Pergaulan "Bebas" & Sehat untuk Anak

Email ayah, 20 Sept 08: "ini susahnya jd pengurus pomg (Asosiasi orang tua murid). udah 2 jam, nungguin meja depan kelas sekolah vikra. meja buat penerimaan "thr" dari walimurid. dateng paling pagi, pulang paling terakhir. kacau! vikra rangking 8 lumayan lah. ada 3 pelajaran yg dinilai belon tuntas, matematika, agama, ama informatika ato apa lah. yg lucu, nilai kerajinan, kelakuan, kebersihan, A semua. gurunya seneng banget ama dia. paling gaul, paling aktif. deket ama semua guru, kata wali kelasnya."emotional inteligence vikra bagus banget," kata mbak Ida niruin Jalu. ya, tapi kok kebersihan dapet A ini gimana coba!?"

Email ibu (beberapa ditambahin dan dimodif) : "hebat..hebat! .... ciapa dulu dong ayahnya, eh emaknya juga ciapa dulu.... Prestasi nggak perlu membandingkan dengan siapa, tetapi mengoptimalkan kemampuan dia untuk bersaing dengan diri sendiri dan lebih baik dari hari kemarin.... Itulah definisi prestasi kita ala kyai.

Gimana gak gaul, wong sejak di sanggar ayu (1) kita gabruk-gabrukin/bebasin main ama siapa aja. Di gang jambu kita ampe pening gimana (2) nyelarasin gaul ama siapa, tapi dia tidak kepengaruh. Inget gak dia niruin kata-kata kotor yang dia gak tahu artinya, dari temennya anak seorang pekerja seks dan ayahnya yang penganggur dan pemukul. Kita tetep bolehin aja main...tapi kita (3) utamain temen-temennya main ke rumah, sehingga kita bisa ingetin mereka (4) Biasakan mengundang tamu/kawan dirumah dan ajak mereka makan satu meja, biar latihan membangun obrolan. Kita juga (5) biasain anak diajak kemana aja bertandang ke multi kelas dan usia, baik itu teman, kolega atau ke sodara, (6) ke acara-acara kantor yang memungkinkan bagus juga dibawa...sampai kayak kanguru! kemana-mana diajak :). Lalu (7) kalau mereka oke, kita puji, kalau ada yang perlu diperbaiki kita obrolin di mobil. He..he...hasilnya lllumayan. Heran kalau ada orang tua yang nggak mau repot bawa anak, atau suka nasehatin anak suruh pilih-pilih berteman ya yang.... kita ke anak selalu bilang, boleh main sama siapa aja..mau ama pencopet, penjahat, narkoba sekalipun. (8) Tapi harus ukur diri, kalau kuat tidak terpengaruh lanjut saja dan bagus juga untuk belajar kenapa mereka jadi begitu. Selain itu untuk nguatin mental untuk tidak terpengaruh. Tapi kalau kita nggak kuat, bagusnya ambil jarak. Karena membiarkan anak "steril"menseleksi teman, membuat mereka jadi tidak terbiasa fleksible bergaul dan justeru titik tertentu bisa berbahaya, karena mentalnya tak teruji untuk latihan menahan diri tidak terpengaruh. Ini ibarat anak yang biasa hidup over bersih steril, begitu makan yang kurang higenis atau datang ke negeri tropis, langsung ambruk. Intinya biar anak memilih bergaul dengan siapa. Inget waktu anak-anak kecil selalu ngeluh diajak ke tempat sodara, katanya harus salaman melulu, ngobrol lama...tapi kita (9) jangan mau mengalah nurutin yang mereka suka saja dan mau enaknya, kita perlu tetap bertahan dengan cara bijak ngajak mereka ke sodara-sodara, temen dll biar mereka tahu arti gaul, arti menjaga hubungan dekat dengan sodara, dengan sobat-sobatnya.... Tapi yang hebat..ayah hebring nemenin day-per day dan anak semangat dan ok. Cun dan bangga banget..bilang ke kakak....hebat...hadiahnya sun 10 kali.

Tidak ada komentar: