Kuba: si Teni di tempat baru

Silaturahmi Berbuah Kucing
"Vin, om Fauni punya sodara punya kucing bagus-bagus 12. Mau nggak? Tapi kita harus ambil ke Buah Batu". Pasti dengan suka cita bahagia, si gadis Vinda langsung lobby sana sini, ngrayu ayah ibunya buat ambil kucing itu, padahal acara reuni IKPP belum tuntas selesai. Awalnya dia rada nggelibet bermalas ria mau diajak ke Bandung. Vinda mau mid semester katanya. Tapi deal berangkat karena mau mampir ke Ciwalk dan cari makan sedap di Bandung. Tapi begitu ditawari ambil kucing, ciwalk kalah!! makan enak juga lupa, karena acara IKPP menyajikan hidangan khas Sunda yang dia suka.

Pas kita sampai di rumah Om Uncu (adik umminya tante Neng-Om Fauni), seru banget. Mereka bercerita tentang kucing seperti sedang cerita ttg anak-anaknya. Satu-satu hafal nama dan sejarahnya. Ada Cesar, Cesar Junior, Nurdin M Top, Jacky, Teni dll. Family tree-nya jelas. Lalu tips memelihara kucing juga piawai betul. Jadi kami seperti kuliah ttg Cat-ologi (perkucingan) dengan segar. Dari 12 itu, Vikra Vinda suka Jacky atau Teni. Tapi jacky ngambek nggak mau diajak migrasi ke gang jambu. Sampai-sampai teteh Erry, putri om dan tante yang jadi "bidan dan perawat" para kucing yang sehat dan bongsor-bongsor itu dicakar, padahal udah sabar ngrayu. Tetah perawat kucing yang baik, dia cerita "teteh mah pernah bantu ngelahirin kucing-kucing itu di tangan, jijik sih, tapi kasihan, kucingnya masih muda belum tahu cara melahirkan, takut mati. Eh, nggak tahunya anaknya 6".
Selain dapat oleh-oleh kucing dan ilmu merawatnya, kami juga dijamu dengan sate dan ayam goreng lezat... diramu dengan becandaan dari teteh (mama teh Erry), katanya Vikra Vinda pantesnya jadi adik-adik kami, katanya kok bisa anaknya udah gede-gede banget.

Teni = Kuba

Akhirnya kami bawa pulang kucing Teni, Vinda Vikra pindah ke mobil om Fauni jadi tim pengawal kucing. Waktu awal-awal nyampe rumah, Teni kami panggil dg Teni, tp kok nggak noleh. Mungkin salah nada atau beda suara. Akhirnya kami coba cari nama baru buat menyejarahkan asal-usulnya. JAdi kami buat nama tambahan "kuba" artinya Kucing Bandung. Tapi kami juga masih panggil Teni. Kuba kok kedengaranya macho tapi tetep lembut.

Kuba/Teni "hilang" dan sayembara

Yuniyanti Chuzaifah (status ibu di FB jm 8 pg) "sedih banget... kucing hadiah dari Bandung keluar rumah tak bilang dan belum pulang (moga-moga jangan hilang). Susah bilang ke Vinda yg sangat "jatuh cinta" sama kucing barunya. Ada ide biar balik? Udah dicari dimana-mana belum ketemu, tet...angga sudah partisipasi turun tangan juga, bahkan ada tim khusus yang akan dikasih bonus kalau nemu. Gak siap njelasin ke Vinda".

Lalu ada 14 komen, mayoritas usil: ada yg suruh miscall, panggil polisi, pake anjing pelacak, bawa KTP nggak? Tapi ada jg yang serius nawarin anak kucing persianya kalau udah melahirkan buat menghibur Vinda dan satu lagi juga nawarin kucingnya. Ada juga yang kasih analisis yang serius ttg perkucingan. Selang sore hari setelah kecewa di ubun-ubun, sepagi sampe siang semua anggota keluarga dikerahkan cari, tetangga juga, sampai ibu sempat mbrabak terutama nggak tega sama Vinda dan guilty. Pas Vinda pulang sekolah dijelasin ayah, jelas dia kecewa tapi sedihnya tertahan dan ketika dihibur ada yang nawarin kucing persia, dia bilang: bukan soal gantinya bu, tapi kasihan makannya gimana, kalau kehujanan gimana". Duh, tambah seseg aja ibu. Akhirnya cari sama-sama dia ke danau walaupun hujan rintik dan ngumumin sayembara ke anak-anak kecil kalau nemu akan dapat 100 rb.
Kuba/Teni "Kembali"
Sore hari, khirnya ada kabar gembira yg ibu update di status FB: "berkat doa temen-temen semua, kucing sudah kembali. Padahal (tetangga) dan anak kecil-kecil sudah jadi penjelajah mencari sampai ke empang dan danau, sampai ujuang sana sini, laporan tiap beberapa saat (karena ada sayembara, buat yang nemu akan dapat hadiah dari kak Vinda 100 rb)...eh pas sore, ibu lagi ngetik di kamar Vinda, embaknya teriak histeris sampai serasa jantung mau copot: "ibuuuu...ibuuuuuu......". ibu pikir kompor ... atau sesuatu yang membahayakan dia. "Kuciiiingggg bu...kuciiiiingggg". Rupanya pas dia ngepel kamar kami, dibawah lemari yang kolongnya super rendah bahkan dari depan cuma bisa masuk tangan...rupanya kucing ngumpet disitu dan kaget saat disodok kain pel, dan embaknya juga kaget. Ya, ampun, berarti kucing ini bertapa diam hampir 10 jam, dg space yg sempit banget. Wah...Vinda bahagia banget...apalagi ibunya yang guilty krn kucing hilang ini pas ditinggal ke toilet (dia baru adaptasi 2 hari di rumah).. Thankkk untuk semua and happy".

Kuba yg ceria

Yang jelas Kuba/Teni cepat adaptasi, hari pertama langsung eskplorasi, sama kucing yang ada di rumah juga bersahabat, termasuk dg Benzo yang galak, juga pede aja. Cuma ada satu kucing item yang suka mampir yang sempet bersitegang. Makan, pup, pipis sudah normal. Cuma kalau maem, kadang manja, maunya dari tangan. Kandang barunya sering kosong , karena dia meang-meong kayak nggak hepi didalam kandang, jadi sering kami lepas. Tapi juga was-was kalau dilepas takut lepas beneran, seperti peristiwa diatas. Tapi yang jelas, dia juga punya pertapaan khusus dibawah lemari yang bikin kami juga tenang. Terimakasih Om, tante dan teteh Eri.

Tidak ada komentar: