Tidak Punya (Foto) "Tokoh Celeb"

Sulit untuk ditelusur kenapa di kepala ayah ibu dan nurun ke Vikra Vinda, nyaris samar konsep "tokoh" atau idola seperti kebanyakan persepsi orang. Mungkin karena didikan egaliter dalam keluarga, sikap hormat pada orang yang dianggap berjasa terutama yang sepuh/tua lebih mengedepan ketimbang menghargai idola-idola selebritis. Akung selalu menggaris bawahi jasa-jasa orang sepuh yang bersahaja, dan nyaris datar menyebut tokoh-tokoh "konglomerat" lokal yang notabene sahabat akung-uti juga. Sering dulu kecil diajak silaturahmi ketempat pakde Hadi Haromain yang konon sangat beriman, pakde Moel yang pengabdi dan soleh, bude Kurmen perempuan tangguh yang membesarkan 7 putra-putrinya sampai jadi "orang" untuk ukuran beliau dengan peluh dan mukenanya.

Mungkin juga, layar kaca bagi anak-anak sudah tidak berjarak "diatas kepalanya" lagi. Karena presenter-presenter yang cantik-cantik itu team dan teman2 ayahnya. Bahkan ayahnya kerap cerita habis marah sama presenter cantik yang "bodoh" waktu dikasih tugas ayah untuk meliput tapi mengecewakan (karena ayah termasuk yang bersikukuh bahwa presenter itu harus juga jadi jurnalist dan harus pintar, tidak sekedar jual tampang!). Lalu anak-anak juga kerap diminta ngritik kesan terhadap presenter tertentu, dan itu disampaikan ayah ke temen-temennya presenter selebritis itu.Jadi Viva sering dapat salam dari selebritis yang habis mereka kritik. Mislanya, ÿah..tante ini kalau baca berita jangan meloto-melotot ngapa..". Jadi hadiah kritikan itu, Viva pernah dikasih foto dan tanda tangan..eh ama mereka dicuekin aja :). Kami juga dibawa ayah kekantor dan kenalan sama mereka, termasuk anak-anak melihat bagaimana sebuah siaran diproduksi. Jadi TV bukan kaca kristal yang menyilaukan lagi buat mereka.

Yang paling menyebalkan, kalau ayah atau ibunya ngasih tahu.. hai sayang tuh dengerin tuh tante Z, Om A, tante B, om C, (tokoh nasional yang sering masuk TV dan mereka adalah sahabat kita)..anak-anak malah komentar: "ah, bosen, semuanya diaku temen". Ha..ha...kacau! Padahal kan memang lingkaran ayah dan ibu (Islam, gender, civil society, media, dll) ya memang sudah biasa nongol di TV...atau ayah ibunya juga kadang-kadang mereka tonton/baca di media..jadi buat mereka orang dibalik TV-media itu ya biasa-biasa aja.

Pernah Vikra ngobrol dan makan Chiki berdua sama Shanaz Haque, karena Syahnaz jadi pembaca acara di ultah Ford dan Vikra diminta ngisi acara Story telling... pas dikasih tahu itu celeb terkenal lho kak..jawabnya: so whatt???. Dikenalin sama Ratna Riantiarno ibunya Saddam dalam film Sherina, mereka salaman trus biasa aja. Ketemu Melly Guslow dirumah temen sepupunya Melly yang lagi ultah, juga cuma senyum... Di kafe lihat band Joshua yang waktu kecil Vikra suka, ya datar aja... ibunya cerita nyanyi trio ama Opi Andaresta, malah pada diketawain. Banyak event kultural atau tempat hiburan/mall yang kita kunjungi ada artis..ya mereka nonton mengapreasi, tapi nggak pernah diceritakan berlebih dengan teman2nya..apalagi minta foto atau tanda tangan. Nyaris tidak pernah!! Sejak mereka kecil, anak-anak juga udah menginap di villa Dono (warkop), dan sejak TK sampai SD/SMP Muhammadiyah, mereka sekelas/seangkatan sama artis. Di TK ada Ria Enez tantenya temen Vikra, juga ada anak Suti Karno yang jadi Atun. di SD ada anak Edi Riwanto, juga ada artis pemain utama kaos kaki ajaib (seangkatan beda kelas ama Vinda). Jadi Muhammadiyah 12 terkenal di pamulang rada bonafit katanya banyak artis/anak artis...padahal beberapa aja sih! Dan Vikra-Vinda sering bilang norak kalau ada temennya yang minta tanda tangan sama tokoh yang datang kesitu. Yang lucu waktu Dien Syamsudin tokoh ketua PP Muhammadiyaha mau ke sekolahnya, sekolah kan heboh mau menyambut, termasuk Vinda sibuk nyiapn baju drum band. Eh, malam sebelumnya (Om) Dien Syamsudin telp ayah/ibu dan juga bicara sama Vinda, bahkan waktu di Belanda om Dien pernah maksa kasih sesuatu untuk Viva. Mungkin dari hal-hal begini, membuat arti tokoh-idola itu samar buat mereka.

Moga-moga foto ini tidak jadi bahan tertawaan mereka. Mungkin untuk pertama kali ibu foto sama celeb (cak Nun dan Novia Kolopaking). Ini niatnya mau moto tante Lies, tapi tiba-tiba ada orang yang nyerobot kamera ibu sambil bilang.."sini saya foto berempat"..nah lho..kok bisa? Ya..buat kita cak Nun ya biasa aja. Ibu pernah dimoderatori cak Nun waktu diminta jadi narasumber (panel sama Agum Gumelar, dll) pas 100 hari wafatnya Cak Nur di Univ Paramadina.

Ini geng poci melawai ayah,lengkap dengan presenter cantik-cantik dan baik-baik yang jadi sobat ayah dan beberapa akhirnya juga jadi temen ibu. Geng poci ini geng ngumpul waktu di Metro TV yang anti establishment :).

Inilah sekilas, kenapa kami jarang punya foto sama tokoh celebritis, kecuali memang tokoh "besar", misalnya kita pernah ajak renang dirumah mantan menteri atau keluarga tokoh nasional yang namanya dibuku sejarah mereka disekolah, kita jelasin panjang lebar bahwa ini orang hebat, jasanya dan perjuangannya hebat. Intinya kalau tokoh intelektual atau tokoh bangsa ya kita akan tekankan. Misalnya Nurcholis Madjid, juga Fathema mernisi..biasanya kita jelasin...

Tidak ada komentar: