”
Gaston : “Seorang bocah saat itu sedang berkelana di tengah hutan. Ia bilang ayahmu pergi ke dalam kastil itu untuk mencari tempat berteduh. Ia masuk, tetapi ia tidak keluar.”
Belle : “APA??? Kalau itu benar, maka kita harus menolongnya, Gaston! Siapkan kudamu. Kita berdua akan pergi menolong ayahku.”
Gaston : “Ehm, Belle, kau tahu aku pasti bersedia untuk menolong ayahmu, namun aku ada sedikit urusan penting. Aku ada – emm, -- rapat RW. Ah, ya! Rapat RW. Pak kades memintaku. Dan kau tahu pak kades, dia akan marah kalau aku tidak menurutinya. Jadi, ya, selamat tinggal – dan semoga beruntung!”
(Gaston lari kabur.)
Belle : “Huh! Dasar lelaki pengecut! Oh, lebih baik aku pergi sekarang.”
(Belle berangkat menuju hutan.)
* note prolog diatas, sedikit keterangan dari ibu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar