Coffee Plantation of Banaran in Salatiga





Ini foto kami saat keliling perkebunan k0pi Banaran. Telaga di latar belakang, adalah telaga rawa pening. Di ujung telaga, view lereng Merbabu juga indah. Sayang gak ketangkep kamera..

Kereta wisata yang dipakek keliling ini aslinya mobil Taft diesel tahun 80-an. Nyaman juga. Sopir yang sekaligus pemandunya, orangnya enak. Tahu gak, berapa honor buruh pemetik kopi di perkebunan ini? Kalau gak salah, cuma Rp 2000 per kg. Jadi, kalau satu buruh --umumnya ibu-ibu-- sehari hanya bisa metik 10 kg, ya cuma dapet Rp 20 ribu.

Kata pemandunya, yang ditanam di perkebunan ini adalah kopi robusta. Ada sih arabica, tapi tanahnya kurang cocok. Produk kopi banaran ini hampir semua di-ekspor. "Paling banyak ke Eropa," kata si pemandu.

"Eropa-nya mana saja," tanya kita.

"Ya Belanda, Perancis, Italia...Australia!"

Hehe..(Australia dah pindah ke Eropa to? Kok gak bilang-bilang?)

Muchlis_ar@yahoo.com

Tidak ada komentar: