Istanbul, 18 Maret 2007
(Vikra rencana mau bikin tulisan tentang ini. Kita tunggu saja.. )
Gambar paling atas adalah singgasana sultan saat mengunjungi Harem (area tinggal istri-istri dan "perempuan-perempuan" yang disediakan untuk raja). Disini sultan biasa menyaksikan hiburan tarian sajian penghuni Harem sekaligus kesempatan untuk melihat/memilih perempuan yang disukainya.
Ini adalah kamar-kamar penghuni Harem yang jumlahnya bisa ratusan. Perempuan penghuni Harem bisa diambil sejak belum balig sekalipun. Harem ini sangat dikontrol oleh ibu dan permaisuri Sulthan, terutama ibulah yang punya otoritas untuk mendidik para penghuni Harem, khususnya yang potensial akan dijadikan istri-istri raja. Sedemikian dididik agar calon istri-istri tersebut "hebat", karena merekalah calon ibu para sultan penerus. "Untuk memenangkan perhatian sultan dan ibunya, kerap persaingan dilakukan dengan cara-cara sadis. Selat Bosporus salah satu saksi bagaimana perempuan Harem yang pemberontak harus diakhiri hidupnya dengan ditenggelamkan disana". (Demikian cerita turistik yang didengar jutaan pengunjung)
"Ini kamar mandi para penghuni harem. Harem ini juga dijaga oleh para bodyguard kulit hitam. Konon mereka juga dikebiri..."
Selalu kalau masuk space-space macam Harem begini, senang sekali menempel ke group-group turis bule sambil nguping apa yang tertransfer kekepala para pengunjung ini. Selalu sama bahwa raja/lelaki Islam hobi perempuan, bertumpuk kemewahan dan sadis...
Tapi bersyukur akhirnya tahu Harem bukan hanya dari tulisan orang, tapi bisa menyentuh sendiri dindingnya dengan tebaran kaligrafi cantik ayat-ayat Tuhan yang bertubrukan dengan nafas-nafas sesak perempuan, membayangkan belitan seumur hidup tanpa pilihan, menyedih bagaimana berhias raga dan mengkebiri hati, menghayati menghitung menit dan terbiar....
Leiden 5 Maret 2008
Yunich1@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar