Like daughter like mother: Hobby and female talk

Kata orang kami serupa..tapi tak sama...
"bu, apa bumbu spagheti? blz!!, beberapa hari kemudian ada sms lagi dari gadis yang sama: "Bu disini jarang kan ada minyak ikan sama minyak wijen, beliin ya". Ayah nambahin sms: Mau dimasakin apa? Vinda beli buku masak hidangan berkuah terlezat..hmm (04-11-07). Ya, Vinda hobi memasak. Tapi ada juga buah jemari lezat dia, permainan piano klasiknya yg juga sedap (walaupun kalau diminta main, susah ngrayunya, nunggu lagi mood). Hobi lainnya outbond!
Kalau pas wiken, sesudah dari toko buku, pas ayah kakak hunting CD, kami berdua hunting aksesories untuk bergaya. Ya, kami berdua sudah mulai bisa tukaran baju, sepatu, aksesories dll. Yang jelas, kami selalu diskusi, nggak apa-apa gaya, modis, yang penting otak dan hati harus berisi! Jangan sampai guaya selangit tapi otak kosong!! Kami sambil keliling ngobrol, jangan ikut tergiur mental "sakit"ingin putih, seperti desakan iklan-iklan. Nikmati dan rawat apa yang didapat dari Tuhan. Jangan takut hitam berpanas-panasan kalau memang mendapatkan banyak pengalaman!! Yes..white is not always beautiful.. pelajaran tinggal di negeri berkulit putih , membuat dia sadar, bahwa orang bule aja pingin coklat. Jadi sambil gandengan cari aksesoris atau mandi berluluran berdua, kami menjadi teman, bebas tanya jawab soal reproduksi dan menyiapkan anak-anak menjadi ABG yang ceria dan moga-moga matang.

Banyak yang bilang kami berdua mirip, tapi satu-satu elemen wajah beda! Beberapa elemen Vinda mirip ayah juga. Tapi langgam kami mungkin banyak miripnya. Kami berdua ceriwis, ngaturan (ya kak?) spontan dan expresif (begitu penilaian ayah ttg ibu, tapi kalau Vinda gimana yah?). Ibu hobi singing, dancing and decorating. Kalau udah decor rumah lupa waktu bahkan kadang kesel-keselan sama ayah, karena ibu ngeyel dengan ide ibu (tapi hasilnya bagus kan yah?). Kerap juga diminta teman untuk decor rumah baru mereka. 2 kali rumah kami masuk majalah interior dan kamar di Leiden pernah jadi contoh kamar international student house untuk promosi univ Leiden. Tapi ibu nggak suka masak (untung Vinda suka). Walaupun kalau sudah terpaksa, ya pasti ibu bisa. Terutama pas di Amerika dan Belanda sama keluarga, masakan ibu lumayan kan? Buat ngundang dinner temen-temen juga tidak mengecewakan. Tapi kalau masak indomie dan dadar telor, ayah nggak percaya ibu! Turun tangan sendiri. Emang bener sih, rasanya lebih enak! Untuk kasih sambal di soup, Vinda juga bilang, ayah aja yang kasih!! He..he... Tapi Vikra juga biasa masuk dapur dan sibuk nyusun menu buat mbak Tuti. Ya, kami berempat nggak cowok nggak cewek lentur dengan dapur dan makanan.

Catatan kecil satu lagi, ibu dulu waktu Vikra lahir pingin dipanggil "bunda" tapi nggak kesampaian, karena kata ayah kayak sandiwara aja! he..he..akhirnya banyak sobat karib yang tahu cerita ini, dan mereka nyuruh anaknya panggil ibu dengan bunda...yang panggil ke kami mami dan papi juga ada, untungnya bunda-panda nggak ada. Bahkan 4 anak om Aam, semuanya ayah yang kasih nama! Jadi, banyak anak banyak rejeki!!

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Iya, soal warna kulit ini jadi big issue waktu Jalu pulang ke Indonesia thn 2005. Biasa pada bilang, Jalu kok tambah hitam. Sementara warna kulit disini agak sensitif, dia jadi agak marah. Dia bilang aku nggak minder berkulit hitam. Sebab aku lihat orang berkulit putih disini juga biasa-biasa saja. Dan teman-temanku yang berkulit berwarna juga pintar-pintar.

Anonim mengatakan...

ughh... foto-fotonya itu lho, ngga kuku.... :D hehhehehe

soal kulit hitam, anehnya bbrp org di indo menganggap kalo sudah ke negara 4 musim, kulit lantas mesti jadi ikutan putih gitu, kelunturan salju kali maksudnya ya :D ... waktu saya ke indo setelah lama ga pulang dulu, semua orang mulai dari tante, teman tante, abang jualan teh botol, dst selalu nanya: "lho, masa ini ponakan yg baru dari belanda itu? kok hitam?"
bahkan mama saya sendiri juga nanya, waktu baruuu saja nyampe rumah dari airport: "kok hitam?" lha piye to mama ini, wong bawaan orok kok :P hehehhehe

Amelia Fauzia mengatakan...

betul. setelah ke negara empat musim (baca: berwawasan luas gitu) kita lebih menghayati isu warna kulit ini dan gak mudah jadi korban iklan pemutih... Duh suka banget lihat ibu sama anak bisa cs-an begini... PS: Yun, aku taro link gangjambu di blog-ku ya.