Setiap
manusia pada dasarnya pasti mencari kebahagiaan. Namun, kebahagiaan adalah
sesuatu yang relative yang artinya pendapat orang mengenai kebahagiaan itu
sendiri berbeda-beda. Pendapat suatu manusia mengenai kebahagiaan tentunya
didapatkan dari pengalaman hidupnya. Contoh, jika seorang manusia yang
dibesarkan diperdesaan mungkin adalah untuk bisa mengolah sumber daya alam
sekitarnya menjuadi sesuatu yang berguna dan menguntungkan bagi dirinya. Berbea
dengan seseorang yang dibesarkan ditengah keramaian kota metropolitan yang
mengalami derasnya arus globalisasi, mungkin kebahagiaan itu sendiri adalah
untuk mendapatkan gelar atau pekerjaan yang baik agar dapat memunuhi segala
kebutuhan tersiernya agar derajat nya sebagai manusia yang hidup ditengah
metropolitan terangkat, seperti mobil mewah, baju bagus, perhiasaaan, dan
sebagainya contohnya.
Seseorang
yang mencari setiap kebahagiaan yang dapat diraihnya adalah guna untuk mencapai
kesejahteraan. Seseorang dikatakan sejahtera ketika ia tidak lagi mengalami
kesulitan dalam hidupnya walau masalah terus menghadang karena ia telah
mencapai kebahagiaan tertinggi yang menurtunya ideal. Orang bahagia belum tentu
sejahtera karena kebahagiaan bersifat sementara sedangkan orang yang sejahtera
sudah pasti bahagia karena sejahtera merupakan suatu gambaran keseluruhan
tentang sebuah hidup manusia. Kesejahteraan sangat mempengaruhi kualitas hidup
seseorang. Bahkan, seseorang rela mengakhiri hidupnya karena menurutnya ia
belum mencapai kesejahteraan tersebut. Pada hakikatnya, seluruh tujuan hidup
manusia adalah untuk mencapai kebahagiaan yang ideal menurutnya agar tercapai
kesejahteraan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui factor-faktor apa yang mempengaruhi masyarakat terhadap paradigmanya tentang kesejahteraan. Mengetahui standar kesejahteraan di lingkungan desa dan kota.
HIPOTESIS penelitian ini, kita semua hidup diatas gelombang arus globalisasi yang
menuntut kita untuk mau tidak mau mengikutinya agar dapat melanjutkan dan
meneruskan kedudukan kita dalam community.
Karena tuntutan tersebut, dan kondisi abad yang segala sesuatunya membutuhkan
uang maka penulis menduga:
1.
Factor materialistic, unggul dalam
pekerjaan dan mendapat upah atau gaji yang besar merupakan salah satu factor
besar yang mempengaruhi paradigma masyarakat terhadap kesejahteraan guna
memenuhi segala kebutuhan hidup.
2.
Karena kurang dan lambannya arus
globalisasi di desa karena terbatasnya teknologi yang merupakan perantara
penyebaran informasi, maka masyarakat desa akan membuat keadaan social
disekitarnya sebagai patokan mengenai kesejahteraan. Salah satu kesejahteraanya
karena masih banyaknya sumberdaya alam diperdesaan, adalah memiliki usaha
pengolahan suber daya alam tersebut sendiri. Untuk masyarakat kota,
kesejahteraan adalah mencapai kebutuhan tersier dengan mudah, sebagaimana yang
digambarkan daqlam arus globalisasi mengenai standarisasi hal yang ‘keren’
dimata dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar