Beauty and The Beast : (Scene 8-10)

by: Vikra Alizanovic (penulis naskah dan sutradara)

Scene 8

Walaupun Bu Teko telah memintanya untuk tidak memasuki kamar tersebut, rasa ingin tahu Belle sangatlah besar. Akhirnya, malam itu, Belle berniat untuk mengunjungi kamar itu. Kamar itu terletak di menara teratas Istana tersebut. Akhirnya, ia sampai di pintu kamar itu.
Tanpa pikir panjang, Belle memasuki kamar itu. Ia bisa melihat ranjang besar yang sepreinya sudah robek-robek. Akan tetapi, diujung kamar ia bisa melihat sebias cahaya. Ia melihat Sebatang bunga mawar yang terletak didalam sebuah tabung kaca. Belle mulai mendekati Mawar itu. Kelopak mawarnya sudah berkurang lebih dari setengahnya.

Beast : “Apa yang sedang kau lakukan disini?”

Belle : “Beast, aa—aaku sedang berjalan-jalan. Oh tuhan, dimana aku sekarang.”

Beast : “Kau tak boleh ada disini. Sekarang kau harus---“

Sebelum Beast bisa selesai bicara, Mawar dibelakangnya bercahaya. Diiringi cahaya itu, 1 kelopaknya gugur. Menyisakan 2 kelopak lagi.

Beast : “Oh, tidak. Aku kehilangan waktu….”
(Beast berjalan mendekati mawar tersebut)

Belle : “Beritahu aku, sebenarnya apa ‘itu’?”

Beast : “Mawar ini menentukan nasibku. Jika aku belum menemukan cinta sejati sampai waktunya kelopak terakhir gugur, aku akan tetap seperti ini selamanya. Nah, sekarang kau harus pergi dari kamar ini. Pergi mencuci piring atau mengepel atau apalah---

Gaston : “BELLE!! AKU DATANG UNTUK MENYELAMATKANMU, BELLE!”

Beast : “Hah!? Siapa itu?

Belle : “Gaston!!”

Beast & Belle melihat dari jendela kearah bawah dan melihat Gaston dan beberapa orang desa sedang mencoba untuk menerobos masuk kedalam kastil. Beberapa saat kemudian, akhirnya mereka berhasil menerobos kastil.

Beast : “Dasar manusia-manusia biadab! Tak bisakah mereka meninggalkanku sendiri. Huh, mereka pasti datang untuk menolongmu. Aku harus menangani masalah ini.”

(Beast pergi meninggalkan kamar)



Scene 9

Tepat sebelum Belle ikut meninggalkan kamar, Mawar itu bercahaya lagi, dan 1 kelopak gugur lagi, meninggalkan 1 kelopak terakhir.
Setelah sampai dibawah, pemandangannya mengerikan. Teman-teman perabotannya berserakan dimana-mana. Orang-orang desa membakara dan mengayunkan kampak mereka seenaknya. Belle pergi mengumpulkan teman-temannya, lalu membawa mereka ke tempat aman.

Bu Teko : “Oh, Belle, terima kasih telah menolong kami. Tadi itu sangat mengerikan. Tiba-tiba saja pintu terbuka dan orang-orang beringas masuk bagaikan sekumpulan singa lapar.”

Lumiere : “Ya, aku hampir saja mati tadi.”

Clocksworth : “Oh jangan cengeng dasar kau lilin tak berguna!!”

Lumiere : “Oh ya!? Setidaknya aku masih berani melawan mereka. Kau langsung jatuh pingsan, ingat?? Lelaki macam apa kau ini?”

Clocksworth : “Hei, tadi itu adalah situasi yang sangat menegangkan. Dan aku dibesarkan oleh ibuku dengan penuh kasih sayang. Aku tak terbiasa dengan kebrutalan!”

Lumiere : “Ya.. ya.. dasar jam cengeng! Bisanya hanya berdenting saja! Nyalakan api semangatmu!”

Clocksworth : “Weh, ngajak berantem?”

Lumiere : “Ayo, siapa takut!!”

Belle : “Diam, kalian berdua! Diam! Tak sadarkah kalian akan situasi kita sekarang ini. Sekarang aku Tanya, apakah ada dari kalian yang melihat Beast?”

Lumiere : “Ya, kalau aku tidak salah lihat, ia pergi mengejar seorang pemuda berotot tadi ke arah atap!”

Belle : “Gaston!! Oh tidak, aku harus menyusul mereka berdua! Tolong jaga mereka berdua untukku, Bu Teko…”

Bu Teko : “Ya, tentu, anakku.. pergilah sana..”


Scene 10

Belle beranjak pergi menyusul Beast. Tak tahu kenapa, ia merasa lebih khawatir terhadap keselamatan Beast daripada keselamatan Gaston. Namun, ketika ia sampai keatas, semuanya sudah terlambat. Ia melihat Beast terbungkuk dengan sebilah pisau tertancap di dadanya. Tapi ia tidak melihat Gaston.
Belle berlari kearah Beast. Ia mencabut pisau yang ada di dadanya. Beast menggeram. Lalu mereka berdua saling berpegangan tangan. Belle menangis.

Belle : “Kenapa ini bisa terjadi? Siapa yang melakukan ini?”
Beast : “Hei, jangan kau menangis. Kau terlihat buruk bila kau sedih. Gaston menusukku. Lalu kudorong dia ke bawah. Dia terjatuh. Aku tak sengaja. Tak usah kau pedulikan aku. Makhluk buruk rupa sepertiku memang pantas seperti ini. Inilah akhir yang pas untukku. Sekarang kau bebas, Belle.(Beast membelai rambut Belle). Aku cinta padamu”
(Beast terjatuh)

Belle : “Oh tidak, kau tak boleh mati. Siapa yang akan menjagaku. Aku—aa—aku.. aku juga cinta padamu.

(Lalu Belle mencium si Beast)

Bersamaan dengan saat itu, kelopak mawar terakhir jatuh. Kemudian sesuatu yang ajaib terjadi. Luka Beast mulai memudar. Cahaya berpendar dari tubuhnya. Sedikit demi sedikit tubuhnya mulai berubah. Beast telah berubah. Kutukan itu telah lenyap. Ia telah menemukan cinta sejatinya. Kini di pangkuan Belle telah tebaring seorang Pangeran tampan.
Kemudian, si Pangeran telah terbangun. Mereka berdua berpelukan dalam isak tangis bahagia.
Akhirnya, Beast—maksud saya—pangeran menikah dengan Belle. Istana itu kembali hidup. Semua perabotan sedah kembali lagi menjadi asalnya. Dan mereka semua hidup dengan bahagia.


-THE END-










(Drama ini akan dipentaskan di sekolah akhir semester,mengundang wali murid dan kelihatannya event-nya dibikin serius. Moga-moga dramanya mantab ya kak, dan semoga karya berikutnya terus mengalir).

Tidak ada komentar: